9

32.9K 3.3K 90
                                    

Aku mengerjapkan mataku beberapakali berusaha menyesuaikan sinar terang yang masuk kedalam dan menusuk mataku ini, ketika aku terbangun aku sudah tidak berada di dalam kereta kuda melainkan di sebuah ruangan yang cukup besar namun tidak sebesar saat berada di Skrates.

"Yang mulia, selamat datang." Sapa seseorang dan menunduk hormat ke arahku.

"Apa aku sudah tiba di Clarendon?" Tanyaku sambil menatap sekeliling. Sangat elegan aku menyukainya.

"Eh? benar putri, pangeran sendiri yang membawa anda kemari karena saat di dalam kereta kuda anda tidak dapat dibangunkan." Ucapnya sambil tersenyum ramah, "Apa anda melupakan kamar anda sendiri, putri?" sial aku lupa jika aku masih merahasiakan hal ini dengan Anne.

Nikolai? huaa aku sangat malu bagaimana jika tubuhku berat, "Mungkin, siapa namamu."

Kini wanita itu menatapku serius, "Anda tidak mengenali saya?" Tanyanya, "Putri apa anda sedang bercanda?"

Dimana Anne?! aku tidak ingin menghabiskan waktuku bersama wanita ini dan membuka kedokku sebagai Putri Dementieva palsu.

"Putri anda benar benar melupakan saya?" aku hanya dapat mengangguk dan itu semakin membuatnya sedih. Apa dia adalah seseorang yang sangat berarti di dalam kehidupanku ini? "Seharusnya saya ikut bersama anda dan menjaga anda dengan baik di Krates!" Ucapnya lagi, ini sangat konyol.

Baru saja aku akan turun dari tempat tidur dan pergi mencari Anne bertepatan dengan pintu kamarku yang tiba tiba saja terbuka dan munculah sesosok yang sebelumnya berada di dalam mimpiku.

Ia tersenyum ke arahku saat mata kami bertemu, "Hai, Ivy." Ucapnya sangat lembut. Jantung normal dong! dia kakakmu inget!

Aku hanya tersenyum dan menunduk gugup.

"Yang mulia." Ucap wanita yang berdiri di sebelahku memberi hormat kemudian mundur beberapa langkah memberi ruang.

"Apa kau masih sakit? kudengar kau tidak sadarkan diri selama beberapa hari disana." Pangeran Nikolai berjalan mendekat dan duduk dipinggir kasurku.

"A-aku baik baik saja, tidak ada yang perlu di khawatirkan." Jawabku sambil teresenyum berusaha setenang mungkin, namun memihat dari ekspresi Pangeran Nikolai yang begitu terkejut mendengar jawabanku justru membuatku ingin mati di tempat begitu juga pelayan tadi yang menatapku dengan pandangan aneh. Bodoh! bodoh! bodoh! Putri Dementieva tidak pernah tersenyum, bagaimana aku bisa melupakan hal itu. Matilah aku.

Aku segera memejamkan mataku rapat dan bersiap untuk di seret ke dalam penjara akibat menyamar menjadi seorang putri, namun itu tidak pernah terjadi justru yang kurasakan adalah usapan lembut di atas kepalaku.

"Kenapa pipimu sangat merah Ivy? apa kau masih merasa sakit?"

"Ah i-itu, mungkin efek kelelahan? haha iya kelelahan." Pangeran Nikolai semakin terkejut ketika melihatku tertawa. hehe Dementieva kau akan memenangkan penghargaan sebagai sandiwara terbodoh.

Pangeran Nikolai mengamatiku sangat lekat dan satu hal sangat mencuri perhatianku. Iris matanya yang senada seperti milikku dengan rambut keemasan miliknya yang berkilau ketika tertimpa cahaya matahari.

"Aku senang jika kau baik baik saja." Ucapnya pada akhirnya membuatku legah, "Dan aku senang kau telah kembali." ia kemudian membawaku kedalam dekapanya yang terasa hangat.

"Senang ada yang menantiku untuk pulang." Balasku riang, "Apa aku dapat bertemu dengan ayah?"

"Tentu, beliau akan sangat senang melihat kehadiranmu Ivy kalau begitu bersihkanlah dirimu terlebih dahulu dan aku akan menunggumu di ruang singgasana." Ucapnya kemudian sambil bangkit, "Aku menyangimu." Pangeran Nikolai mendekatkan wajahnya ke arahku dan mencium pucuk kepalaku sebelum akhirnya ia menghilang di balik pintu.

The Empress Choice'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang