31

14.4K 1.6K 15
                                    


PRANKKK

Aku menatap tak percaya ke arah tanganku, gelas anggur yang semula baik baik saja kini pecah berhamburkan mengotori tangan serta lantai. Tetes demi tetes warna merah pekat juga terus menetes mengikuti irama tetesan warna ungu anggur. Sial apa yang telah kuperbuat?!

"Astaga Dementieva!" Zeth menatapku panik dan langsung saja meraih tanganku. Tatapanya terlihat begitu intens begitu darah dari tanganku mulai merembes keluar menetesi tanganya.

"Jangan menyentuhku!" Sentakku kasar, aku tidak peduli sudah berapa pasang mata yang kini memperhatikan kami, "Kau telah melewati batas tuan." Ucapku seformal mungkin, mungkin Putri Dementieva yang asli akan sangat senang mendengar hal ini namun aku bukanlah dia. "Setelah pesta ini selesai, kembalilah ke asalmu Zeth dan jangan pernah mencampuri urusanku lagi." Kemudian beberapa pelayan segera menggiringku pergi menjauhinya yang masih terdiam mematung disana.

Rasa perih begitu menusuk nusuk telapak tanganku, Anne yang entah darimana datang terburu buru dengan raut wajah terkejut miliknya.

"Jadi seperti itu, Demy." Samar samar aku masih dapat mendengar ucapan dari Zeth, "Kau telah memutuskannya, kini aku mengerti."

Ini hanya luka kecil, namun kenapa dampak sakitnya menyebar ke seluruh tubuhku terutama dadaku.

Apa Zeth akan membenciku setelah ini?

"Putri, apa yang terjadi?!" Tanya Anne yang sedang memeriksa telapakku, " Saya akan memanggilkan tabib."

"Tidak perlu." Selaku cepat, "Kau bisa mengambil beling ini dengan tanganmu sendiri bukan?"

"Itu sangatlah berbahaya putri, bagaimana jika terinfeksi maka tangan anda akan jauh lebih parah terasa sakitnya."

Tanpa ingin mendenger lebih banyak lagi ucapan Anne, aku langsung saja menarik beberapa beling yang tertancap dalam di telapak tanganku begitu saja, "sshh Arghh-"

"Putri! Astaga apa yang sebenarnya ingin anda lakukan." Pekik Anne semakin panik ketika melihat darah yang merembes keluar jauh lebih banyak dari sebelumnya.

Astaga aku tidak memiliki saktu ini, beberapa menit lagi Alarick akan segera memasuki ruang dansa Istana, aku harus cepat menyelesaikan semua ini.

"Tabib telah datang." Seru salah seorang pelayan yang sedang berjalan tergopoh gopoh ke arahmu bersama dengan seseorang yang memakai jubah hitam panjang.

Sekilas aku dapat melihat rambutnya yang bewarna putih keperakan hampir sama denganku namun ketika orang tersebut menyadarinya ia segera menundukkan kepalanya lebih dalam.

Terasa familiar?



"Yang Mulia Kaisar Alarick de Sokrates IV." Pengawal tersebut mengumumkan kedatangan sang kaisar dengan lantangnya, lalu kemudian munculah Alarick yang diikuti oleh Antonio yang selalu setia berjalan beriringan di samping tubuhnya.

Semuanya terasa sama seperti kali pertamanya aku menghadiri pesta dansa di Sokrates, hanya saja ada satu hal yang sedari tadi mengganggu penglihatanku dan sangat terasa ganjal.

Aku tidak dapat menemukan keberadaan Agi.

Atau mungkin saja gadis kecil itu sedang merasa tidak sehat, mungkin...

Kemeriahan kembali berlanjut setelah Alarick menduduki singgasananya meski begitu aku selalu merasa jika pandangannya selalu mengawasiku dengan intens dan itu membuatku gugup.

Ketika aku hendak pergi untuk mengambil segelas minuman, tiba tiba saja beberapa pengawal berbaju berzirah hitam datang menghadangku dan mencegat kedua tanganku. Belum sempat memberontak mereka langsung saja menyeret tubuhku dengan sangat kesat dan menjatuhkanku tepat di hadapan sang kaisar.

The Empress Choice'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang