16

25.1K 2.7K 110
                                    


Butuh beberapa waktu untuk membujuk Antonio agar ia membiarkanku keluar dari kamar meskipun aku langsung berlari kabur darinya. Dan disinilah aku sekarang berusaha secepat kilat mencari keberadaan kaisar menyebalkan itu.

Tidak seharusnya aku merasa selemah ini, ugh sangat memalukan!

Aku tidak tau apa yang terjadi pada diriku semenjak di kurung diatas menara sialan itu, sesuatu terasa tidak tepat. Terasa kurang.

"Dementieva?"

Langkahku terhenti mendegar suara kecil yang begitu familiar, sudah sangat lama semenjak terakhir aku mendengarnya.

"Apa itu benar benar kau?" Ucapnya kembali, aku menolehkan kepalaku dan ia berdiri tegak beberapa langkah di belakangku dengan tubuh kecilnya. 

Putri Georgiana selalu terlihat sangat cantik meski diusianya yang masih sangat muda.

Menyadari keberadaanya aku langsung saja menutupi wajahku menggunakan kain yang sedari tadi telah kuselampirkan di leher. Bukan tanpa alasan untuk melakukan hal tersebut, hanya saja aku tidak mau jika Agi menjadi takut setelah melihat wajahku yang sekarang.

"Putri." Seruku, "Sepertinya anda salah orang." Aku membuat suaraku terdengar jauh lebih berat berusaha menjauhkannya, namun tak kusangka justru ia akan berjalan mendekat ke arahku dan menyuruhku untuk mensejajarkan tinggi kami.

Tangan kecilnya terulur perlahan berusaha membuka penutup kainku, "Tidak apa apa Dementieva, aku tidak akan takut padamu." Ucapnya menenangkanku seakan dia tau apa saja seluruh isi kepalaku. "Aku mengerti apa yang terjadi."

Tentu saja anak ini sama seperti ayahnya dan aku tidak akan pernah bisa membohonginnya, insting keduanya benar benar sangat tajam.

Jika sudah seperti ini apa boleh buat, perlahan aku membuka lilitan kain yang menutupi wajahku meski masih terasa sedikit enggan. "Maaf, aku hanya tidak ingin membuatmu takut Agi."

Mata violetnya kemudian hanya berkedip menatapku, meneliti semua bagian wajahku dengan seksama dengan raut wajah  yang terlihat sangat serius, "Dementieva aku sangat merindukanmu." 

Aku tersenyum legah, "Begitu pula denganku."

"Jangan mengacuhkanku seperti tadi." Dia terlihat kesal dalam proposi yang menggemaskan.

"Maafkan aku, Agi."

"Goresan kecil ini tidak akan pernah bisa memperburuk wajahmu, kau akan selalu menjadi yang tercantik Dementieva." Ucapanya membuat hatiku menghangat, bagaimana bisa gadis kecil ini berkata seperti itu di usianya yang masih terbilang muda. "Dan aku tidak mungkin akan takut melihatmu, tidak akan!" Serunya menggebu gebu.

Jika dipikir pikir satu satunya yang membuat wajahku mengerikan adalah memar biru yang tercetak dengan sangat jelas akibat tamparan nenek lampir itu, kemudian cakaran kukunya hanya menggores sebagian wajahku saja sehingga tidak terlalu buruk untuk terlihat. "Tentu saja, akulah yang tercantik."

Tidak terlalu buruk? sepertinya aku harus mengoreksi ucapanku kembali. Sebelum mereka menyiksakupun wajahku sudah buruk, jadi mau di gimanain juga intinya aku ini jelek.

Agi tertawa mendengar jawabanku, huu dia benar benar sangat menggemaskan. Aku tidak akan ragu lagi jika permaisuri Skrates sangatlah cantik.

Tiba tiba saja sebuah ide terlintas di dalam benakku. "Agi apa kau tau dimana sang kaisar saat ini?"

Dia mengangguk, bagus sekali! "Apa kau mau membantuku untuk kali ini?"

"Membatu dalam hal apa, demy?"

Aku mendekatkan wajahku pada telinganya,"Bantu aku untuk tidak membuat ayahmu membunuh seseorang hari ini." Bisikku perlahan, sudah kuduga Agi tidak terlalu terkejut mendengar ucapanku.

The Empress Choice'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang