Part 59. Menyelamatkan Alana

508 34 3
                                    

Ini adalah karya kolaborasi yang berarti karya yang di buat bersama. Antara authour (@Patimah_WIZONE/ Siti_One_it) dan twins_identik/Patonah_Wizone.

Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😊😊😊

Happy Reading 😘😘😘

Alana tampak merapatkan tubuhnya mendekat kearah Devano saat melihat Dibyo berdiri di ambang pintu dengan lima pria bertubuh kekar di belakangnya.

"Dev, bagaimana ini?"
Alana tampak berbisik dengan pelan. Ia tidak yakin saat melihat begitu banyak orang yang menghadang jalan mereka untuk pergi. Sedangkan Devano hanya seorang diri.

Bagaimana cara Devano untuk menghadapi mereka semua???

Diam - diam Andine tersenyum saat melihat Devano serta Alana yang tidak bisa pergi dengan mudah dari sini.

"Kau tenang saja, Sayang. Serahkan semuanya padaku." Saut Devano dengan nada suara yang lembut berusaha membuat Alana tenang.

Bagaimana Devano masih bersikap setenang ini. Disaat mereka dalam bahaya seperti ini.

Pikir Alana di dalam hatinya.

"Sayang menjauhlah dari sini dan biarkan aku menghadapi mereka semua." Tambah Devano sambil melirik kearah Alana.

Alana tampak bimbang antara menjauh dari suaminya atau tetap berada di dekat Devano. Tapi akhirnya Alana memilih untuk menjauh dari Devano lalu bersembunyi di balik kursi. Di dalam hati Alana dia berusaha untuk yakinkan diri bahwa Devano pasti bisa mengatasi ini semuanya.

Setelah memastikan bahwa istrinya sudah menjauh darinya, Devano mulai menatap pria parubaya di depannya itu dengan tatapan tajamnya.

"Anak muda, lebih baik kau biarkan istri cantikmu itu untuk tetap berada disini, dengan begitu saya bisa memaafkanmu dan membiarkanmu untuk keluar dari sini hidup - hidup." Ucap Dibyo memberikan sebuah penawaran kepada Devano.

Sedangkan Devano tampak tersenyum miring saat mendengar penawaran dari musuhnya itu.

Mungkin pria itu pikir dia takut menghadapi mereka semua. Dia bukan lelaki pecundang yang akan lari untuk keselamatannya sendiri dan meninggalkan istrinya dalam bahaya seorang diri.

"Hahaha... Apa kau pikir saya itu lelaki pengecut yang akan membiarkan istri saya menghadapi bahaya seorang diri. Lebih baik jangan banyak bicara. Ayo kalian semua maju dan hadapi saya, jika kalian berani." Saut Devano tanpa rasa takut sedikitpun.

Alana serta Andine hanya bisa jadi penonton. Walaupun rasanya Alana ingin sekali membantu suaminya, tapi dia sendiri tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk membantu suaminya.

Prok... prok... prok...
Dibyo justru bertepuk tangan saat mendengar kalimat menantang dari Devano. Dia benar - benar salut dengan keberanian yang di miliki oleh Devano.

"Hahaha... Apa kau yakin, nak. Ingin menghadapi kami semua sedangkan kau hanya seorang diri. Saya beritahu jangan jadi sombong dan mempertaruhkan dirimu sendiri. Nanti kaulah yang akan menyesal, lebih baik menyerahlah dan biarkan saya memiliki istri cantikmu dengan begitu hidupmu akan baik - baik saja. Saya hanya tidak ingin kau menyesal."

Devano justru tersenyum dengan miring sambil bersedakep menatap kelima orang yang berada di depan pintu dengan tatapan sombongnya.

"Sekeras apapun kau mencoba mempengaruhi saya untuk pergi dari sini. Saya tidak akan pernah pergi dari sini tanpa istri saya. Jangan pernah bermimpi untuk memiliki seseorang yang bukan milikmu, lagipula saya tidak mungkin rela memberikan istri cantik saya kepada pria tua bertubuh gemuk sepertimu. Kau tidak pantas untuk sekedar bicara dengan istri saya. Apalagi harus bersanding dengannya. Mimpimu terlalu tinggi Pak tua, sadarlah akan umurmu. Alana itu pantasnya memanggilmu kakek."

Menikah Karena Perjanjian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang