Part 37 Marah 2

5.3K 229 16
                                    

Ini adalah karya kolaborasi yang berarti karya yang di buat bersama. Antara authour (@Patimah_WIZONE/ Siti_One_it) dan twins_identik.

Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😊😊😊

Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😊😊😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BODOH...
BAGAIMANA BISA KALIAN HANYA DIAM SAJA, SAAT MELIHAT NYONYA MUDA KALIAN DI RENDAHKAN DI DEPAN BANYAK ORANG SEPERTI SIANG TADI!"

Devano tidak bisa untuk tidak marah kepada ke sepuluh bodyguard yang ia pekerjaan untuk menjaga istrinya itu.

"Maaf..."

"HAHAHA... Maaf kalian bilang. Saya tidak mau tahu, jika kejadian seperti ini terulang lagi. Bersiap - siap kalian semua saya PECAT."

Nada suara Devano naik satu oktaf, jangan di tanya bagaimana ekspresi wajah ke sepuluh bodyguard istrinya itu dan juga Riri.

"PERGI DARI HADAPANKU SEKARANG."

Ucap Devano dengan nada membentak membuat kesepuluh bodygruad Alana dan juga Riri segera pergi setelah membungkukan tubuh mereka.

Devano sama sekali tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi pada istrinya. Devano tidak bisa terima jika istrinya di rendahkan seperti itu.

Devano sangat menyesal sudah meninggalkan istrinya dengan para bodyguardnya yang sama sekali tidak ada gunanya sebagai bodyguard.

Glep...

Tiba-tiba saja ada yang memeluk tubuhnya dari belakang dan membuat Devano jelas terkejut.

"Dev..."

Panggilan dari seseorang di belakangnya tampak membuat Devano menghela nafasnya merasa lega saat istrinya lah yang kini sedang memeluk tubuhnya dari belakang.

Jika bukan istrinya mungkin dia akan langsung memarahinya karena sudah berani memeluknya seperti ini.

"Dev, berhenti marah - marah eoh. Kau terlihat menyeramkan saat marah seperti tadi. Dan aku lebih suka melihatmu yang lembut seperti biasanya."

Alana bicara dari belakang tubuh Devano tanpa mau melepaskan pelukannya di tubuh suaminya itu.

Ia berusaha untuk membuat Devano merasa tenang dan mengontrol emosinya itu.

"Aku hanya akan bersikap lembut padamu sayang. Tidak pada wanita lainnya."

Saut Devano sambil berusaha berbalik tanpa melepaskan pelukan hangat istrinya itu.

Devano tampak tersenyum saat ia sudah berbalik dan menatap wajah istrinya yang sore ini tampak semakin cantik.

"Dev..."

Panggil Alana lagi.

"Ada apa sayang, ada sesuatu yang kau inginkan?"

Devano mulai bertanya karena tidak biasanya Alana mengulang - ulang memanggil namanya seperti ini.

Menikah Karena Perjanjian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang