Part 7. Teringat Alana

7.1K 228 5
                                    

Ini adalah karya kolaborasi yang berarti karya yang di buat bersama. Antara authour (@Patimah_WIZONE/ Siti_One_it) dan Siti_One_it.

Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😊😊😊

Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😊😊😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak pertemuan dirinya kemarin dengan wanita bernama Alana. Devano tidak bisa tidur dengan nyenyak karena teringat dengan wajah kecewa yang di tunjukkan oleh Alana padanya. Saat dia langsung dengan seenaknya menyuruh wanita itu untuk segera berganti pakaian tanpa menilai penampilan wanita itu terlebih dahulu.

Kenapa aku terus saja terbayang wajahmu?

Kenapa Aku merasa bersalah padamu?

Kenapa aku jadi merasa seperti ini hanya karena melihat wajah kecewa mu!!!

Arght...

Devano mengacak - acak rambutnya dengan frustrasi sambil duduk di atas tempat tidurnya.

Malam ini sama seperti malam kemarin. Lagi - lagi dia teringat dengan sosok calon istrinya itu teringat ekspresi kecewa di wajah wanita itu.

"Sepertinya aku harus bertemu dengan wanita itu sekarang."

Devano mulai beranjak dari atas tempat tidur dan berjalan keluar dari dalam kamarnya. Tidak lupa membawa kunci mobil miliknya dan juga jaket karena di luar pasti dingin.

Saat dia turun dari anak tangga dia berpapasan dengan Pak Maman. Orang kepercayaan Ibunya itu memang tinggal disini, lebih tepatnya di paviliun belakang.

"Tuan muda."

Pak Maman langsung membungkukkan badannya saat melihat Devano berdiri di depannya.

"Paman, kau tahu dimana alamat rumah wanita itu?"

Devano langsung bertanya pada pria parubaya di depannya itu. Pak Maman tampak menyengitkan keningnya tidak mengerti maksud dari pertanyaan Tuan mudanya itu.

Devano terlihat menghela nafas nya saat melihat Pak Maman hanya diam, tidak menjawab pertanyaan darinya.

"Maksudku kau tahu dimana alamat rumah Alana, Paman?"

Pak Maman mulai paham saat mendengar pertanyaan Tuan mudanya kembali.

"Saya tahu Tuan. Tuan ingin alamat Nona Alana untuk apa?"

"Aku harus bertemu dengannya!! ada hal yang ingin aku katakan pada wanita itu."

Saut Devano terus terang pada pria di depannya itu. Pak Maman akhirnya mengangguk pelan.

"Tapi Tuan sepertinya anda tidak bisa menemui Nona Alana sekarang."

Gantian Devano yang tidak mengerti dengan ucapan Pak Maman itu. Dan dia langsung bertanya.
"Kenapa?"

Menikah Karena Perjanjian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang