Novel ini juga ada di Aplikasih Noveltoon dengan judul yang sama. Episode di Noveltoon jauh lebih komplit dan banyak.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Alana terpaksa harus mau menikah dengan putra dari Bu Rika yang tidak lain adalah Devano Denandra Pradip...
Ini adalah karya kolaborasi yang berarti karya yang di buat bersama. Antara authour (@Patimah_WIZONE/ Siti_One_it) dan twins_identik.
Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😊😊😊
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alana terlihat mengerucutkan bibirnya saat tidak di perbolehkan oleh Devano pergi seorang diri lagi, seperti kemarin dan hanya boleh pergi bersama dengan suaminya itu.
Karena Devano takut Alana menghilang seperti kemarin.
Padahal rasanya sangat membosankan lama - lama tinggal di dalam hotel. Meski tempat mereka menginap terbilang mewah dan sangat nyaman.
Tapi tetap saja rasanya membosankan menghabiskan waktunya hanya di area hotel saja. Ia ingin sekali - kali pergi keluar seperti kemarin dan mencoba makanan pinggir jalan yang sudah lama tidak pernah lagi ia coba. Sejak menikah dengan Devano.
Ia rindu berburu jajanan pinggir jalan bersama Selli dan juga Nessa. Sejak ia memutuskan menikah dengan Devano, sejak itu pula ia tidak bertemu lagi dengan mereka berdua. Bahkan kedua sahabatnya itu juga tidak bisa ia undang ke acara pernikahannya dengan Devano karena perintah dari Bu Rika.
Bagaimana kabar kedua sahabatnya itu? Apa mereka baik - baik saja? Lalu bagaimana dengan keadaan rumah peninggalan kedua orang tuanya yang terpaksa ia tinggalkan.
Ia jadi merindukan masa - masa sebelum menikah dengan Devano. Jika ia meminta pada Devano untuk pulang ke Bandung, apa suaminya itu akan mengizinkannya. Lalu bagaimana jika Ibu Rika sampai tahu ia membawa Devano untuk mengunjungi rumahnya di daerah Bandung. Bu Rika pasti akan marah padanya!!
Alana tanpa sadar menghela nafasnya. Nafsu makannya tiba - tiba saja menghilang dan Alana akhirnya meletakkan kembali sendok yang berada di tangannya keatas piring.
Bibirnya tampak mengerucut maju ke depan dan kepalanya ia arahkan kearah luar jendela.
Alana kembali menghela nafasnya dan hal itu tak luput dari pandangan Devano. Mereka saat ini tengah berada di restoran hotel untuk sarapan seperti biasanya.
Alana terdiam saat merasakan seseorang mengelus puncak kepalanya tanpa menoleh sekalipun Alana sudah bisa menebak pasti Devano lah yang mengusap kepalanya.
"Sayang, kenapa kau tidak memakan makananmu? Apa kau tidak suka dengan makanan yang ku pilih? Bagaimana jika kau pesan yang lain, hm? Pilihlah sendiri, apa yang ingin kau makan?"
Tanya Devano sambil menyodorkan buku menu restoran ini kearah istrinya. Alana tidak bergeming dan tidak berniat untuk mengalihkan pandangan matanya dari arah luar.
