Part 57. Alana menghilang 3

343 17 2
                                    

Ini adalah karya kolaborasi yang berarti karya yang di buat bersama. Antara authour (@Patimah_WIZONE/ Siti_One_it) dan twins_identik/Patonah_Wizone.

Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😊😊😊

Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😊😊😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg...


Deg...

Deg...

Jantung Alana tidak berhenti berdetak dengan cepat karena rasa takutnya itu benar - benar mendominasi dirinya.

Apalagi saat Alana melihat seorang pria parubaya bertubuh gemuk dan berkepala botak terlihat tengah menjalan mendekat kearahnya.

Nyali Alana langsung menciut saat mendapati pria tua itu secara terang - terangan mengamati dirinya dari atas kepala sampai ke ujung kakinya dengan tatapan yang membuat Alana merasa seperti tengah di kuliti. Lalu senyum menyeramkan itu muncul dari bibir pria tua itu.

Yang membuat Alana diam - diam menelan ludahnya sendiri.

Di dalam hati Alana, ia merasa tidak mengenal sosok pria tua di depannya itu. Lalu kenapa ia justru di culik?

"Kau sunggguh sangat cantik sayang. Persis seperti yang di katakan oleh putri angkat saya."

Dibyo lelaki tambun itu tersenyum seraya mengamati wajah cantik Alana dengan tatapan laparnya. Tanpa peduli bahwa suaranya itu justru semakin membuat Alana ketakutan.

Bahkan tubuh Alana sampai gemetaran di atas kursinya. Apalagi saat ia mendengar kata "sayang" yang di ucapkan pria tua itu untuknya yang justru membuatnya merasa ingin memaki pria tua itu.

Tapi Alana bisa apa. Mulutnya sejak dua hari yang lalu di perban dan ia bahkan sulit untuk sekedar bicara, apalagi untuk berteriak dan memaki pria tua itu. Rasanya tidak mungkin.

"Kau benar - benar cantik, sayang. Bagaimana jika kau menikah dengan saya dan tinggalkan suamimu itu. Kau tidak akan pernah menyesal jika memilih saya. Karena saya punya segalanya bahkan lebih dari pada yang di miliki oleh suamimu itu. Bagaimana, hm. Kau tertarik dengan penawaran ini?"

Dibyo, bertanya sambil menaik turunkan kedua alisnya. Masih dengan tatapan yang sama.

Alana langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Jika ia bisa, ia ingin sekali berteriak dan mengatakan "TIDAK" dengan keras. Agar pria tua di depannya itu sadar bahwa dia (Dibyo) tidak pantas jika di bandingan dengan Devano dari segi apapun.

Dibyo yang tidak mendengar sautan dari mulut wanita hamil di depannya itu akhirnya sadar. Bahwa Alana tidak bisa bicara karena mulutnya di lakban dengan kencang.

Dibyo akhirnya membuka lakban yang menutupi bibir mungil Alana.

Aw...

Alana tampak merintih kesakitan saat pria tua di depannya itu membuka lakban dengan sangat kasar dan tanpa perasaan.

Menikah Karena Perjanjian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang