Novel ini juga ada di Aplikasih Noveltoon dengan judul yang sama. Episode di Noveltoon jauh lebih komplit dan banyak.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Alana terpaksa harus mau menikah dengan putra dari Bu Rika yang tidak lain adalah Devano Denandra Pradip...
Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😘😘.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak terasa sudah dua bulan Alana dan Devano pindah ke Surabaya. Sudah sebulan juga Catryn tidak bisa bebas bertemu dengan Alana walaupun dia menyewa rumah tepat di depan rumah mereka.
Alana baru saja memasuki salah satu minimarket di daerah perumahannya dengan di temani Riri.
Hari ini dia berniat untuk membeli beberapa kebutuhan pribadinya dan bayinya. Usia kandungannya kini sudah menginjak bulan ke 5.
Tapi dari arah kejauhan dia melihat seseorang yang tidak asing untuknya tengah berdiri di rak khusus peralatan bayi.
"Fiana..." Gumam Alana sesaat setelah dia yakin bahwa seseorang itu adalah Fiana.
Alana kini melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah Fiana berada.
"Fiana, kau kah itu?"
Fiana yang mendengar namanya di panggil pun akhirnya mulai berbalik dan matanya tampak membulat saat mendapati Alana di depannya.
"Alana."
"Sedang apa kau disini? Dan siapakah bayi tampan ini?"
Alana kembali bertanya sambil menatap kearah bayi mungil yang berada di gendongan Fiana itu.
Fiana tampak tersenyum dan menatap kearah Aufa di dalam gendongannya. "Aku sedang membeli beberapa keperluan untuk kedua anakku. Kenalkan ini Aufa salah satu anak kembarku."
Jawab Fiana dengan senyum di bibirnya. Kini gantian Alana yang tampak membulatkan matanya.
"Aku tidak tahu bahwa kau sudah menikah dan bahkan kau sudah punya dua anak kembar. Padahal aku ingin mengenalkanmu pada seseorang."
Ujar Alana masih dengan ekspresi terkejutnya. Fiana justru terkekeh melihat ekspresi wajah Alana yang tampak lucu itu.
"Terimakasih untuk niat baikmu itu. Tapi suamiku pasti akan cemburu jika dia tahu bahwa kau berniat mengenalkanku pada seseorang."
Canda Fiana. Entah mengapa dia merasa nyaman saat berbicara dengan Alana. Padahal mereka tidak sedekat itu.
"Kau benar, mungkin aku akan di gantung oleh suamimu di pohon cabe saat dia tahu bahwa aku berniat mengenalkanmu pada lelaki lain."
