2. Tangis Boobae

5.6K 595 75
                                    

Lutut Rio terasa lemas membaca surat dari Jennie, ia lalu menatap Boobae dengan perasaan bersalah nya, dan sang putra menatap polos pada sang ayah, sambil memegang garpu ditangan kanan nya.


"Ahjuma Lee, maaf merepotkan anda, terima kasih atas bantuan nya" ucap Rio sungkan.

"Kita pulang boy" ajak nya yang langsung menggendong sang putra.


"Tidak masalah Rio-yaa, sebagai tetangga, sudah sewajar nya kita saling membantu" ujar ahjuma Lee.

"Ne ahjuma, saya permisi" pamit Rio sambil menggendong Boobae.




"Ne, jangan sungkan jika memang kamu butuh bantuan" ujar ahjuma Lee lagi.


"Gumawo ahjuma Lee" Rio dan Boobae pun pulang ke rumah yang jarak nya tak sampai sepuluh langkah itu.


Sesampai di rumah, Rio mendudukan sang putra di sofa depan tv, lalu menyalakan film kartun untuk Boobae.


"Boobae disini dulu ne, papa mandi dulu" ujar Rio, sang bocah mengangguk patuh.


Malam pun tiba, Rio sedang berusaha menidurkan Boobae.


"Papa, dimana mama?" Tanya Boobae.

"Mama tidak di rumah, Boobae dengan papa saja ne" Rio berusaha memeluk sang putra.


"Boobae mau mama" dan sang putra mulai merengek.


"Tapi mama tidak ada, masih ada papa disini" hibur Rio, yang malah membuat Boobae menangis kencang, ia pun lalu menggendong sang putra, dan mencoba menimang nya.



"Sudah diam ya, jangan menangis, besok kita cari mama" usaha Rio untuk menenangkan Boobae, tapi bocah itu masih menangis, Rio pun membawanya keluar, mencoba membuat sang putra tertidur, tapi suara tangis nya malah memancing para tetangga nya untuk keluar dan bertanya.


"Rio-yaa, ada apa dengan baby Boo?" Tanya tuan Choi berdiri diambang pintu rumah nya.

"Maaf Hyung, Boobae kegerahan dia sulit tidur" bohong Rio tak enak pada tetangga nya.


"Dia baik-baik saja kan Rio?" Kini ajhuma Lee yang bertanya cemas.



"Yaa ahjuma, Boobae baik-baik saja" jawab Rio sambil menimang sang putra yang sesenggukan digendongan sang ayah.

"Apa dia lapar?" Ahjuma Lee mendekat, ia menempelkan punggung tangan nya di kening Boobae.

"Tidak ahjuma, dia sudah makan dengan ku tadi" balas Rio yang tak mungkin mengatakan jika Boobae menangis karena mencari mama nya.


"Ayo ikut ahjuma" ajak  wanita paruh baya itu mengulurkan kedua tangan nya pada Boobae, dan pria kecil itu pun mendoyongkan tubuh nya ke arah ahjuma Lee, wanita setengah baya itu pun menggendong nya, mendekap hangat tubuh mungil Boobae, sambil bergumam bernyanyi lirih dan membawa nya masuk ke dalam rumah.


Rasanya Rio ingin berteriak marah, sebagai pria ia gagal, gagal mempertahan kan rumah tangga nya, gagal membahagiakan anak istri nya, ia merasa bersalah pada Boobae sekarang, yang harus kehilangan mama nya karena sang ayah.

"Rio-yaa" panggil tuan Choi yang masih berdiri di depan rumah nya, Rio menoleh.


"Semua akan baik-baik saja, percaya lah, jangan menyerah demi Boobae" semangat tuan Choi, yaa, berita kepergian Jennie dari rumah sudah menyebar di lingkungan tempat Rio tinggal, Rio tentu malu dengan ini, tapi ia berusaha acuh, demi sang putra.

Akhir nya, ahjuma Lee berhasil menidurkan Boobae, Rio pun membawa nya pulang ke rumah, ia mengusap bekas air mata putra nya itu.

"Maafkan papa ne" lirih nya.



Keesokan pagi nya, Rio memandikan Boobae, lalu memberi sang putra sarapan.

"Makan sendiri ne, papa mandi dulu" pesan Rio, dan Boobae mengangguk, melahap nasi putih dan telur gulung buatan sang papa, meski nasi nya berantakan tapi Rio tak marah, memakhlumi karena sang putra baru berusia tiga tahun, Rio menuntun nya keluar rumah.


"Boobae ikut Lee ahjuma dulu ne, papa harus bekerja" ujar Rio


"Ne papa" jawab Boobae dengan suara kecil nya yang masih belum terlalu jelas.



Tok. . . Tok. . . Tok. . .

Rio mengetuk pintu rumah ahjuma Lee.

"Ahjuma. . . Ahjuma. . . " teriak Boobae memanggil si pemilik nama.



Ceklek


Lee ahjuma membuka pintu dengan senyum lebar nya, menyambut kedatangan Boobae pagi itu.



"Selamat pagi ahjuma" sapa Boobae mendongak menatap sang empunya rumah.



"Wah, pagi juga, Boobae terlihat tampan pagi ini, ayo masuk sayang" ajak nyonya Lee, bocah itu langsung berlari memasuki rumah .


"Ahjuma Lee, aku titip Boobae ne" ujar Rio, yang sebenarnya sungkan untuk meminta bantuan pada tetangga nya itu.


"Tentu, semangat dalam bekerja ne" ujar nyonya Lee.



"Gumawo ahjuma, dan Boobae sudah sarapan" beritahu Rio.



"Baiklah, hati-hati dijalan" pesan ahjuma Lee, Rio mengangguk patuh, sebelum berangkat ke kantor nya.


Rio pun akhirnya berangkat ke kantor, meski sedikit tak tenang karena takut merepotkan nyonya Lee, tapi setiba di kantor, Rio berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.


Dan ketika ia pulang, Rio panik, mendapati rumah nyonya Lee banyak orang, yang semua nya adalah tetangga sekitar, Rio berlari dengan wajah cemas nya, takut terjadi sesuatu pada sang putra.



"Permisi" Rio berusaha melewati beberapa orang di depan pintu rumah nyonya Lee, ia mematung menatap para orang tua terpingkal lucu bermain bersama Boobae, yaa, para tetangga baik hati itu, datang membawakan hadiah berupa maianan untuk Boobae, dan sang putra pun langsung memainkan nya bersama nyonya Lee dan yang lain.


Niat mereka baik, jika Boobae punya mainan, itu akan membuat sang bocah lebih mudah untuk melupakan sang mama, mereka rupa nya khawatir melihat Boobae menangis mencari ibu kandung nya, yang tega pergi meninggalkan anak sekecil itu, yang masih sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu.

Antara malu dan haru, Rio tak tahu jika tetangga nya seperhatian itu pada putra nya, ia nyaris menangis putus asa, saking takut nya sesuatu menimpa sang putra.





















#TBC













Someone NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang