20. Cerita Boobae

3.5K 472 68
                                    

Sering nya menghabiskan waktu dengan Rose, membuat Boobae jadi begitu nyaman dengan wanita muda itu, karena Sohee yang mulai sibuk dengan kuliah nya, jadi Rose lah yang menemani Boobae menunggu di jemput Rio.




Sohee sendiri menatap sedih rumah Rio sore itu, pria itu entah sedang apa di dalam, hanya, Boobae tak di rumah karena sibuk dengan Rose, anak itu sering di jemput dan Sohee jadi merasa jauh dengan Boobae sekarang.



Brem. . . Brem. . .




Mendengar suara mobil Rose, Rio pun segera keluar dari rumah nya, ia mengabaikan Sohee karena tak tahu jika gadis itu di luar.


Rio menggendong Boobae yang tengah tertidur, dan berbincang sejenak dengan Rose, melihat itu, Sohee pun di bakar api cemburu, bibir nya bergetar menahan tangis, ia lalu berjalan mendekati Rio.


"Sohee-shii" sapa Rose ramah, tapi sebalik nya, ia mendapatkan tatapan tajam dari gadis yang disapanya tadi.



"Maaf Rose-shii, jika aku berpikiran buruk tentang anda, Boobae, kenapa ia harus selalu anda jemput? Tidak kah itu aneh, jika tak ada maksud di balik nya?" Tanya Sohee menunjukan ketidak sukaan nya dan kecemburuan nya.



"Sohee" tegur Rio sungkan, ia pun sebenar nya juga bertanya-tanya, ada apa dengan Rose yang selalu menjemput putra nya, tapi ia tak berani mengutarakan isi hati nya pada Rose.




"Maaf Sohee-shii, saya kira anda tak berhak ikut campur urusan Boobae, karena setahu saya, anda tidak ada hubungan darah dengan Boobae" jawab Rose kalem, Sohee pun gugup, menelan ludah nya dengan gelisah.



"Boobae saya jemput untuk kepentingan beasiswa nya, yang sudah saya jelaskan pada Rio oppa di surat yang ia tanda tangani waktu itu, dan oppa menyetujui nya, jadi anda tak memiliki hak untuk melarang saya menjemput Boobae, karena dia pun juga bahagia dengan beasiswa yang ia terima, bukan hanya Boobae, murid lain pun juga ada yang mendapatkan nya" lanjut Rose tenang, Sohee tak berkutik, dan Rio pun baru menyadari tentang isi persetujuan surat itu, dan semua sudah terlanjur, jadi ia pun juga tak bisa membatalkan nya.




"Baik oppa, saya permisi" pamit Rose.




"Ne noona" jawab Rio, setelah Rose pergi, Sohee pun pergi meninggalkan Rio dengan amarah, pria itu pun bingung harus bagaiamana.




Boobae pun mulai terbiasa di rumah Rose, hari ini bahkan Yoong daddy membelikan nya sepeda listrik

Boobae pun mulai terbiasa di rumah Rose, hari ini bahkan Yoong daddy membelikan nya sepeda listrik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pelan-pelan ne" ujar Yoong daddy yang mengajari Boobae cara mengendarai sepeda listriknya.


"Yaa ini menyenangkan sekali" seru Boobae bahagia, ia memutari halaman depan rumah keluarga Park, setiap libur, Rose memang akan membawa Boobae ke rumah nya dengan alasan untuk kepentingan beasiswa.


Puas bermain, Boobae, Rose dan Yoong daddy pun duduk di teras sambil memakan pudding coklat buatan Seo mommy.



"Hm" gumam Boobae menikmati pudding nya.



"Noona ini apa namanya?" Tanya nya pada Rose.


"Namanya pudding Boo" jawab Rose.




"Apa pudding ini hanya nyonya Seo yang bisa membuat nya?" Tanya Boobae lagi.



"Tentu saja tidak, semua bisa membuat nya, memang Boobae tidak pernah dibuatkan pudding oleh mama?" Tanya Rose, Seo mommy dan Yoong daddy malah sibuk berdua suap-suapan di samping Rose, Boobae menggeleng.




"Boobae tidak punya mama" ujar sang bocah acuh sambil memakan pudding nya.





Deg




Rose dan kedua orang tua nya langsung terdiam mendengar jawaban Boobae.




"Mama pergi" lanjut Boobae.



"Mama Boobae sudah tenang di surga, Boobae doakan saja ne" tutur Rose yang salah mengartikan ucapan Boobae, pergi yang Rose maksud ialah meninggal.



"Malam itu, Boobae pulang dari pesta ulang tahun dengan mama, dan papa menjemput kami, setiba di rumah, mama marah dengan papa, Boobae tidak tahu kenapa mama marah-marah, pagi nya mama menitipkan Boobae pada Lee ahjuma, dia bilang mau pergi ke pasar sebentar, tapi sampai sekarang mama tidak pernah kembali" jujur Boobae, Seo mommy langsung berpaling, menyembunyikan air matanya, mendengar kisah hidup bocah malang itu.



"Dan Boobae pernah bertemu mama dengan seorang namja" lanjut nya lagi.




"Lalu?" Tanya Rose hati-hati





"Boobae takut bertemu mama" jawab nya.




"Kenapa takut?" Selidik Rose






"Takut Boobae juga akan di marahi oleh mama, seperti papa" jawab nya lugu, hilang sudah selera Rose untuk menghabiskan pudding nya, tenggorokan nya terasa sakit untuk menelan.



"Jangan sedih, Boobae tak akan kesepian lagi, kerena sudah punya teman sekarang di sekolah, ada Lee ahjuma, ada Sohee noona, ada noona, serta daddy dan mommy Park" tutur Rose membesarkan hati sang bocah, dan Boobae menoleh sambil tersenyum lebar menatap Rose, gadis itu rasanya ingin menangis sekarang, mengetahui kisah Boobae yang sebenar nya, anak sesusia itu sudah harus menjalani hari nya dengan ujian yang belum tentu ia pun sanggup menghadapi nya, melihat orang tua nya bertengkar, ditinggalkan begitu saja, dan melihat ibu nya dengan pria lain yang bukan ayah nya, entah apa yang Boobae rasakan.




Yang Boobae rasakan adalah, marah, benci, rindu, juga takut kala bertemu Jennie saat ia sedang makan bersama Sohee waktu itu, tapi bagi anak seusia Boobae, ia belum bisa mengungkapkan emosi nya, jadi ia hanya bisa menangis, dan ketakutan yang lebih mendominasi.



Rose melamun menatap Boobae yang kini tertidur, karena kelelahan bermain sepeda listrik dan perut nya juga kenyang, air matanya tak terbendung memikirkan laki-laki kecil itu yang sudah ia anggap seperti dongsaeng nya sendiri, Rose sangat menyayangi Boobae yang polos, yang tak egois, penurut dan tidak menuntut.



Boobae sendiri sudah menaruh kepercayaan penuh pada Rose, hingga ia bisa mengalir begitu saja menceritakan kisah hidup nya yang mungkin ia ingin bagi tapi belum tahu dengan siapa, sampai akhirnya ia menemukan Rose.





#TBC

Someone NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang