Limario, seorang single parent yang trauma menjalin cinta karena pernah ditinggalkan, hidup berdua dengan sang putra dan bekerja membanting tulang demi kebahagian Boobae.
"Hi Boobae" sapa Joy begitu melihat Rose masuk ke dalam restauran, bocah itu tersenyum malu-malu tak berani membalas sapaan Joy.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tentu saja Joy pun gemas dengan tingkah Boobae, Rose pun mendudukan nya tepat di depan Sungjae, dan pesanan mereka pun tiba, bermacam daging mentah yang siap untuk di panggang, Rose menambahkan beberapa box makanan dan minuman untuk di antar ke sekolah Yochiwon, karena masih ada beberapa murid dan guru disana.
Boobae terbelalak melihat apa yang terhidang di hadapan nya, makanan yang belum pernah ia cicipi sekalipun, melihatnya pun baru kali ini, dengan ragu ia menatap Rose.
"Noona, apakah ini enak?" Tanya nya.
"Boobae pasti akan menyukai nya" jawab Rose tersenyum yakin, ia dan Joy pun lantas mulai memanggang daging diatas pemanggang yang sudah tersedia di setiap meja.
Cessss. . .
Suara desisan daging yang terbakar terdengar begitu merdu, aroma bumbu nya membuat air liur Boobae nyaris menetes, perut nya terasa lapar sekarang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rose pun menyiapkan mangkuk untuk Boobae yang sudah terisi nasi putih, ia lalu meletakan irisan daging panggang tadi.
"Celupkan dulu ke saus nya, baru Boobae makan, ne" interuksi Rose, bocah itu mengangguk, dan dengan hati-hati tangan kecil itu menyumpit potongan daging yang Rose berikan tadi, lalu mencelupkan ke dalam mangkuk saus dan. . .
Nyam
Boobae terhenyak, merasakan sensasi makanan yang belum pernah ia makan sama sekali, bukan tak pernah makan daging, Boobae pernah makan daging babi masak merah buatan Lee ahjuma, daging sapi panggang, ia belum pernah, Rose menatap Boobae cemas, takut bocah itu tak menyukai nya.
Boobae tersenyum lebar menatap Rose setelah menelan daging nya, Rose pun ikut tersenyum.
"Boobae suka?" Tanya nya, dan yang ditanya mengangguk, ia kemudian melahap nasi dan beberapa potong daging lagi, Rose dan Joy pun malah di buat terdiam mereka terenyuh melihat dari cara makan Boobae yang menunjukan jika bocah itu belum pernah makan daging panggang sebelum nya.
Rose pun kembali memesankan nasi putih dan dan seporsi daging mentah siap masak untuk Boobae, yang makan dengan lahap nya.
"Noona, perutku kenyang, tapi mulut ku masih ingin mengunyah" kata Boobae sambil mengusap-usap perut nya, Rose rasanya ingin menangis mendengar pengakuan Boobae.
"Dia pasti belum pernah memakan nya, sampai begitu dia merasakan kelezatan nya ia tak ingin berhenti makan" batin Rose.
"Jika Boobae mau, besok noona bisa membawa mu lagi kesini" ajak Rose.
"Tidak, terima kasih noona, Boobae tak ingin merepotkan" jawab nya.
"Siapa bilang merepotkan? Noona tidak merasa direpotkan" kata Rose.
"Papa yang melarang nya" jawab Boobae.
"Melarang bagaiamana?" Tanya Rose kaget dengan kata-kata Boobae.
"Jika kita sering merepotkan orang lain, papa melarang nya, papa bilang itu nanti akan menjadi kebiasaan, dan papa tidak mau Boobae menjadi seperti itu" jelas sang bocah.
Bagaimana Rose tidak semakin jatuh pada Boobae yang begitu penurut dan mendengar dengan baik nasehat papa nya.
Selesai makan, Rose kembali mengantar Boobae ke sekolah nya, dan kini tinggal ia sendiri bersama miss Jiyeon yang berada di sekolahan karena yang lain sudah di jemput.
"Sudah seminggu ini Boobae selalu di jemput ayah nya sepulang dari kantor" cerita miss Jiyeon, Boobae sendiri sudah berlari memanjat mainan berbentuk tangga melengkung yang tak terlalu tinggi, ia begitu senang hanya bermain sendirian.
Dalam perjalanan Rose kembali ke kantor, ia terus kepikiran tentang Boobae, hidup sebagai anak tunggal, membuat Rose jadi pribadi yang menyukai anak-anak, ia menginginkan dongsaeng, tapi meski daddy dan mommy nya sudah mencoba, tapi sampai ia berusia duapuluh lima tahun, keinginan nya tak pernah terkabulkan.
"Hey, kenapa melamun?" Tegur Joy menyenggol lengan Rose dengan lengan nya.
"Aku memikirkan Boobae" jujur Rose.
"Bocah itu begitu sederhana, tapi aku menyukai nya" ucap Rose.
"Aku sayang dia Joy" lirih nya
"Tapi aku juga takut, jika aku terlalu menunjukan rasa sayang ku pada nya, papa dan mama nya malah akan tak suka" Rose mengungkapkan kekhawatiran nya.
"Memangnya apa yang akan kamu lakukan untuk menunjukan nya?" Tanya Joy penasaran
"Entahlah Joy, aku ingin memperlakukan dia seperti dongsaeng ku, mengajak nya bermain, makan, membelikan nya perlengkapan sekolah, apa kamu tidak lihat, tas yang ia pakai?, itu sudah kekecilan dan lusuh untuk anak seusia dia" kata Rose
"Aku tahu bagaiamana cara nya" selalu ada Joy yang bisa memberi ide-ide brilian pada Rose di saat-saat penting.
"Tapi sebaiknya kamu tanya dulu, kenapa Boobae tak meminta tas baru, takut nya dia memang menyukai dan nyaman dengan tas itu, dan menolak tas baru yang dibelikan orang tua nya" nasehat Joy
Rose mengangguk paham, Joy ternyata begitu bijak dalam menanggapi curahan hati sahabat sekaligus boss nya itu.
Mobil mereka pun tiba di kantor, bertepatan dengan kepulangan pegawai yang lain, Rio menyusuri lorong lobby berlawanan arah dengan Rose
Tapi belum sampai mereka berpapasan, Rose sudah berbelok ke kiri menuju lift yang akan membawanya ke lantai atas dimana ruangan nya berada, Rio sudah tujuh tahun bekerja di kantor Rose, tapi karena ia hanya pegawai rendahan, jadi ia tak pernah berjumpa dengan CEO atau Presdir perusahaan.