37. Titik Terang

3K 422 55
                                    

Rose sudah pulang dari rumah sakit, meski ia sudah sembuh, tapi tidak sepenuh nya, secara fisik ia sehat, tapi secara mental, ia masih terus kepikiran tentang Boobae, separuh jiwa nya seperti tercabut paksa pasca kepergian bocah itu.



Dan dua bulan sudah tak ada kabar, Minho tak henti-henti nya menyalahkan diri nya sendiri, melihat sang keponakan tersayang tersiksa karena tak kunjung menemukan keberadaan Boobae dan ayah nya.

Gadis Park itu hanya duduk, melamun, tanpa ekspresi, Rose akan membuka mulut nya ketika Kryatal atau Seo mommy menyuapi nya makanan, tapi meski ia makan dengan baik, nutrisi nya tak terserap secara sempurna oleh tubuh Rose yang malah semakin kurus kering.


"Rose, Rosie" panggil Krystal memasuki kamar sang keponakan, tapi tak ada jawaban.



"Sayang" lagi ia memanggil, tapi nihil, Krystal pun menuju ke toilet, dan mengetuk nya.



"Rose"





Tok. . . Tok. . . Tok. . .




Tak ada jawaban, tapi suara air terdengar gemericik dari luar kamar mandi, Krystal menempelkan telinga kanan nya untuk mendengarkan suara dari dalam, ketika ia sedang berusaha untuk fokus, tiba-tiba kaki nya merasa basah, dengan perasaan was-was, Krystal pun menunduk, dan. . .




Air kamar mandi merembes keluar.








"Oppaaaaa. . . !!!" Teriak Krystal histeris, teriakan nya membuat seluruh penghuni rumah terjengkit kaget.



"Krys" panik Yoong daddy begitu ia muncul dari balik pintu kamar.



"Oppa, Rose di dalam" adu Krystal, air mata nya mulai tak terkontrol karena cemas dan ketakutan.



"Hyung" Minho ikut menyusul ke kamar Rose.



"Minho, ayo kita dobrak pintu nya" ajak Yoong.



"Ne hyung"



Seo mommy pun datang.



"Krys, apa yang terjadi?" Tanya nya khawatir.



"Aku belum tahu unnie" jawab nya dengan linangan air mata, Seo mommy pun mendekat.




Brak


Pintu kamar mandi berhasil di dobrak oleh Yoong daddy dan Minho.



"Rosie. . . !!!" Teriak Yoong melihat sang putri menenggelamkan diri di dalam bathtubs.

Minho langsung berlari mengangkat tubuh sang keponakan, mengeluarkan nya dari bathtubs, sementara Seo mommy dan Yoong daddy membeku, Krystal langsung berinisiatif untuk menelpon ambulance

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minho langsung berlari mengangkat tubuh sang keponakan, mengeluarkan nya dari bathtubs, sementara Seo mommy dan Yoong daddy membeku, Krystal langsung berinisiatif untuk menelpon ambulance.

Minho mencoba memberi bantuan CPR untuk menyelamatkan nyawa Rose yang sudah seperti putri nya sendiri itu.



"Ayolah Rosie, jangan hukum uncle seperti ini" gumam Minho sambil memompa dada sang keponakan, pernah menempuh pendidikan militer, membuat Minho jadi sosok yang cekatan, dan tahu apa yang harus di lakukan dalam keadaan genting.



"Uhuk. . . Uhuk. . . " Rose memuntahkan air yang tertelan, tepat di saat petugas kesehatan datang, Minho langsung duduk lemas di lantai kamar mandi, menangis dalam diam, ia lega Rose selamat, dan gadis itu di ambil alih oleh petugas untuk di bawa ke rumah sakit sekarang.



Bruk



Yoong daddy menjatuhkan kedua lutut nya diatas ubin basah kamar mandi sang putri, tubuh nya gemetar hebat, melihat anak kesayangan nya nyaris meregang nyawa, Minho langsung memeluk hyung kandung nya itu dari samping.




"Semua baik-baik saja hyung, sekarang ayo kita ikuti Rose ke rumah sakit" lirih Minho sambil menepuk-nepuk punggung kakak laki-laki nya itu.



Yoong dan sang istri menangis sesenggukan, mereka tak tahu harus bagaimana lagi untuk membantu sang putri.



"Bahkan, uang yang ku miliki pun tak mampu membelikan kebahagiaan untuk putri ku" isak Yoong daddy sambil memeluk sang istri yang juga sedang menangis.



Minho menghela nafas putus asa, ia yang seorang badan intelejen negara sekalipun, tak bisa menemukan sedikit jejak menghilang nya Rio dan Boobae.


Semalaman Minho tidak istirahat, ia memeriksa kembali apa saja data yang ia dapatkan dari pencarian nya tentang Rio selama dua bulan terakhir.




"Ponsel nya terakhir terlacak di bandara" gumam Minho, sambil memegang ponsel Rio yang ditemukan oleh petugas bandara di sebuah tempat sampah.



"Bandara, apa berarti Rio di bawa ke luar negeri?" Pikir Minho lagi.




"Siapa dan untuk tujuan apa Rio di bawa ke luar negeri? Human trafficking? Ah tidak tidak" batin Minho bergulat sendiri.




Keesokan pagi nya, Minho pun terbangun, ia menghampiri Rose yang masih terlelap, begitu juga dengan sang istri, dan kedua orang tua Rose.




"Sabar, dan tunggu, uncle pasti akan membawa Rio dan Boobae pulang, untuk mu" bisik Minho diakhiri kecupan dikepala Rose.




Tanpa berpamitan, karena semua masih terlelap, Minho langsung menuju ke bandara, menemui kepala nya langsung untuk meminta data yang lebih konkret.




"Saya dari badan intelejen negara Australia, dan ini menyangkut keselamatan beberapa orang yang menjadi tanggung jawab saya tuan" ijin Minho agar tak di persulit.



"B-baik tuan, mari ikut saya" ujar sang petugas gugup.



Minho kemudian di bawa ke ruang administrasi bandara, duduk di hadapan seorang wanita muda, yang mencatatat aktivitas penerbangan baik dari luar mau pun dari dalam negeri.



"Ya ya ya, tanggal itu memang ada ijin pendaratan pesawat dari luar negeri, dan itu pun tidak lama, hanya sekitar dua jam, setelah mengisi bahan bakar, pesawat itu kembali ke negara asal nya tuan" jelas wanita tadi setelah memeriksa komputer nya.



"Pesawat pribadi rupa nya" batin Minho.




"Siapa nama kapten nya?" Tanya nya pada petugas perempuan tadi.




"Capt. Chittaphon Lee, tuan" balas nya.





"Tak salah lagi, Thailand" akhir nya Minho menemukan titik terang di mana misteri keberadaan Rio dan Boobae.




Setelah urusan nya di bandara selesai, Minho langsung kembali ke rumah sakit, untuk meminta ijin mencari keberadaan Rio di Thailand.








#TBC

Someone NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang