Jennie menggendong Boobae yang masih berumur tiga tahun, ia menghadiri acara ulang tahun salah satu anak dari sahabat nya Irene.
"Wah mobil mu baru Sana-yaa?" Tanya Irene melihat salah satu teman nya datang dengan mobil SUV keluaran terbaru.
"Iya unnie, oppa baru saja memenangkan sebuah tander" balas Sana, Jennie menatap sendu pada sahabat-sahabat nya yang rata-rata orang berada, tidak seperti diri nya, yang adalah istri seorang Limario yang bekerja di perusahaan Park sebagai pegawai kantor rendahan dan berpenghasilan pas-pasan.
"Jen, bagaimana dengan Rio?" Tanya Irene, yang ditanya tak bisa menjawab, Jennie kebingungan, terlalu malu untuk jujur, yang lain menatap Jennie sambil berbisik membicarakan kehidupan Jennie dan Rio yang tak sekaya mereka.
Rio berdiri di depan pintu gerbang keluarga Kang, untuk menjemput anak dan istri nya yang baru selesai dengan acara pesta ulang tahun nya.
"Papa" teriak Boobae begitu melihat sang ayah.
"Hey boy" Rio melambaikan tangan nya, anak berusia tiga tahun itu berlari menuju sang ayah
Hap
Langsung memeluk Rio sambil terpingkal.
"Bagaimana dengan pesta nya, Boobae senang?" Tanya Rio sambil menggendong putra nya, yang ditanya mengangguk senang.
"Tentu papa" Boobae lalu bercerita panjang lebar, Rio melirik sang istri yang melewati nya begitu saja, yaa, mereka kembali ke rumah dengan menaiki bus umum, karena tidak memiliki kendaraan sendiri.
Sesampai di rumah, Boobae sudah tertidur di gendongan sang ayah, Rio pun menidurkan nya di box bayi sang putra, Jennie melempar asal tas nya ke sofa ruang keluarga, dan melepas higheels nya dengan kasar, Rio pun menghampiri sang istri.
"Jen, ada apa?" Tanya nya perhatian sambil meletakan tangan kanan nya di bahu sang istri yang berdiri membelakanginya
Plak
Jennie menepis tangan kanan suami nya, dan berbalik dengan wajah penuh amarah.
"Aku bosan Rio" kesal nya pada sang suami, Rio pun menatap tak mengerti pada sang istri.
"Aku bosan hidup serba pas-pasan seperti ini dengan mu" teriak Jennie.
"Jenn, sabar, aku sedang berusaha memperbaiki perekonomian kita Jenn" Rio berusaha menenangkan sang istri.
"Lima tahun kita bersama, dan itu juga yang kamu ucapkan semenjak kita menikah, tapi apa? Nyatanya kita masih berjalan di tempat, sedangkan orang lain sudah hidup enak, mobil baru, rumah besar" marah Jennie, pertengkaran pun terjadi dengan suara Jennie yang mendominasi, hingga membuat Boobae terbangun, wajah nya ketakutan mendengar suara mama nya yang berteriak-teriak marah.
"Papa" pecah sudah tangis Boobae, Rio meninggalkan Jennie yang masih mengomel di ruang keluarga, ia menghampiri sang putra.
"Kenapa bangun?" Rio lalu menggendong Boobae dan menenangkan nya.
"Takut papa, takut" rancau nya
"Jangan takut, ada papa" ujar Rio mengusap-usap punggung kecil putra nya itu, selang setengah jam kemudian, Boobae pun kembali tertidur, Rio tak langsung menidurkan nya di box bayi, ia lebih memilih untuk menidurkan nya di samping sang istri, karena biasanya anak seusia Boobae akan sangat nyaman berada di dekat ibu nya, Rio pun lantas memasuki kamar mandi yang berada di dekat dapur, untuk membersihkan diri, kemudian menyusul anak dan istri nya tidur.
Pagi nya, Rio tersenyum menatap Jennie dan Boobae yang masih tertidur pulas, padahal ia sudah siap hendak ke kantor.
Cup
Rio mengecup kepala sang putra.
"Papa menyayangi mu boy" bisik Rio sebelum beralih ke sang istri yang masih nampak pulas.
Ia mengusap surai panjang sang istri, lalu mencium nya.
"Aku mencintai mu Jenn, sabar ya, suatu saat, aku akan membelikan seluruh isi dunia untuk mu" ucap Rio sebelum berangkat ke kantor.
Rio adalah pegawai rendahan di perusahaan Park, ia tak begitu menonjol meski kemampuan dan keuletan nya melebihi yang lain, pimpinan nya lah yang selalu mendapat pujian dari atasan, atas kerja keras Rio selama ini.
Rio menikmati makan siang nya, berupa nasi putih dingin dan sayuran tumis, masakan nya sendiri, karena Jennie belum bangun saat Rio hendak berangkat ke kantor, ia tersenyum membayangkan wajah putra dan istri yang ia rindukan sekarang, pertengkaran semalam, membuat Rio ingin segera pulang rasanya dan meminta maaf pada Jennie.
Tepat jam lima, Rio keluar dari kantor nya, ia pulang dengan terburu-buru, menaiki bus yang penuh sesak karena jam pulang, tapi itu tak menyurutkan semangat Rio, setelah turun dari bus, ia berjalan tergesa menuju ke rumah nya, dan sesampai nya dirumah, Rio berusaha membuka pintu nya, tapi gagal, Rio pun bingung.
"Jennie" panggil nya, tapi tak ada sahutan.
"Boobae" panggilnya, tapi tetap tak ada jawaban.
Ceklek
Justru rumah disamping Rio lah yang terbuka.
"Rio-yaa" panggil wanita paruh baya tetangga samping rumah Rio.
"Ahjuma Lee, maaf jika aku menganggu anda" kata Rio sungkan, wanita itu menatap tak tega pada Rio.
"Boobae disini" ujar ahjuma Lee, Rio mengerutkan kening nya, ia heran kenapa bisa sang putra berada di rumah tetangga nya, Rio lalu berjalan menuju ke rumah nyonya Lee, dan nampak sang putra sedang melahap pancake di meja makan nyonya Lee.
"Jennie menitipkan Boobae tadi, sebelum ia pergi, ia juga menitipkan ini untuk mu" beritahu ahjuma Lee, sambil menyerahkan kunci rumah dan selembar surat kepada Rio, pria itu pun buru-buru membuka nya.
Too Rio:
Sebelum nya aku meminta maaf karena pergi tanpa berpamitan secara langsung pada mu, aku percayakan Boobae pada mu, dan jangan menunggu ku, aku sudah menandatangani surat perceraian kita, yang mungkin lusa akan tiba di rumah mu, tolong jangan perumit perpisahan kita, dan biarkan aku mencari kebahagiaan ku.
Salam
Jennie
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone New
FanficLimario, seorang single parent yang trauma menjalin cinta karena pernah ditinggalkan, hidup berdua dengan sang putra dan bekerja membanting tulang demi kebahagian Boobae.