Limario, seorang single parent yang trauma menjalin cinta karena pernah ditinggalkan, hidup berdua dengan sang putra dan bekerja membanting tulang demi kebahagian Boobae.
Pagi-pagi sekali, Rio sudah bersiap ke kantor, ia tak sabar hendak bertemu Boobae yang semalam tidur di tempat Lee ahjuma.
Tok. . . Tok. . . Tok. . .
Rio mengetuk pintu rumah tetangga sebelah nya itu.
Ceklek
Lagi-lagi Sohee lah yang membukanya, gadis itu melirik Rio untuk bepersekian detik, sebelum ia menunduk karena malu, pada pria yang tersenyum ke arah nya itu.
"Masuklah, o-oppa, Boobae baru saja bangun" tutur Sohee dengan suara yang nyaris tak terdengar saking malu-malu nya ia berhadapan dengan lawan jenis.
"Terima kasih" balas Rio yang kemudian memasuki rumah Lee ahjuma, dan langsung menuju ke ruang keluarga dimana Boobae sedang menonton kartun kesukaan nya di tv.
"Morning Boo" sapa Rio pada sang putra.
"Papa" seru Boobae yang langsung melompat dari sofa, dan berlari menuju ke sang ayah.
Hap
Rio dan Boobae langsung berpelukan, seolah mereka tak bertemu dalam waktu yang sangat lama.
"Papa, Boobae kangen" rengek sang putra, Rio terkekeh, sambil menggendong Boobae, ia mengusap-usap rambut berantakan si kecil, Sohee memperhatikan interaksi ayah dan anak itu dari pintu penghubung ruang tamu dan ruang tv.
"Papa juga rindu, Boobae tidak nakal kan?" Tanya Rio menciumi pipi anak semata wayang nya itu.
"Tidak papa, dan Boobae semalam tidur dengan Sohee noona" cerita sang putra.
"Benarkah?" Tanya Rio, ia menoleh ke arah Sohee berdiri, dan gadis itu buru-buru menunduk malu, lalu Rio kembali menatap sang putra yang mengangguk senang.
"Selamat pagi ahjuma" sapa Rio pada sang empunya rumah yang muncul dari dapur.
"Pagi Rio-yaa, sarapan lah dulu sebelum bekerja" tawar Lee ahjuma.
"Tapi ahjuma" Rio hendak menolak.
"Aku sudah memasak lebih, pagi ini" bujuk Lee ahjuma.
"Iya papa, cobalah ayam masakan noona, Boobae menyukai nya, papa pasti juga akan suka" Boobae ikut merayu sang ayah, Lee ahjuma terkekeh dengan ucapan Boobae, Sohee sendiri membuang tatapan nya sambil senyum-senyum malu sendiri, karena pujian Boobae di depan ayah nya.
"Baiklah, ayo kita buktikan ucapan mu tuan Boobae" canda Rio sambil menggigit pipi gembul Boobae yang terpingkal di gendongan sang ayah.
Boobae duduk di samping Rio, dan tepat di hadapan nya adalah Sohee, Lee ahjuma pun mengambilkan nasi untuk Boobae dan Rio.
"Sohee, ambilkan sayur juga ayam nya untuk Boobae dan Rio" perintah Lee ahjuma pada sang cucu.
"Gumawo nona" kata Rio, Sohee hanya tersenyum.
"Selamat makan" seru Lee ahjuma, Rio dan Boobae kompak.
"Ayo papa cobalah" bujuk Boobae, Rio kemudian menyuapkan potongan daging ayam kedalam mulut nya, Boobae menunggu dengan senyum polos mengembang di bibir nya, dan Sohee menatap Rio dengan tegang dan harap-harap cemas, hanya Lee ahjuma yang biasa saja.
Nyam
"Hm" Rio mengerutkan kening nya mencoba menikmati ayam kesukaan sang putra, raut wajah Sohee berubah cemas dan takut.
"Ini enak sekali, benar kata mu Boo" ujar Rio mengacak rambut sang putra, Boobae tertawa bangga, dan Sohee menunduk, tersenyum senang mendengar pujian Rio.
"Ayo Boo, papa akan memandikan mu" ujar Rio mengeluarkan baju ganti untuk Boobae dari tas kerja nya, mereka sudah selesai sarapan.
"Rio, Boobae biar mandi dengan ku, kamu pergilah bekerja, nanti terlambat, dan aku titip Sohee ne, dia akan ke kampus untuk mendaftar kuliah hari ini" tutur Lee ahjuma, Rio langsung menoleh pada wanita muda yang sedang mengemasi tas nya itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ne ahjuma, maaf merepotkan mu" balas Rio.
"Jangan kata kan itu, aku menyangi Boobae seperti cucu ku sendiri" ujar Lee ahjuma.
"Sohee" panggilnya pada sang cucu.
"Ne halmeoni?" Jawab Sohee.
"Berangkatlah dengan Rio, kamu belum terlalu hafal daerah sini kan" suruh sang nenek, Sohee bingung, menolak tak berani, mengiyakan ia akan canggung dan malu jika berdekatan dengan Rio.
"Ayo nona" ajak Rio, dan Sohee tak bisa menolak.
"Boobae jangan nakal ne, dengarkan apa yang Lee ahjuma katakan ne" pesan Rio sebelum pergi bekerja.
"Ne papa" jawab Boobae mengangguk mengerti.
Rio membuka pintu untuk Sohee, di susul ia yang mengikuti keluar dari rumah Lee ahjuma.
"Bye papa" seru Boobae dari jendela rumah Lee ahjuma, Rio pun melambaikan tangan nya pada sang putra.
"Bye noona" serunya lagi, Sohee pun melakukan hal yang sama dengan Rio pada Boobae.
Gadis itu terus menunduk berjalan di sisi Rio, ia tak tahu harus berbicara apa pada ayah dari Boobae itu.
"Maaf jika semalam aku pulang terlambat, kalian pasti kerepotan menjaga Boobae seharian" Rio akhirnya yang membuka obrolan.
"Tidak, Boobae anak yang penurut, jadi kami tak mengalami kesulitan" jawab Sohee pura-pura memperhatikan jalan.
"Bolehkah aku meminta nomor mu, agar aku bisa memberitahu jika pulang terlambat" pinta Rio, dan mereka pun bertukar nomor ponsel.
Di dalam bus, Rio membiarkan Sohee duduk di bangku kosong yang tersisa satu-satu nya itu, sang gadis sendiri, diam-diam menatap wajah serius Rio yang akhir-akhir ini meresahkan nya.
Apakah Sohee mulai menyukai Rio? Sepertinya begitu, ia sudah terpesona di pertemuan pertama mereka, yang mengira Rio adalah uncle nya Boobae, awalnya Sohee kecewa mendengar Rio sudah memiliki anak, tapi setelah tahu jika ia sudah berpisah dengan mama nya Boobae, Sohee merasa senang, hanya, sebagai gadis polos, Sohee masih merahasiakan isi hati nya.