7. What Happen, Sohee?

3.6K 449 64
                                    

Sohee mulai kuliah, setiap pagi ia akan berangkat bersama Rio, menaiki bus yang sama, kini ia mulai sedikit mencair, tak seperti awal bertemu dulu yang membuat Sohee selalu tak berkutik di hadapan Rio.

"Aku ingin menyekolahkan Boobae mulai bulan depan" cerita Rio pada Sohee, kedua nya duduk berdampingan di dalam bus.

"Kenapa buru-buru? Bukan kah Boobae belum ada lima tahun?" Tanya Sohee.

"Belum nona, tapi empat tahun lebih dia" jawab Rio.

"Jangan memanggilku nona oppa, panggil nama ku saja" pinta Sohee, menatap wajah samping Rio, untung pria itu tidak langsung menoleh, andai iya entah apa yang akan terjadi pada Sohee.

Malam itu

Rio dan Boobae duduk di depan tv, Rio pulang tepat waktu tadi, jadi mereka sudah di rumah sendiri sekarang.

"Boobae, lihat papa, kita bicara sebagai pria dengan pria ok" ujar Rio serius duduk berhadapan dengan sang putra.

"Ne" jawab nya mengangguk polos.

"Boobae sudah besarkan sekarang?" Tanya Rio, bocah itu kembali mengangguk percaya diri.

"Besok Boobae sekolah ne?" Tanya Rio, yang ditanya nampak berpikir sejenak, kemudian ia kembali mengangguk.

"Baik, sekarang kita masak makan malam dulu kalau begitu" ujar Rio

"Ok papa, Boobae bantu ne" seru sang putra antusias.


"Lets go" ajak Rio.


Hap


Boobae langsung melompat ke punggung sang ayah, mereka pun berjalan menuju dapur untuk mulai memasak.

"Putar kran nya Boo" perintah Rio pada sang putra yang berada diatas punggung nya, mereka sedang mencuci beras sekarang, Rio memberi interuksi pada Boobae ketika ia butuh bantuan, dan bocah itu pun dengan senang hati mematuhi perintah sang ayah.

Sohee menatap rumah Rio, dari ambang pintu rumah nenek nya, entah, mungkin dia penasaran, atau menunggu sang pemilik rumah keluar.


Ceklek


Dan benar, Rio keluar bersama Boobae setelah makan malam, Sohee gelagapan, dia bingung harus beralasan apa jika Rio bertanya kenapa ia berdiam diri di depan pintu, wajah Sohee terlihat gelisah, mencari alasan yang tepat, karena kedua pria beda usia itu kini sedang berjalan kearah nya.




"Nona, apa Lee ahjuma sudah tidur?" Tanya Rio pada Sohee yang salah tingkah.



"B-belum oppa, d-dia masih merajut" jawab Sohee tergagap.


"Noona, ayo bantu aku" panggil Boobae yang tak ikut sang ayah masuk ke dalam rumah Lee ahjuma, Sohee pun buru-buru menghampiri Boobae dan melewati Rio begitu saya, duda muda itu menatap wajah samping Sohee yang melewati nya.

"Noona, ayo bantu aku" panggil Boobae yang tak ikut sang ayah masuk ke dalam rumah Lee ahjuma, Sohee pun buru-buru menghampiri Boobae dan melewati Rio begitu saya, duda muda itu menatap wajah samping Sohee yang melewati nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan Rio pun memasuki rumah Lee ahjuma, Sohee menatap lega punggung Rio yang menghilang dibalik pintu, karena baik Rio maupun Boobae tak bertanya kenapa ia di luar.



"Bantu apa boy?" Tanya Sohee begitu mendekati Boobae.



"Bantu Boobae menghitung bintang" kekeh sang bocah.



"Yaaak. . . Kamu bercanda" seru Sohee yang langsung menggelitik pinggang Boobae, dan bocah itu pun terpingkal, mereka bercanda diluar, sementara Rio di dalam menemui Lee ahjuma.




"Ahjuma" ucap nya, sang pemilik rumah pun melirik dari kacamata nya.



"Oh Rio-ya, kemarilah" Lee ahjuma meminta Rio untuk mendekat, Rio pun lantas duduk di samping Lee ahjuma, wanita itu pun menatap teduh pada Rio yang sudah seperti anak nya sendiri.



"Ahjuma" suara Rio terdengar serius.



"Yaa?" Ya Jawab Lee ahjuma




"Besok aku akan mendaftarkan Boobae sekolah" beritahu Rio, mendengar ucapan Rio, Lee ahjuma pun menghela nafas.


"Apa tidak terlalu tergesa Rio-ya?" Cemas Lee ahjuma, yang tentu tak tega melepas bocah sekecil itu harus mulai sekolah.



"Tidak ahjuma, dia akan ikut pendidikan usia dini terlebih dahulu" jawab Rio.



"Rumah ini pasti akan sepi, dan aku juga pasti akan kesepian, tapi, jika memang itu yang terbaik untuk Boobae, aku mendukung mu" ujar Lee ahjuma menepuk-nepuk tangan Rio.


Diluar

Boobae dan Sohee duduk di trotoar jalan, sambil menghitung bintang.


"Noona, bagaimana rasanya bersekolah?" Tanya Boobae, Sohee kaget dengan pertanyaan bocah itu, ia pun menatap serius pada Boobae.



"Sekolah itu menyenangkan, karena kita akan bertemu banyak teman, bermain, dan juga menyanyi bersama, menggambar, dan masih banyak lagi yang bisa Boobae lakukan disekolah bersama teman-teman" jelas Sohee.


"Kenapa Boobae tiba-tiba bertanya tentang sekolah?" Tanya Sohee.



"Karena besok papa akan mendaftarkan Boobae sekolah, tapi Boobae takut" jawab polos Boobae menatap melas pada Sohee.



"Jangan takut, awalnya Boobae memang akan merasa seperti itu, tapi ketika Boobae bertemu dan mulai memiliki teman nanti, Boobae pasti akan senang, dan tak takut lagi" ujar Sohee meyakinkan sang bocah, ia tak sadar jika Rio sudah berdiri di belakang nya sedari tadi, dan mendengarkan obrolan mereka.



"Boobae, ayo pulang" suara Rio mengagetkan Sohee, ia langsung berdiri salah tingkah.


"Selamat malam noona" pamit Boobae, berjalan pulang mendahului sang papa, Rio masih berdiri tersenyum pada Sohee yang canggung dan tersenyum gugup.



"Terima kasih sudah membantu ku meyakinkan Boobae" ujar Rio, Sohee hanya mengangguk salah tingkah.



"Selamat malam nona" pamit Rio meninggalkan gadis itu mematung menatap nya memasuki rumah.



"Ish" kesal Sohee sambil memukul-mukul dada kiri nya.


"Kenapa kamu hanya berulah ketika di dekat nya saja?" Marah Sohee berbicara sendiri, what happen with Sohee? No one know, hanya Sohee dan jantung nya yang tahu.





#TBC





Someone NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang