22. Kecurangan

3.7K 500 90
                                    

Rose pun dengan langkah tergesa menaiki lift menuju ke ruangan sang ayah, tak biasanya Yoong daddy memanggil nya seperti ini, pasti ada yang tak beres, dengan wajah cemas ia pun mengetuk pintu ruangan sang ayah.

"Ne daddy" kata Rose menatap wajah Jongin aneh, Rio masih duduk memunggungi nya.

"Kemarilah, pegawai mu menemukan sesuatu" ujar Yoong daddy, Rose pun mendekat ke arah sang ayah, Rio pun melirik nya.

"Nona" kaget Rio.

"Oppa" Rose pun tak kalah kaget nya, begitu juga dengan Yoong daddy karena aneh dengan reaksi putri nya dengan salah satu pegawai nya.

"Daddy, dia Rio oppa, papa nya Boobae" ujar Rose.

"Jadi?" Tuan Yoong tak bisa berkata apa-apa saking kaget nya.

"Aku tidak tahu jika ayah nya Boobae ternyata bekerja dengan ku" kata tuan Yoong.

"Hah? Oppa bekerja disini?" Rose pun juga baru tahu.

"Ne nona" jawab Rio.

"Itu kita bahas nanti, sekarang jelaskan penemuan mu" potong tuan Yoong.

"Ne tuan, ini, adalah laporan penjualan dan keuangan yang tidak Jongin berikan pada saya, jadi arti nya, transaksi yang tidak terlapor ini, dana nya masuk kemana saya tidak tahu" jelas Rio, kaki tuan Yoong langsung lemas mendengar penjelasan Rio, Jongin menunduk, kini ia tak berkutik.

"Jika tuan ingin bukti yang lebih konkret, sebaiknya kita cocokan dengan dokumen yang ada di kantor, apakah cocok atau tidak?" Ide Rio.

"Panggil security, usir dia" marah tuan Yoong.

"Astaga, bagaimana kita kecolongan Rose" gumam tuan Yoong memijat pelipis nya sambil berdiri gelisah.

"Baik, untuk bukti yang jelas, kita periksa dokumen kantor kita cocokan dengan ini" ujar tuan Yoong.

Rose kemudian meminta Sungjae dan Joy untuk membawa laporan di dua bulan terakhir ke ruangan sang ayah, laporan itu tentu tak sedikit.

"Rio, kamu bantu periksa ne" perintah tuan Yoong.

"Ne tuan" jawab Rio, dan di ruang tuan Yoong, Joy, Sungjae dan Rio pun mencocokan nya satu per satu, Rose nampak menatap wajah serius Rio yang sedang membolak balik kertas di hadapan nya.

"Dia goodlooking, bertanggung jawab, pekerja keras, lalu apa alasan mama nya Boobae pergi dan memilih pria lain?" Batin Rose menatap Rio.

"Kalian istirahat lah dulu, ayo kita makan bersama" perintah tuan Yoong yang sudah memesankan makan siang untuk mereka berlima, mereka pun meletakan dulu map yang menjadi pekerjaan nya, untuk makan siang bersama.

"Cara dia makan, sama persis seperti Boobae, dia juga menyukai daging sapi" batin Rose memperhatikan Rio yang lahap memakan nasi dengan daging sapi panggang dan saus lada hitam.

"Ehem" batuk tuan Yoong menegur sang putri, Rose langsung menatap sang ayah yang seolah bertanya, "kenapa kamu terus menatap ayah nya Boobae?"

Blush

Rose menggeleng dengan wajah merona nya, lalu menunduk memakan nasi nya sambil tersenyum malu pada sang ayah, selesai makan, Rio melirik jam dinding di ruangan tuan Yoong, sebelum melanjutkan pekerjaan nya.

Dua jam berlalu, Rio kembali melirik jam dinding, memikirkan Boobae.

"Oppa jangan khawatir, Boobae biar aku yang jemput" kata Rose yang seperti tahu tentang kekhawatiran Rio.

"Jangan, nanti merepotkan" tolak Rio sungkan.

"Biar daddy saja yang jemput, kalian selesaikan saja pekerjaan nya" potong tuan Yoong.

"Di Yochiwon kan?" Tanya tuan Yoong

"Ne tuan/dadd" jawab Rio dan Rose kompak, mereka lalu saling bertatapan, dan Rose langsung menunduk malu salah tingkah.

Tuan Yoong duduk di atas kap mobil nya, menunggu Boobae keluar dari kelas, dan lima menit kemudian, murid dari dua kelas itu pun berhamburan keluar, tuan Yoong berdiri, menatap satu-per satu murid yang melewati nya, sampi murid terakhir yang lewat, Boobae tidak ada, tuan Yoong celingukan mencari, tiba-tiba ada suara langkah kaki cepat dari dalam kelas.

"Yeay" teriak bocah itu berlari keluar kelas dan langsung menuju ke perosotan, dia lah Boobae, bocah itu bermain sendiri menunggu jemputan sang ayah, tuan Yoong pun menatap nya sambil tersenyum sendiri, ia lalu menghampiri nya.

"Boobae" panggil nya, bocah itu pun menoleh.

"Tuan" balas nya tersenyum lebar.

"Tuan mau bermain juga dengan ku?" Tanya polos.


"Bagaimana Boobae bisa tahu? Tapi kita akan bermain di rumah" jawab tuan Yoong.

"Ayo, papa mu dan Rose noona sedang lembur, jadi aku yang menjemput Boobae" kata tuan Yoong, mereka pun kemudian berpamitan pada miss Jiyeon yang tentu saja sudah mengenal siapa tuan Yoong, karena pernah bertemu di acara ulang tahun Rose waktu itu.




Sementara di rumah Jongin


Bruk



Pria itu menjatuhkan diri diatas sofa, dengan wajah kuyu dan babak belur, mendengar suami baru nya telah tiba dari kantor, Jennie pun heran.



"Oppa, kenapa sudah pulang?" Tanya Jennie, tapi Jongin tak menjawab, ia yang khawatir pun akhir nya mendekat.


"Oppa, kenapa dengan wajah mu?" Kaget Jennie melihat Jongin yang muka nya lebam sana sini.




"Aku. . . Aku. . . Jennie-yaa, mau kah kamu berjanji untuk tidak meninggalkan ku apa pun yang terjadi?" Tanya Jongin dengan tatapan memohon dan memelas nya.


"Memang apa yang terjadi oppa?" Tanya Jennie yang tak langsung mengiyakan tapi malah balik bertanya.



"Berjanji lah dahulu" desak Jongin, karena penasaran, Jennie pun menjawab.




"Iya, aku berjanji" balas Jennie.



"Perusahaan mengetahui kecurangan ku, aku di pecat sekarang" sesal Jongin, Jennie menutup mulut nya dengan tangan kanan, merasa tak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut suami nya.



Jennie berdiri, dan melangkah mundur dengan air mata nya yang mulai menetes membasahi pipi nya.


"Jenn, kamu sudah berjanji tidak akan meninggalkan ku kan" Jongin mulai cemas dan khawatir Jennie akan pergi disaat-saat terburuk nya.





#TBC

Someone NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang