Telah di putuskan, sebagai pewaris tunggal, Rose kini harus mulai memegang perusahaan sang ayah, dengan menjadi CEO nya, dan Yoong adalah presiden direktur nya, Rose yang manja, ternyata cakap dalam bekerja, meski harus di bantu oleh beberapa anak buah nya.
Dengan mengendarai mobil nya sendiri, Rose berangkat ke kantor, dan di devisi keuangan, semua sibuk untuk memberikan laporan keuangan nya, termasuk Rio.
"Rio cepat selesaikan, sebentar lagi aku meeting dengan miss Rose" kejar Jongin, kepala bagian keuangan.
"Ya tuan, aku usahakan" Rio mulai mengetik dengan cepat, sambil sesekali membaca kertas disamping nya, harus nya ini adalah pekerjaan Jongin, tapi Rio lah yang mengerjakan nya.
Sepuluh menit kemudian, tugas Rio selesai di cetak, Jongin langsung menyambar nya dan membawa ke ruangan meeting di lantai yang berbeda dengan tempat ia bekerja.
Rose puas dengan laporan keungan yang dibawa oleh Jongin
"Bagus oppa, aku puas dengan neraca keuangan perusahan kita, dan pemasaran produk kita, semua berkat usaha kalian, terima kasih" tutup Rose, setahun sudah dia memulai karir nya di dunia bisnis.
Dan Di tempat lain
Rio mulai mengemasi barang-barang, bersiap hendak pulang, ia sudah resmi bercerai dengan Jennie setahun lalu, dan kini, ia tak tahu dimana keberadaan mantan istri nya itu.
Dengan langkah gontai ia berjalan menyusuri komplek rumah nya, Rio pun berhenti di rumah nyonya Lee.
Dan ia menemukan memo yang tertempel di pintu si empu nya rumah.
Too Rio:
Rio-yaa, aku membawa Boobae ke stasiun untuk menjemput cucuku yang baru datang dari UlsanSalam
Lee AhjumaRio menarik kertas yang tertempel di pintu rumah nyonya Lee, ia pun kemudian memasuki rumah nya, untuk mandi, selesai mandi, rio menengok jam dinding di ruang tv.
"Sudah jam 7 malam" batin Rio, ia membuka jendela di ruang tamu, mengintip apakah nyonya Lee sudah pulang dari stasiun kereta, tapi ternyata belum, Rio pun lantas mengganti baju nya, lalu membuat susu hangat dan membawa nya keluar rumah sambil menunggu sang putra datang.
Sepuluh menit berlalu, sebuah taxi nampak datang, Rio yang berdiri pun menatap nya penuh harap, jika itu adalah nyonya Lee.
Bruk
"Papa. . . Papa. . ." Seru Boobae yang kini berusia empat tahun, yang melompat dari taxi dan berlari menghampiri sang ayah.
"Hey Boo, darimana hm?" Sambut Rio mengusap kepala Boobae yang memeluk pinggang nya.
"Boo dari melihat kereta bersama ahjuma, papa, dan menjemput noona" jawab Boobae sambil menunjuk ke arah perempuan muda yang baru saja turun dari taxi.
Keduanya saling bertatapan, tapi si gadis yang pemalu segera menunduk.
"Sohee, bawa koper mu ke dalam" panggil nyonya Lee setelah membayar taxi nya, melihat seorang gadis membawa koper besar sendiri, Rio pun berniat membantu nya.
"Ayo Boo, kita bantu ahjuma" ajak Rio pada sang putra, Boobae langsung mendahului sang papa.
"Ahjuma, biar Boo saja yang bawa" ujar bocah kecil itu, nyonya Lee terkekeh mengulurkan kantong plastik ditangan nya pada Boobae
"Anak pintar, gumawo ne" ujar nyomya Lee mengacak rambut Boobae.
"Biar saya saja" ujar Rio meraih pegangan di koper cucu nyonya Lee.
"Eh" gadis pemalu itu gugup, ia semakin salah tingkah ketika tanpa sengaja tangan nya bersentuhan dengan tangan Rio, pria itu dengan mudah nya menenteng koper milik Sohee dengan satu tangan memasuki rumah nyonya Lee, dan di dalam Boobae yang sudah seperti cucu nyonya Lee sendiri tengah meminum air putih yang diambilkan oleh si pemilik rumah.
Rio meletakan koper besar itu di tengah-tengah ruang keluarga.
"Rio-yaa, kenalkan, dia Sohee, cucuku yang baru datang dari Ulsan, ia kemari hendak melanjutkan kuliah S1 nya disini" ujar nyonya Lee memperkenalkan tetangga nya pada sang cucu, Sohee membungkuk sambil tersenyum kikuk menyapa Rio.
"Aku Rio, ayah nya Boobae" Rio mengulurkan tangan kanan nya pada Sohee, gadis 23 tahun itu terkejut, karena ia mengira, Boobae adalah keponakan Rio, bukan anak nya, tapi ia mampu menyembunyikan wajah terkejut nya.
"Ahjuma, aku dan Boo pamit ne, sudah malam, ahjuma juga pasti lelah kan, segera lah beristirahat" pamit Rio.
"Ne" jawab nyonya Lee
"Ayo Boo, kita pulang, biarkan noona dan Ahjuma Lee beristirahat" ajak Rio.
"Ne papa" bocah itu segera memakai sepatu nya lagi, dan menghampiri sang ayah.
"Kami permisi nona" pamit Rio, Sohee tersenyum canggung, ia lalu menutup pintu rumah sang nenek.
"Kasihan mereka" ujar Lee ahjuma, Sohee langsung menatap sang nenek.
"Setahun yang lalu, Rio di tinggal pergi begitu saja oleh istrinya, saat itu Boobae berusia tiga tahun, aku tak tahu pasti apa penyebab pergi nya ibu dari bocah lucu itu, tapi yang jelas, melihat Boobae menangis mencari ibu nya malam itu membuat hati ku teriris, rasanya andai dengan menelan Boobae mampu membuat nya merasa baik-baik, aku pasti akan melakukan itu, Rio pasti kebingungan bagaimana caranya menghentikan tangis anak nya waktu itu" cerita Lee ahjuma, Sohee pun mendengarnya dengan seksama, sambil menatap ke arah pintu yang di lalui oleh Rio dan Boobae tadi, entah apa yang ada di dalam pikiran nya, tapi yang jelas, ia menyukai Boobae yang langsung akrab dengan nya, meski baru pertama kali bertemu.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone New
FanfictionLimario, seorang single parent yang trauma menjalin cinta karena pernah ditinggalkan, hidup berdua dengan sang putra dan bekerja membanting tulang demi kebahagian Boobae.