43. Bukti

3.4K 405 62
                                    

Rio merubah posisi tidur nya menjadi menyamping ke kanan, belum lima menit, ia kembali miring ke kiri, bayangan wajah Rose membuat nya tak bisa tidur, sampai pagi tiba, Rio tetap tak bisa terlelap.


Kunpimook melirik wajah keponakan nya itu, yang terlihat tak fokus dan banyak pikiran, tapi ia mencoba acuh, menunggu apakah sang keponakan akan mengatakan sesuatu pada nya atau tidak.

Rio sedang mencari keberadaan sang putra, yang ternyata berada di ruang baca bersama Kunpimook, anak itu sedang menggambar.

"Gambar siapa ini?" Tanya Kunpimook, Rio hanya berdiri di balik pintu menunggu Boobae menjawab.

"Ini gambar Rose noona, grandpa, karena aku tak memiliki foto nya, jadi aku menggambar nya saja, agar disaat aku merindukan nya, aku bisa melihat gambar ini" polos Boobae, meski gambar nya masih sangat berantakan, tapi nampak sudah terkonsep dengan baik, Rio tak berani memasuki ruang baca, ia memilih kembali ke kamar nya, merenungkan ucapan sang anak.

Ceklek

Boobae membuka pintu kamar ayah nya, ia lalu berlari dan

Hap

"Boobae lapar papa, grandpa mengajak kita makan malam" ujar sang putra, asyik melamun membuat Rio jadi lupa waktu, tak sadar jika malam nyaris tiba.


"Baiklah, apa grandpa sudah di meja makan?" Tanya Rio menggandeng tangan Boobae.



"Sudah papa, grandpa lah yang meminta Boobae memanggil papa" jawab sang putra, suasana meja makan nampak berbeda dari biasanya, begitu kaku dan canggung, karena Rio yang bingung harus mengatakan sesuatu tapi takut, dan sang paman yang tak kunjung memberi kode.


Boobae dan Rio sudah bersiap hendak tidur malam itu, sampai akhir nya sang putra pun berkata.


"Boobae kangen Korea, rindu puding nya nyonya Park, rindu ayam masakan Sohee noona, rindu jalan-jalan dengan Rose noona, rindu bermain dengan tuan Park, rindu pelukan Lee ahjuma" gumam sang bocah yang sedang dalam dekapan sang ayah.



"Sama boy, papa juga rindu Korea" batin Rio, setelah memastikan Boobae tertidur, Rio pun keluar, ia hanya ingin mencari udara segar, karena pikiran nya kusut, ia melewati ruang baca, dan tanpa sengaja melihat lampu di dalam nya masih menyala, Rio pun berniat untuk mematikan nya, tapi ia terkejut ternyata sang paman masih di dalam, duduk sambil membaca buku dengan santai nya.


"Masuklah, aku memang sengaja menunggu mu" ujar Kunpimook yang sudah tahu tanpa perlu menoleh, jika yang berdiri di hadapan nya adalah sang keponakan, Rio pun gugup, tapi ia melangkah masuk.



"Katakan" ujar Kunpimook, tanpa mengalihkan pandangan nya dari buku yang berada di pangkuan nya, Rio gelisah.



"Aku tahu kamu ingin menyampaikan sesuatu, dan aku sudah siap untuk mendengar nya sekarang" lanjut Kunpimook, Rio semakin cemas, ia bingung harus memulai dari mana.



"A-aku ingin kembali ke Korea paman" jawab Rio tergagap, Kunpimook langsung menutup buku nya, dan melirik sang keponakan dari balik kacamata bacanya, Rio tentu takut dengan reaksi sang paman.



"Aku hanya ingin membuktikan satu hal paman" lanjut Rio



"Tentang?" Tanya sang paman.




"Cinta" jawab Rio singkat, Kunpimook langsung menatap serius wajah keponakan nya itu.



"A-aku hanya ingin membuktikan apa benar dia mencintai ku apa ada nya, hanya itu yang aku ingin tahu, paman" jelas Rio



"Dan jika ia benar mencintai mu?" Tanya Kunpimook.



"Tentu aku akan menikahi nya" jawab Rio



"Boobae masih butuh bimbingan seorang ibu, dan aku tak boleh egois paman" alasan Rio.



"Lalu jika kamu gagal membuktikan nya, kamu akan kembali lagi ke sini begitu?" Tebak Kunpimook, Rio menggeleng.



"Tidak, aku akan menetap di Korea, tempat ku dan Boobae bukan di sini paman" lirih Rio.

"Lalu hak mu?" Tanya Kunpimook.



"Aku tidak peduli, paman boleh mengambil nya, atau memberikan nya pada siapa pun, karena ku pikir, harta ini malah justru mengurung kebebasan ku, aku dan Boobae terbiasa bebas kemana pun kami mau, tanpa harus merasa takut, atau menjadi pusat perhatian" balas Rio


"Aku di takdirkan untuk menjadi seperti ini, dan aku menikmati nya, meski aku harus kehilangan, tapi aku masih memiliki Boobae, yang tak pernah menuntutku untuk menuruti semua keinginan nya, dan itu semakin memotivasi ku, jika tanpa harta yang melimpah, Boobae pun bisa bahagia" Kunpimook terdiam mendengar semua perkataan Rio, ia lalu berpikir, jika apa yang di katakan Rio, ada benar nya, mungkin itu juga yang membuat ia sampai sekarang belum menikah, karena setiap gadis yang di dekati nya, akan selalu mundur teratur ketika tahu jika nama belakang Kunpimook adalah Horvejkul, mungkin mereka takut terbebani, seperti hal nya Rio, dan ia tak bisa menjawab kata-kata Rio, ia tak bisa menahan, tapi juga tak bisa membiarkan, karena bagaimana pun, Rio adalah keturunan satu-satu dari Nickhun Buck Horvejkul, putra tertua keluarga Horvejkul.


"Maaf paman" ujar Rio sebelum akhir nya keluar dari ruang baca, karena sang paman tak kunjung membari jawaban, jadi Rio nekat, ia akan keluar dari rumah Horvejkul, besok.



Keesokan hari nya, Rio sudah menemukan ticket pesawat dan pasport nya diatas meja kamar nya, ia pun tersenyum lega, karena akhir nya, ia akan kembali ke negara nya, Korea.


"Boobae, Boobae, bangun lah, kita akan kembali ke Korea hari ini, Boobae senang kan?" Rio berusaha membangunkan sang putra, yang langsung membuka lebar kedua mata nya.


"Benarkah papa?" Seru nya tak percaya.



"Ya, kita akan pulang" beritahu sang papa lagi.



"Ayo kita mandi sekarang" ajak Rio.









#TBC






















Someone NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang