42. Harta, Tahta, Cinta

3.7K 418 70
                                    

Mendengar nama Rose di sebut, Rio langsung mengerjab kaget, tapi ia pura-pura biasa saja di hadapan paman nya, tapi, hati Rio terusik, apalagi, ketika Boobae mendongak menatap nya polos, Rio langsung menoleh pada sang paman, seolah meminta ijin, tapi ia juga takut, lalu siapa sangka, jika Kunpimook malah mengangguk.



Rio langsung sedikit berlari mengejar tamu nya tadi sambil memeluk Boobae di gendongan nya.





"Tunggu" cegah Rio pada Minho dan Channarong yang sudah siap hendak pergi, Minho sedikit lega, karena akhir nya, Rio memakan umpan yang Minho lempar tadi.


Minho, Rio, Channarong, serta Boobae yang masih berada di gendongan sang ayah pun kini berada di teras depan rumah Kunpimook.



"Kenalkan, aku Park Minho, dan dia Channarong, sahabat ku" Minho mengulurkan tangan kanan nya memperkenalkan diri nya pada Rio.



"Tadi hyung menyebut nama Rose bukan?" Tanya Rio to the point.



"Iya, aku dongsaeng kandung Park Yoona, tapi aku menetap di Australia" Rio terkejut.


"Aku kemari untuk mencari keberadaan kalian berdua" lanjut Minho.


"B-bagaimana bisa?" Tanya Rio lagi tak percaya, karena dia pikir, selama ini Rio tak memiliki siapa-siapa, selain Boobae, jadi ketika dia menghilang, tak akan ada yang peduli tentang keberadaan nya.



"Keponakan ku, Rose, dia nyaris gila mencari keberadaan kalian berdua" kata Minho.



"Boobae main dulu ne" bisik Rio yang langsung menurunkan sang putra dari gendongan nya, Channarong yang tak enak untuk terlibat dalam pembicaraan pun memilih pergi ke sudut teras dimana ada kolam ikan koi juga disana, dan Boobae pun berlari kecil menuju kolam, mengambil stoples berisi dryfood khusus untuk ikan-ikan itu.




"Dia sudah dua kali masuk rumah sakit, dan aku yakin, dia begitu bukan hanya karena Boobae saja, tapi juga karena ia mencintai mu, apa aku benar?" Tebak Minho, Rio langsung menunduk.



"Pulang lah, ke Korea, bersama ku, dan miliki gadis mu" bujuk Minho



"Dia butuh Boobae, dia butuh kamu, kehadiran kalian membawa kebahagiaan bagi keluarga Park, jangan berpikir jika kalian tak berarti untuk orang lain" rayu Minho lagi.



"Tapi. . . " jawab Rio takut



"Tapi apa?" Potong Minho



"Aku takut hyung, aku tak memiliki apa-apa untuk membahagiakan Rose nona di sana, aku hanya pria biasa yang tak berharta, atau pun bertahta" jawab Rio tentang ketakutan nya.



"Tapi kamu punya cinta" balas Minho.



"Aku yakin, jika kamu punya cinta, kamu juga pasti akan mempunyai tekat, memiliki motovasi untuk membahagiakan keluarga mu"



"Dengar Rio-yaa, nyata nya, harta yang di miliki hyung ku, tak mampu membahagiakan putri satu-satu nya, kamu tahu, Rose mencoba bunuh diri saking putus asa nya mencari keberadaan kalian" Rio bergeming, pikiran nya bercabang, antara harta, tahta, dan cinta, mana yang harus dia ambil.



Jika ia tinggal di Thailand, harta dan tahta tentu ada dalam genggaman nya, tapi jika ia kembali ke Korea, tentu ia hanya akan mendapatkan cinta saja, yang pernah mengkhianati nya, dua tahun yang lalu, kini ia dalam pilihan yang sulit.


"Aku pernah kehilangan karena aku hanya memiliki cinta, maaf hyung" lirih Rio, ia segera berjalan menjauh dari Minho, untuk memasuki kembali rumah nya.



"Keluarga Park tak mempermasalahkan itu Rio-yaa, mereka sudah memiliki segala nya, kecuali seseorang yang tulus seperti kalian" teriak Minho tak mampu menghentikan langkah Rio, tanpa mereka tahu, Kunpimook telah mendengar semua pembicaraan Rio dan Minho dari balkon lantai atas.



Minho melangkah keluar dengan gontai, merasa bersalah pada Rose sang keponakan karena tak berhasil membujuk Rio dan Boobae pulang, Minho masih belum tahu ada hubungan apa antara Rio dan Kunpimook, karena bukan itu tujuan utama nya datang ke Thailand, fokus nya cuma mencari Rio dan Boobae, lalu membawa nya kembali pulang ke Korea.



Yang di takutkan Minho pun menjadi kenyataan, ia melarang hyung nya memberitahu Rose karena tak ingin sang keponakan terlalu menaruh harapan lebih pada nya.






Kriinng. . .




Ponsel Minho berdering



My Lovely Niece is Calling





"Hallo"




"Hallo, uncle, kapan kalian tiba di Korea? Aku sudah tak sabar untuk menyambut kedatangan kalian" tanya Rose bersemangat, karena ia terlalu yakin, jika sang paman pasti akan berhasil membawa pulang Boobae dan ayah nya.






"Maafkan uncle Rose maafkan uncle" isak Minho di tepi jalan sambil memeluk kedua lutut nya, setelah sambungan telpon nya terputus, Channarong hanya menepuk-nepuk bahu Minho untuk menenangkan nya.



Sementara di Korea

Rose sudah mendekor ulang kamar Boobae, ia nampak sangat bahagia untuk menyambut kedatangan bocah yang sudah seperti dongsaeng nya sendiri itu, Yoong daddy, Seo mommy dan Krystal aunty saling bertatapan sendu, karena mereka tahu, Rio tak bersedia pulang bersama Minho, karena lebih memilih untuk menetap di Thailand.




Dan di kamar Rio

Pria itu melamun, tak bisa tidur, memikirkan Rose, Rio sebenar nya juga mencintai gadis itu, tapi ia menolak rasa itu karena ia tak percaya lagi dengan yang nama nya cinta, ia pernah sakit, dan tak mau terulang lagi dengan alasan yang sama.




"Maafkan aku Nona, karena tak memilih cinta" batin Rio


Semoga Rio tak menyesali keputusan nya, yang lebih memilih harta dan tahta, karena mungkin Rio sudah jengah dengan kehidupan nya dulu yang serba pas-pas.



"Demi Boobae" batin Rio lagi.





#TBC

Someone NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang