Limario, seorang single parent yang trauma menjalin cinta karena pernah ditinggalkan, hidup berdua dengan sang putra dan bekerja membanting tulang demi kebahagian Boobae.
Setahun menikah, Rose pun mengandung sekarang, usia kandungan nya sudah memasuki sembilan bulan, jadi ia harus beristirahat total sekarang, karena Boobae akan memiliki dongsaeng kembar, dan si sulung sendiri, dia sudah bersekolah di taman kanak-kanak sekarang.
"Mommy. . . Mommy. . . Boobae pulang" seru Boobae yang baru datang dari sekolah bersama sang ayah, bocah itu berlari memasuki rumah keluarga Park, dan Rio berjalan di belakang nya membawakan tas ransel sang putra.
"Hei, oppa sudah pulang" sambut Rose yang duduk di sofa depan tv.
"Apa kabar dongsaeng oppa?" Sapa Boobae sambil mengusap-usap perut besar sang mommy.
"Dongsaeng oppa baik, mereka tidak nakal dan menjaga mommy dengan baik sayang" balas Rose mengusap kepala Boobae yang berpeluh.
"Bagaimana sekolah oppa hari ini?" Tanya Rose, Rio duduk disamping kiri sang istri, sambil mengusap-usap perut buncit nya.
"Menyenangkan momm, tadi Raphael merayakan ulang tahun nya di kelas, dan kami semua mendapatkan makanan, Raphael itu baik momm, saat Dong-Wu ingin menambah kue nya, ia tak keberatan untuk membagi nya lagi" celoteh Boobae menceritakan teman-teman nya di sekolah, setiap hari selalu saja ada cerita, dan Rose dengan sabar nya mendengar dan menanggapi ocehan putra sambung nya itu.
Saking besar nya perut Rose, ia tak bisa makan bersama yang lain, karena ia hanya bisa duduk sambil sedikit berebah, tapi Boobae selalu menemani nya.
"Dongsaeng, cepat lah keluar, dan rasakan daging panggang buatan grandma, kalian pasti akan suka" tutur Boobae sambil memakan daging serta nasi nya, di kamar orang tua nya, Rose terkekeh dengan kelucuan Boobae, ia sendiri juga makan sambil di suapi oleh suami nya.
"Yakin Boobae mau berbagi daging dengan dongsaeng nanti?" Tanya Rio jahil.
"Eengg. . . " Boobae nampak berpikir.
"Tidak" jawab nya santai.
"Kenapa tidak? Mereka kan saudara mu boy?" Kaget Rio mendengar jawaban sang putra.
"Karena grandma pasti akan memasak banyak daging panggang untuk cucu nya, papa, jadi kami semua akan mendapatkan jatah yang sana, mana mungkin Boobae akan membagi nya" sungut Boobae menggemaskan, Rio pikir Boobae serius, ternyata hanya menjahili nya saja.
Tengah malam, Boobae tidur sambil memeluk perut besar Rose yang seperti nya mulai kontraksi.
"Oppa. . . Oppa. . . " ia membangunkan Rio yang terlelap di belakang Boobae.
"Yaa sayang" kaget Rio panik.
"Seperti nya aku kontraksi" kata Rose meringis menahan nyeri, pelan-pelan ia memindahkan tangan Boobae.
"Bangunkan daddy dan mommy, minta mereka menemani Boobae, kita ke rumah sakit" interuksi Rose.
Pagi nya, Boobae terbangun, ia merentangkan kedua tangan nya sambil menguap, meski tak ada Rio dan Rose yang ia pikir sudah bangun lebih dulu, dengan acuh nya ia turun dari ranjang, dan keluar kamar.
"Morning Boo, hari ini Boobae tidak sekolah dulu ne" beritahu Seo mommy.
"Kenapa grandma?" Tanya nya dengan mata setengah terpejam, Yoong daddy tersenyum lucu menatap cucu nya.
"Karena Boobae akan ke rumah sakit hari ini, untuk menjenguk si kembar" beritahu Yoong daddy.
"Si kembar siapa, grandpa?" Boobae masih belum sadar.
"Tentu saja dongsaeng nya Boobae oppa" jawab Seo mommy, Boobae langsung terbelalak.
"Apa mereka sudah lahir grandma?" Tanya nya, Seo mommy mengangguk.
Hap
Grandpa, ayo kita mandi sekarang, dan ke rumah sakit segera" ucap Boobae tak sabar, ia menarik tangan kanan Yoong daddy meminta untuk di mandikan.
Di dalam mobil, Boobae duduk di depan bersama sang kakek, sementara Seo mommy di belakang mendengarkan obrolan dua pria beda usia di depan nya itu.
"Grandpa, apa setelah Boobae punya dongsaeng, grandpa akan tetap sayang pada ku?" Tanya nya polos.
"Tentu saja, Boobae kan cucu grandpa juga, tak ada beda nya" jawab Yoong daddy.
"Berarti, jika grandpa punya makanan, Boobae juga boleh ikut menikmati nya?" Senyum sang bocah.
"Tidak" jawab Yoong daddy serius
"Kenapa tidak?" Kesal Boobae.
"Soal itu beda urusan Boo" balas Yoong daddy.
"Okey, mulai saat ini, Boobae pun juga akan demikian pada grandpa, grandpa tidak boleh meminta pudding Boobae, es krim Boobae, lamington cake Boobae, daging saus kaldu Boobae, yang semua nya grandma buatkan khusus untuk Boobae, grandpa tak boleh menyentuh nya sama sekali, no no no" ujar Boobae percaya diri sambil menggerakan jari telunjuk nya ke kiri dan ke kanan, membuat sang kakek terbelalak, bagaimana tidak, sang istri lebih suka memasak untuk cucu nya sekarang, Seo mommy terpingkal mendengar perdebatan cucu dan kakek nya itu.
Hap
Boobae turun dari mobil dan langsung menggandeng tangan Seo mommy, menunggu sang kakek turun, dengan bergandengan mereka pun memasuki lobby rumah sakit.
Tok. . . Tok. . .
Setelah mengetuk dua kali, Yoong daddy pun membuka pintu kamar rawat sang putri.
"Hi oppa" sambut Rose begitu keluarga nya memasuki kamar, Boobae terkikik sambil menutup mulutnya dengan tangan, malu-malu mendengar sapaan sang mommy.
"Hi momm" balas Boobae mendekati Rose, mencium pipi kanan mommy sambung nya itu untuk menyapa.
"Momm, dadd" Rio menyapa mertua nya, Yoong daddy yang lebih antusias pun langsung menghampiri cucu baru nya.