33. I Love You No Metter What

3.5K 419 72
                                    

Rio berjalan melewati Rose di kantor nya, mereka hanya saling tatap, karena di kantor Park, gosip menyebar dengan cepat, dan tak ada yang tahu siapa penyebar nya, hal ini tentu membatasi pergerakan Rose dan Rio dalam berinteraksi, gadis itu mana tahan berjauhan dengan pria yang di sukai nya meski belum terungkap.

Rose gelisah, ia tak tenang, perasaan membuncah, ingin mengungkapkan perasaan nya, tapi ragu, karena sejujur nya ia belum tahu alasan Rio berpisah dengan Jennie, tapi jika ia tak mengungkapkan nya, ia takut Rio akan di ambil orang, Sohee misal nya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose gelisah, ia tak tenang, perasaan membuncah, ingin mengungkapkan perasaan nya, tapi ragu, karena sejujur nya ia belum tahu alasan Rio berpisah dengan Jennie, tapi jika ia tak mengungkapkan nya, ia takut Rio akan di ambil orang, Sohee misal nya, yang dari bahasa tubuh nya saja, sudah terlihat jelas jika ia menyukai Rio.

Rio menaiki mobil Rose, sore itu, mereka akan selalu pulang paling akhir agar tak ada yang melihat jika kedua nya pulang bersama.

"Oppa" Rose menepikan mobil nya di pinggir jalan.

"Yaa nona?" Tanya Rio bingung, menatap Rose yang wajah nya tiba-tiba berubah serius.

"Aku mencintai mu" akhir nya Rose berani mengungkapkan perasaan nya, dan berbuat nekat tanpa memikirkan resiko nya, Rio tertegun, kaget mendengar ucapan Rose, gadis itu malah semakin menantang dengan menatap intens kedua mata Rio.

"Aku mencintai mu" akhir nya Rose berani mengungkapkan perasaan nya, dan berbuat nekat tanpa memikirkan resiko nya, Rio tertegun, kaget mendengar ucapan Rose, gadis itu malah semakin menantang dengan menatap intens kedua mata Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio menunduk, yang ia takut kan terjadi, Rio bukan tak tahu dengan kode-kode yang Rose berikan selama ini, hanya ia merasa cukup tahu diri, dan trauma untuk kembali menjalin hubungan, karena pernah kehilangan.

"Oppa" Rose mulai tak sabar, karena Rio hanya diam.

"Maaf nona" jawab Rio mampu meluluhkan air mata Rose.

"Kenapa?" Tanya nya masih tak terima dengan jawaban Rio, dan menatap nya penasaran dengan air mata yang berurai.

"Karena kita tidak sama, siapa nona dan siapa saya" jelas Rio.

"Aku tidak peduli, yang ku tahu aku mencintai oppa" Rose tetap pada pendirian nya.

"Dua tahun yang lalu, seorang wanita yang ku cintai, dan yang sudah memberiku satu putra, pergi dengan alasan materi" lirih Rio menunduk sedih.

"Nona tahu kan keadaan ku seperti apa, dan aku tak siap untuk kembali patah, dengan alasan yang sama" lanjut Rio.

"Oppa, dengar, aku mencintai mu apa ada nya, aku tak butuh materi, kita bisa mencari nya bersama" Rose memohon, ia bahkan merelakan harga diri nya jatuh demi seorang Rio, setelah tahu alasan perceraian nya hanya karena materi, bukan karena perilaku buruk Rio.

"Maafkan aku nona" sesal Rio lirih, ia lalu keluar dari mobil Rose dan berlari menjauh, karena tak tahan melihat gadis itu menangis, dan Rose pun tak berusaha untuk mengejar nya, karena ia menangis pilu di dalam mobil nya.

Rio pulang dengan nafas tersengal, berdiri di depan rumah Lee ahjuma, wanita paruh baya itu membuka pintu, dan Boobae muncul dari dalam.

"Papa!" Seru nya, dan Sohee, wanita itu menatap Rio dengan wajah kosong dari dalam jendela, pria itu pun juga menatap nya, tapi Sohee langsung memalingkan wajah nya, lalu berjalan menjauh dari jendela.

Rio tak bisa tidur, ia terjaga sepanjang malam, memikirkan obrolan nya dengan Rose tadi, sambil memeluk sang putra dari belakang diatas ranjang kamar nya, tengah malam, ia pun beranjak dari kasur nya, meraih ponsel di nakas samping tempat tidur, mencoba untuk menghubungi Rose, tapi gagal.


"Sepertinya aku harus ke rumah tuan Park, dan menitipkan Boobae kepada Lee ahjuma" batin Rio.







Ceklek

Rio terhenyak menatap pria pria berbadan kekar yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu rumah nya.

"Siapa kalian?" Kaget nya, panik, tapi tak ada jawaban, salah satu pria itu bahkan langsung mengunci tangan Rio, dan menghantam tengkuk nya sampai ia pingsan, dan seorang lagi menggendong Boobae yang masih tertidur pulas, rombongan pria tadi memba...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa kalian?" Kaget nya, panik, tapi tak ada jawaban, salah satu pria itu bahkan langsung mengunci tangan Rio, dan menghantam tengkuk nya sampai ia pingsan, dan seorang lagi menggendong Boobae yang masih tertidur pulas, rombongan pria tadi membawa ayah dan anak itu pergi entah kemana.



Rose pulang ke rumah nya dengan diantar oleh Joy dan Sungjae, yang lebih dulu di hubungi oleh Rio, karena ia khawatir meninggalkan gadis itu di tepi jalan sendirian.

"Rose, sudah ya, sekarang kamu istirahat, ini sudah malam, jangan menangis terus" hibur Joy yang tak tahu harus bagaimana melihat sahabat sekaligus boss nya itu menangis, orang tua Rose tak tahu menahu tentang apa yang menimpa putri nya.

Keesokan hari nya

Rose tentu canggung jika ia harus menjemput Rio seperti biasa, jadi ia putuskan ke sekolah Boobae setelah pulang sekolah, tapi anak itu tidak ada, sampai semua murid sudah di jemput orang tua nya pun, batang hidung Boobae tetap tak terlihat.

Rose menatap miss Jiyeon yang mengunci pintu kelas Boobae, lalu berjalan pulang, karena murid nya tak ada yang dititipkan sampai sore, Rose sebenar nya ingin bertanya, tapi ia sungkan, karena takut sang guru akan curiga mengenai kedekatan Rose dengan Boobae, meski ia gelisah, tapi tak ada yang bisa ia lakukan, kecuali kembali ke kantor.


"Rose" sambut Joy

"Hm?" Jawab sang boss datar.

"Rio tidak masuk kerja, jadi bagaimana dengan makan siang nya ini?" Tanya Joy


Deg


"Boobae tidak masuk sekolah, Rio tidak masuk kerja? Ada apa dengan mereka?" Batin Rose penuh tanya.


"Apa mereka sakit? Tapi jika sakit kenapa moment bisa pas dengan kejadian semalam? Tak mungkin oppa menghindari ku bukan?" Rose menerka-nerka.


"Rose!" Seru Joy karena sang boss tak kunjung menjawab, tapi malah melamun.













#TBC


Someone NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang