24. Maaf Jenn

4.8K 521 55
                                    

Tok. . . Tok. . . Tok. . .

Pintu rumah Jongin di ketuk oleh seseorang, sang pemilik rumah pun membuka nya.


"Selamat pagi, kami dari kepolisian Seoul, mendapat laporan jika saudara Kim Jongin telah melakukan tindakan kejahatan berupa penggelapan di perusahaan Park, dan ini adalah surat penangkapan nya" ujar petugas pada Jennie yang membuka kan pintu, kedua lutut Jennie langsung lemas, Jongin yang penasaran pun mendekati sang istri yang mematung di ambang pintu.


"Jennie-ahh" panggil nya, ia terkejut melihat polisi di depan rumah nya.

"Anda yang bernama Kim Jongin?" Tanya sang petugas.



"N-ne" jawab nya tergagap.


"Anda kami tahan" ujar sang petugas yang kemudian memborgol kedua tangan Jongin.


"Oppa" pecah sudah tangis Jennie mengikuti langkah Jongin yang dibawa oleh petugas ke mobil tahanan.


"Jennie-ahh" panggil Jongin ketakutan.



Di kantor polisi, Rio, Rose dan Kwon Yuri yang ditunjuk sebagai pengacara perusahaan Park sedang berdiskusi.

"Jika tuntutan untuk kasus penggelapan nya saja sampai tujuh tahun, seperti nya aku tak akan menuntut tuan Kwon, hukuman itu pasti terlalu berat bagi Jongin nanti" jelas Rio yang tak tega jika Jongin harus mendekam dipenjara terlalu lama, meski ia telah menjahati nya selama ini, suara derap langkah kaki cepat pun terdengar memasuki kantor polisi, petugas membawa Jongin diikuti Jennie di belakang nya.

"Jika tuntutan untuk kasus penggelapan nya saja sampai tujuh tahun, seperti nya aku tak akan menuntut tuan Kwon, hukuman itu pasti terlalu berat bagi Jongin nanti" jelas Rio yang tak tega jika Jongin harus mendekam dipenjara terlalu lama, meski ia...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jennie" batin Rio menatap sang mantan istri, dalam hati ia bertanya ada hubungan apa antara Jennie dan Jongin.

Polisi kemudian mempertemukan pelapor dan terlapor untuk bermediasi, apakah kasus hukum nya tetap di lanjutkan, atau damai dengan mengganti apa yang telah Jongin ambil secara ilegal.


"Tak ada mediasi sir, klient kami tetap ingin melanjutkan prose hukum nya" ujar Yuri tegas, Jennie menatap sendu pada Rio yang duduk di samping Rose, ia menatap marah pada Jennie.

"Oppa, aku mohon, tolong kita bicarakan ini dulu baik-baik" pinta Jennie sambil berdiri menatap Rio yang dingin, Rose menatap penuh tanya pada Rio, begitu juga Jongin, yang tak tahu jika Rio dan istri nya saling mengenal.

Jennie melangkah mendekati Rio dengan wajah memelas nya, air mata pun sudah tak terbendung lagi.


"Oppa, tolong maafkan Jongin oppa, kami pasti akan mengembalikan aset perusahaan, tapi tolong, batalkan laporan nya" mohon Jennie mengiba pada bekas suami nya, Rio enggan menatap mantan istri nya itu, karena dia masih sakit hati, sangat sakit, ditambah sekarang bahkan Jennie rela mengemis demi suami baru nya.





"Maaf Jenn, itu bukan kewenangan ku" tolak Rio karena memang soal tuntutan Park Company, itu bakan urusan nya.


"Tuan Kwon, seperti nya aku berubah pikiran, aku ingin menuntut Jongin atas pemalsuan dan penggelapan gaji ku" ujar Rio di hadapan Jennie yang masih belum beranjak.


Bruk

Jennie menjatuhkan diri di kaki Rio, tapi pria itu bergegas keluar dari ruangan mediasi di kantor polisi dengan acuh nya, wajar, Rio pantas melakukan nya pada Jennie, jika di bilang dia balas dendam, Rio tak mengelak, Rose pun mengejar Rio.

Dan Yuri masih tinggal untuk sekalian memasukan gugatan Rio pada Jongin.

Rio berlari ke tempat Rose memarkirkan mobil nya, tangan kanan nya bersandar pada body mobil, untuk menopang tubuh nya, nafas Rio naik turun, tersengal karena emosi, air mata membasahi kedua pipi nya, Rio sebenar nya tak ingin menangis, tapi ia tak tahu kenapa air matanya menetes, mungkin karena ia merasakan dada nya begitu nyeri sekarang.


Rose tak berani mendekat, meski ia ingin, melihat pria yang setahu nya begitu tegar, merawat Boobae seorang diri, kini sedang sesenggukan di sana.

Melihat Rio sedikit tenang, Rose pun mendekat, pria itu langsung mengusap kasar air mata nya, tentu saja Rio merasa malu menangis di hadapan boss nya.

"Boobae pasti malu memiliki ayah yang cengeng" kekeh Rio terkesan di paksa kan.

"Boobae pasti bangga memiliki papa yang pekerja keras, dan tangguh" potong Rose untuk menguatkan hati Rio, meski ia tak tahu apa yang terjadi, dan dia tak bertanya.

"Ayo kita jemput Boobae" kata Rose, karena memang sudah waktu nya Boobae pulang sekolah.

Setiba nya di Yochiwon, sang bocah ternyata belum keluar dari kelas, Rio pun menunggu di luar mobil bersama Rose.

"Dia adalah mama nya Boobae" ujar Rio tiba-tiba.

"Maksud oppa?" Bingung Rose yang takut salah dengar.


"Istri Jongin, dia adalah mama kandung Boobae" cerita Rio, Rose mengerjab terkejut, tak menyangka ia bertemu dengan wanita yang telah melahirkan putra yang begitu manis dan pintar, serta tampan seperti papa nya, Rose tak habis pikir dengan Jennie, dia yang tak ada hubungan apa-apa dengan Boobae saja rasanya rindu jika sehari saja tak bertemu, sedangkan Jennie, ia malah meninggalkan anak yang tahu apa-apa tentang permasalahan orang tua nya itu.


"Papa!" Seru Boobae membuyarkan lamunan Rose, menatap bocah itu berlari ke arah sang ayah.

"Papa tidak lembur?" Tanya Boobae.

"Tidak, jadi kita bisa pulang lebih cepat, dan mandi" jawab Rio sambil mengusap peluh di kening sang putra, dan Rose kembali melamun menatap interaksi anak dan ayah yang sangat dekat itu.

"Apa Boobae boleh bermain air papa, seperti waktu di rumah tuan Yoong?" Tanya Boobae polos.

"Tentu, apa pun untuk anak papa" jawab Rio, ia lalu menciumi wajah Boobae yang terpingkal geli, Rose ikut tersenyum mendengar suara tawa Boobae yang renyah.




#TBC

Someone NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang