"Boobae mau lagi?" Tanya Rose setelah bocah itu menghabiskan daging dan sayur nya tanpa sisa.
"Tidak noona, Boobae mau makan ini saja, noona tolong buka kan" jawab Boobae yang memilih makan kripik kentang dan meminta Rose untuk membuka kan nya.
"Kenapa?" Tanya Rose sambil membuka kan kantong kripik milik Boobae.
"Boobae takut di marahi papa, kalau membawa semua ini pulang" jawabnya jujur.
"Boobae pernah dimarahi papa?" Selidik Rose, bocah itu menggeleng.
"Lalu kenapa Boobae takut?" Desak Rose
"Tidak tahu, takut saja" jawab nya, sambil mengunyah kripik rasa rumput laut itu, mereka bertiga menunggu Boobae menghabiskan kripik dan waffle nya, baru kemudian pulang.
Di dalam mobil, Rose membongkar semua belanjaan Joy.
"Lihat, ini untuk Boobae, apa Boobae suka?" Tanya Rose memperlihatkan tas ransel kapten Amerika pada Boobae.
"Yeay, Boobae menyukai nya noona, gumawo" girang nya yang langsung memangku dan mengusap-usap tas baru nya, lalu memeluk nya erat sambil menimang-nimang nya, Rose menatap haru sambil menahan air mata nya melihat wajah bahagia Boobae.
Sesampai di sekolah, Sohee sudah menunggu di temani miss Jiyeon, ia tak terlalu khawatir karena sang guru sudah memberi tahu kemana Boobae dan dengan siapa serta apa tujuan nya.
"Noona" teriak Boobae
Hap
Bocah itu melompat turun dari mobil Rose dan berlari menghampiri Sohee.
Bruk
"Boobae punya tas baru noona" pamer nya pada Sohee.
"Wah, keren sekali tas nya, siapa yang membelikan nya?" Tanya Sohee.
"Rose noona" jawab Boobae menunjuk kearah Rose yang baru turun dari mobil nya.
"Selamat sore, maaf terlambat mengantar Boobae" ujar Rose pada Sohee, gadis itu mengangguk canggung.
"Miss" ia kemudian menyapa miss Jiyeon.
"Oh iya miss, saya mau menitipkan ini, untuk Hae-Won, murid kelas miss Luna yang juga mendapatkan beasiswa" ujar Rose.
"Baik nona, terima kasih untuk segala bantuan nya" balas miss Jiyeon.
"Boobae mau noona antar, ayo sudah sore" ajak Rose, bocah itu mendongak menatap Sohee, seolah bertanya.
"Tentu saja Sohee noona juga ikut" sambung Rose, Sohee tersenyum paksa pada Boobae.
"Okey" jawab bocah itu yang kemudian melangkah menuju ke mobil Rose di ikuti Sohee di belakang nya.
Dan mobil pun melaju menuju ke rumah Boobae, suasana di bangku belakang begitu canggung bagi Sohee, tapi ia tadi tentu tak bisa menolak tawaran Rose, melihat tatapan Boobae yang penuh harap.
"Sohee-sshi, maaf sebelum nya, bisakah saya minta tolong pada anda untuk menyampaikan surat ini pada orang tua Boobae?" Tanya Rose.
"T-tentu Rose-sshi" gugup Sohee karena lamunan nya tiba-tiba dibuyarkan secara mengagetkan.
"Dan tolong titipkan lagi pada Boobae setelah ditanda tangani" lanjut Rose.
"N-ne" jawab Sohee lirih.
Mobil mereka pun tiba di depan rumah Rio, Sohee dan Boobae pun turun.
"Gumawo noona" ucap bocah itu dari luar kaca mobil yang terbuka.
"Sama-sama, Bye Boo" balas Rose sambil mencubit pipi Boobae, bocah itu tertawa lalu melambaikan tangan nya pada mobil Rose yang mulai melaju meninggalkan halaman rumah Boobae.
Rio yang sudah pulang dari kantor pun keluar dengan rambut setengah basahnya, setelah selesai mandi.
"Hey boy" sapa nya pada Boobae yang masih berdiri bersama Sohee.
"Papa" balas Boobae dengan senyum yang baru kali ini Rio lihat semenjak kepergian Jennie, sampai Rio di buat tertegun.
"Boobae punya tas baru, karena terpilih menjadi murid yang mendapatkan beasiswa, papa" cerita sang putra menghampiri ayah nya dengan langkah girang, Sohee sendiri terpaku menatap wajah segar Rio yang hanya memakai baju dalam, celana pendek dan handuk yang melingkar di bahu nya.
"Oh ya, siapa saja yang mendapat beasiswa?" Tanya Rio menanggapi obrolan putra nya.
"Hanya Boobae dan Hae-Won di kelas sebelah papa" jawab Boobae
"Oppa" Sohee menghampiri Rio, menyerahkan surat titipan Rose sambil menunduk malu melihat Rio yang menurut nya vulgar.
"Terima kasih Sohee ya" kata Rio setelah mendengar penjelasan Sohee.
"Aku permisi oppa" pamit Sohee, Rio pun lantas menggendong Boobae yang terus mengoceh menceritakan pengalaman nya tadi ke mall sebagai perwakilan sekolah yang menerima beasiswa, Rio pun menanggapi nya dengan serius.
"Papa tidak marah kan?" Tanya Boobae di akhir cerita, dengan wajah cemas dan ketakutan nya, Rio tersenyum.
"Tentu tidak, karena itu beasiswa yang arti nya Boobae dapat dari usaha Boobae yang menjadi nomor satu di kelas" jawab Rio.
Setelah Boobae tertidur malam itu, Rio pun membuka surat dari Rose tanpa membaca nya terlebih dahulu, dan langsung menandatangani nya, kemudian memasukan nya ke dalam tas baru Boobae yang sudah di isi dengan semua perlengkapan sekolah sang bocah.
Rio kemudian menyusul Boobae tidur sambil memeluk putra semata wayang nya itu dari belakang.
Karena sudah percaya dengan pihak sekolah dan donatur nya, Rio tak membaca cop surat yang ia tanda tangani, yang adalah surat dari perusahaan tempat ia bekerja, ia juga tak membaca isi surat yang yang ia tanda tangani, karena Rio pikir, itu hanya sebuah surat pemberitahuan saja, itulah pria, yang tak pernah seteliti atau sedetail seorang wanita untuk hal-hal penting seperti ini.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone New
FanfictionLimario, seorang single parent yang trauma menjalin cinta karena pernah ditinggalkan, hidup berdua dengan sang putra dan bekerja membanting tulang demi kebahagian Boobae.