Bonus(tamat)

6.1K 503 108
                                    

Boobae nampak gelisah, ia tak tahu harus dari mana memulai nya, takut sudah pasti, tapi jika ia tak mengatakan nya, rasa rindu dan penasaran nya pasti tak akan terjawab.

"Katakan, ada apa sayang" kata sang mommy sambil memainkan telinga kiri Boobae dengan tangan nya.


"Eengg. . ." Gumam bocah itu berfikir untuk menyusun kata-kata yang tepat agar mommy dan papa nya tidak marah.

"Apa boleh, jika suatu saat Boobae ingin bertemu dengan mama?" Tanya nya hati-hati, Rio dan Rose saling bertatapan, melihat reaksi kedua orang tua nya, Boobae pun merasa takut dan bersalah.

"T-tak mengapa jika papa dan mommy tak mengijinkan, Boobae bisa mengerti" gugup nya, ia pun berdiri, hendak meninggalkan kamar kedua orang tua nya, tapi Rose menahan tangan Boobae.

"Tentu boleh, kapan Boobae ingin bertemu mama?" Tanya Rose lembut.

"Boobae belum menentukan hari nya momm" jawab nya.

"Okey, katakan pada mommy dan papa jika Boobae sudah menemukan waktu nya, ne" kata Rose tersenyum hangat.

"Gumawo momm" ucap Boobae tersenyum hangat.

Cup

"I love you momm" Boobae mengecup pipi kanan Rose sebelum keluar dari kamar orang tua nya.

"Oppa" Rose langsung menyandarkan wajah nya di dada Rio, ia menangis haru mendengar ucapan Boobae.


Tiga tahun kemudian

Rio dan Rose berfikir, mungkin sang putra lupa dengan permintaan nya, karena sampai ia lulus SMA, Boobae tak pernah mengatakan kapan ia akan bertemu dengan sang mama.

"Oppa, oppa, nanti oppa yang jemput kami ne, oppa belum masuk kuliah kan?" Tanya si kembar, dan seperti biasa, Boobae selalu memperlakukan dongsaeng dengan lembut, dan penuh kasih sayang.


"Oppa kan belum mempunyai surat ijin mengemudi" jawab nya halus.

"Berarti oppa ikut papa jemput kami, aku malu oppa, Woojin selalu mengganggu kami setiap pulang sekolah" kesal sang maknae Nana.


"Siapa itu Woojin?" Tanya Boobae sambil mengusap rambut si kecil Nana.

"Dia senior di sekolah oppa" jawab Nana sambil memanyunkan bibir nya.

"Tubuh nya lebih besar dari kami, dan dia namja, jadi kami tak berani untuk melawan nya" imbuh Nicky.

"Baiklah baiklah, besok oppa akan ikut papa menjemput kalian" jawab Boobae.


"Yeay, gumawo oppa" seru si kembar yang kemudian kompak menciumi oppa nya, Boobae hanya tertawa dengan tingkah dongsaeng nya.

Dan benar saja, keesokan hari nya, Boobae sudah berdiri di depan pintu gerbang sekolah si kembar, dan sang papa menunggu di dalam mobil nya sambil memperhatikan anak-anak nya, Woojin mulai mendekati si kembar, dan dengan sigap Boobae pun melangkah menyusul si kembar.

Puk puk

Boobae menepuk bahu Woojin dari belakang, remaja itu menoleh, ia mendongak menatap wajah Boobae yang jauh lebih tinggi dari nya itu.

"Ada masalah dengan dongsaengku?" Tanya Boobae.

"Oppa" seru si kembar senang karena sang oppa datang untuk menolong nya.


"T-tidak hyung, tidak" gagap Woojin ketakutan, ia pun berlari meninggalkan si kembar.

Dalam perjalanan pulang, Boobae terus menunduk, memikirkan sesuatu, dan ketika tiba di rumah, ia pun tak langsung turun.

Someone NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang