"Hyung, selama ini, bagaimana hubungan atau interaksi Rose dengan Rio?" Tanya Minho ingin tahu.
"Aku tidak melihat ada keanehan dengan hubungan mereka, semua terlihat normal" jawab Yoong daddy, Minho berpikir keras, siapa orang yang harus ia curigai.
Rose mulai membuka mata sore itu, dan orang pertama yang ia lihat adalah sang aunty.
"Sayang, sudah bangun?" Krystal langsung berdiri menyapa sang keponakan tercinta.
"Aunty" rengek Rose, Krystal pun langsung memeluk nya, dan tangis gadis Park itu pun kembali pecah.
"Tenang ne, uncle disini untuk ikut membantu mencari keberadaan Boobae, mereka pasti akan menemukan nya" hibur Krystal meyakinkan sang keponakan.
"Aku merindukan nya aunty" isak Rose
"Iya, sabar ne" ujar Krystal, Rose akhir nya mau buka suara pada sang aunty, Minho kemudian ikut mendekat, mengusap kepala Rose, agar merasa tenang.
"Hyung, malam ini sebaiknya biar aku dan Krystal yang menjaga Rose, hyung dan noona pulang saja, istirahat di rumah" ujar Minho pada Yoong daddy.
"Kalian baru datang dari Australia, apa kalian tidak capek?" Tanya Yoong tak enak.
"Tidak hyung, percayalah pada kami" paksa Minho.
"Baiklah" akhir nya Yoong menyerah, ia pun pulang bersama sang istri.
"Mudah-mudahan, Minho bisa memecahkan misteri kepergian Rio dan Boobae" gumam Seo mommy, ia menitikan air matanya dalam perjalanan pulang bersama sang suami, tak di pungkiri jika ia pun juga merindukan Boobae, mencemaskan keadaan anak itu, tapi ia tak berani memperlihat kan nya di depan sang putri, agar tak semakin down.
Dengan hadir nya Krystal dan Minho, sedikit banyak mempengaruhi kesehatan Rose, meski tubuh nya langsung nampak mengurus, Krystal sedang menyuapi nya makan malam.
Selesai makan, Rose berbaring sambil memeluk kaki Krystal yang sudah bagaikan ibu nya sendiri.
"Apa oppa pergi untuk menghindari ku?" Lirih Rose, Krystal dan Minho saling melirik penuh tanya.
"Maksud nya?" Tanya Krystal pura-pura tak paham.
"Hari sebelum oppa pergi, aku menyatakan perasaan ku pada nya, dan aku sedikit memaksa oppa agar bersedia menerima ku" jujur Rose.
"Kamu mencintai Rio?" Tanya Minho, Rose mengangguk.
"Lalu alasan dia menolak mu?" Tanya Minho lagi.
"Jennie meninggalkan oppa dan Boobae karena alasan ekonomi, dan oppa takut, jika nanti ia menerima ku, aku akan mematahkan hati nya lagi karena alasan yang sama, padahal aku tak seperti itu, aku mencintai oppa karena aku tahu keseharian oppa seperti apa" cerita Rose dengan suara sengau nya.
"Sekarang tidur lah, biar besok uncle mulai mencari nya, kita pasti bakal menemukan mereka" ujar Minho.
Keesokan hari nya, Rose di jaga oleh Krystal dan Seo mommy, sementara Yoong daddy ke kantor, dan Minho, dengan mengendarai mobil Rose mulai mencari info-info penting yang bisa dengan mudah nya ia dapatkan.
Mobil Minho melaju pelan mengikuti mobil Jennie, orang yang di curigai oleh nya.
Di tempat lain
Sohee menuntun sang nenek keluar dari sebuah klinik kesehatan.
"Uhuk. . . Uhuk. . . " batuk Lee ahjuma.
"Kita duduk dulu halmeoni" ujar Sohee yang mendudukan sang nenek di kursi ruang tunggu, lalu membuka kan tutup botol minuman yang mereka bawa dari rumah.
"Halmeoni minum dulu" perintah Sohee, untuk meredakan batuk sang nenek, wanita paruh baya itu sakit karena merindukan Boobae, memikirkan bocah lucu itu membuat nya sakit.
Sohee menghentikan sebuah taksi, untuk mengantarkan nya pulang bersama sang nenek, tak mungkin mereka naik bus, takut akan semakin menyebarkan virus penyakit nanti nya.
Sohee membantu sang nenek keluar dari taksi, kala sang cucu sedang membayar argo, wanita tua itu menatap sedih rumah Rio yang kini kosong, Boobae sudah bagaikan cucu nya sendiri, bertahun-tahun ia menjadi saksi bagaimana bocah itu menjalani hari nya dari semenjak dalam kandungan sang mama, bahkan sampai Jennie meninggalkan nya pun, ahjuma Lee selalu bersama Boobae.
"Halmeoni" panggil Sohee membuyarkan lamunan sang nenek.
"Cuaca dingin, ayo kita segera masuk, dan minum obat nya" ajak Sohee yang kembali menggandeng tangan sang nenek.
Gadis muda itu mendudukan sang nenek di sofa depan tv, sementara ia sendiri, ke dapur untuk menyiapksn makan malam bagi Lee ahjuma, yang menghela nafas berat menatap tayangan kartun kesukaan Boobae.
"Halmeoni, ayo buka mulut mu, setelah ini kita minum obat nya" ujar Sohee menyuapi sang nenek, tapi Lee ahjuma bungkam.
"Bagaimana aku bisa makan, jika aku sendiri tidak tahu apakah diluar sana, Boobae juga sudah makan atau belum" lirih nya dengan suara bergetar, Sohee melirik ke arah tv, ekspresi nya juga menahan tangis.
"Boobae pasti sudah makan halmeoni, aku yakin oppa tak akan membiarkan Boobae kelaparan" bujuk Sohee
Sementara Minho
Ia terus berpikir keras menatap Jennie yang keluar dari sebuah mall, di malam hari.
"Apa yang kamu sembunyikan Jennie?" Batin Minho, mobil nya kembali melaju mengikuti Jennie dari belakang dengan jarak aman, dan ketika mobil yang di kendarai oleh ibu nya Boobae itu berbelok ke kiri, Minho memilih untuk lurus.
"Sial" kesal nya sambil memukul stir mobil yang ia kemudikan.
"Ayolah, kenapa jadi seperti ini? Kenapa otak ku terasa tak bisa diajak bekerja sama di saat-saat genting seperti ini" keluh Minho marah pada diri nya sendiri, karena tak menemukan hal aneh atau mencurigakan pada Jennie.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone New
FanfictionLimario, seorang single parent yang trauma menjalin cinta karena pernah ditinggalkan, hidup berdua dengan sang putra dan bekerja membanting tulang demi kebahagian Boobae.