Author Pov
Ruben dan Frislly masih di perjalanan menuju Rumah. Ruben masih secara perlahan menjelaskan pada Frislly apa yang sebenarnya terjadi pada Jordi.
"Begitu sampai Rumah sakit, Jordi udah dalam keadaan kritis dan koma selama dua hari. Waktu itu Koko panik, kalang kabut sampe Koko gak bisa berpikir jernih." Ruben mengambil jeda sejenak.
"Setelah Jordi sadar dari koma, tiba-tiba dia bingung bahkan sampe gak ngenalin orang-orang yang ada di Ruang rawatnya. Dokter langsung bertindak cepat buat meriksa semuanya secara terperinci. Dan setelah semua hasilnya keluar, ternyata..." Penjelasan Ruben menggantung.
"Ternyata apa Koh ?" Lirih Frislly yang sedari tadi menyimak dengan dada yang terasa sesak mendengar cerita Ruben.
"Ternyata akibat benturan di kepalanya, Jordi di diagnosa Amnesia Global Sementara. Amnesia ini emang bersifat ringan dan sementara, tapi bisa nyebabin bingung atau gelisah yang hilang timbul dan berulang-ulang. Sekarang keadaan Jordi bener-bener kacau. Selama sebulan kemarin, Koko bawa Jordi buat berobat di Luar Negeri, itu juga atas saran Dokter. Soalnya Koko juga pikir di sana fasilitas dan pengobatannya lebih mendukung, dengan harapan Jordi bisa mengingat semuanya lagi. Tapi ternyata tetep gak ada hasil. Koko hampir putus asa ngeliat keadaan Jordi yang sekarang." Ruben menunduk berusaha menahan tangisnya.
"Koh..." Frislly mengusap bahu Ruben dengan lembut. Semoga dengan cara itu bisa membuat Ruben lebih tenang, meskipun sendirinya juga tidak tenang.
"Sekarang Kak Jordi bener-bener gak inget siapapun ?" Tanya Frislly hati-hati.
"Selama pengobatan sebulan itu, cuma keluarga inti yang udah mulai dia inget. Koko, Cici, dan tiga keponakannya. Yang lainnya bener-bener dia gak inget sama sekali termasuk kamu Fishy." Ruben menghapus air matanya sebelum meluncur lebih banyak lagi.
Hati seorang Kakak mana yang tidak akan sakit melihat keadaan Adik tersayangnya seperti orang yang berjalan tapi tidak tahu arah.
Lalu, bagaimana dengan Frislly begitu mendengar orang yang menyayangi dan dia sayangi secara tiba-tiba lupa akan dirinya, sudah pasti menyakitkan juga bukan ? Frislly tau itu murni karena sebuah kecelakaan bukan sengaja dilupakan, tapi tetap saja terasa sesak.
"Koko minta maaf. Gara-gara panik dan kalut, Koko sampe lupa buat ngasih tau kamu. Semua orang rumah fokus sama kesembuhan Jordi sampe-sampe gak inget apa pun."
"Koko bener-bener minta maaf telat ngasih tau kamu, Fishy. Mungkin kalo dari awal Koko ngasih tau kamu, bisa jadi kamu yang bisa balikin ingatan Jordi lagi." Lanjut Ruben.
"Koh, jujur aku kaget sekaligus sakit denger penjelasan Koko barusan. Aku gak nyalahin Koko. Koko gak perlu minta maaf, Koko gak salah. Aku juga kalo ada diposisi Koko udah pasti bakal sama paniknya." Akhirnya Frislly berani membuka suaranya setelah dari tadi diam terus mencoba mencerna semuanya.
"Aku yang harusnya minta maaf, kalo waktu itu Kak Jordi gak janjian ketemu sama Fishy, mungkin semua gak akan kaya gini Koh." Frislly merasa bersalah. Jika saja waktu itu dia tidak mengiyakan ajakan Jordi untuk bertemu, mungkin sekarang keadaannya akan tetap sama seperti biasanya.
"Fishy gak salah. Ini semua murni kecelakaan. Jangan nyalahin diri kamu sendiri. Koko tau yang awalnya ngajak buat ketemu itu Jordi, jadi semua sudah takdir dari Tuhan harus seperti itu." Ruben tau semua cerita awal mulanya dari Tian.
Ruben pun sempat marah dengan Tian dan beberapa ajudan yang biasanya mengawal Jordi kemana-mana. Tapi setelah kepalanya dingin, dia sadar itu semua bukan sepenuhnya kesalahan Tian atau ajudannya, dia tahu persis bagaimana sifat Adiknya jika menyangkut orang yang dia sayangi. Masih untung juga Tian mengikuti Jordi secara diam-diam. Jika tidak, mungkin Jordi tidak bisa diselamatkan dengan cepat dan tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories
FanfictionJordi dan Frislly. Dua insan yang sama-sama memiliki trauma akan cinta, hingga pada akhirnya mereka dipertemukan. Akan kah saling memulihkan luka ?