45. Cemburu, atau ?

2.4K 204 105
                                    

Lagi-lagi Frislly tertidur di perjalanan pulang. Begitu sampai pekarangan Rumah nya, Tian yang sudah paham apa yang harus dia lakukan langsung turun dan memencet bel Rumah Frislly.

Jordi dengan penuh kehati-hatian menggendong gadis mungil nya itu.

Seperti biasa sebelum mengantar Frislly ke Kamarnya, Jordi meminta izin terlebih dahulu pada Fari. Setelah itu baru dia naik ke atas diikuti assistant rumah tangga Frislly.

"Good night. Sleep well sayang."

Kecupan lembut mendarat di kening Frislly. Lalu dia menarik selimut sampai batas lehernya. Diusapnya kembali puncak kepala Frislly sebelum dia ke luar dari Kamar.

Setelah memastikan Frislly tidur dengan nyaman, Jordi berlalu ke luar dan menghampiri Fari yang tengah duduk di ruang keluarga.

"Mam." Jordi duduk di samping Fari.

"Apa kabar Nak Jordi ?" Tanya Fari.

"Alhamdulillah baik Mam. Mama apa kabar ?" Tanya balik Jordi.

"Seperti yang kamu liat, Mama baik juga." Fari mengusap pundak Jordi.

"Mau minum apa Nak ? Biar nanti minta bibi ambilin." Lanjut Fari.

"Air putih aja Mam." Fari langsung meminta assistant rumah tangganya untuk mengambilkan air minum.

"Mama kok manggil aku Nak ? Biasanya juga Kakak." Ujar Jordi.

"Maksudnya ?" Tanya Fari tidak mengerti.

"Mama udah gak nganggep aku anak Mama lagi ? Biasanya juga manggil Kakak, sekarang manggil Nak." Ujar Jordi. Dia tahu bahwa Fari belum mengetahui kalau ingatannya sudah kembali.

Fari terlihat sedang mencerna maksud dari perkataan Jordi. Sampai detik berikutnya dia menoleh kearah Jordi.

"Kakak udah inget semuanya ?" Binar matanya menyorotkan antara tidak yakin dan bahagia.

"Iya Mam." Jawab Jordi dengan senyuman hangatnya.

"Alhamdulillah..." Fari berhambur memeluk Jordi. Tidak henti-hentinya dia mengucap syukur atas kesembuhan Jordi.

"Mama seneng banget, akhirnya." Jordi balas memeluk Fari. Sama halnya dengan Fari, dia juga begitu bahagia atas kesembuhannya. Dan sekarang rasa bahagianya bertambah, dia bersyukur bisa merasakan pelukan tulus seorang Ibu lagi.

"Makasih Mam. Mama udah perlakuin aku seperti anak Mama sendiri. Setidaknya aku bisa ngerasain lagi kasih sayang seorang Ibu." Ujar Jordi seraya melepaskan pelukannya.

"Sama-sama sayang. Apa pun yang bikin anak-anak Mama bahagia, Mama juga pasti bahagia. Dan Mama bisa rasain, anak kecil Mama bahagia ada disamping kamu. Jaga dia baik-baik ya, sayangi dia, cintai dia selayaknya Mama ngejaga anak Mama." Fari mengusap punggung tangan Jordi.

"Makasih Mama udah percaya sama aku. Aku bakal buktiin ke Mama, kalo anak kecil Mama itu berada di tangan orang yang tepat. Aku bakal terus berusaha buat dia bahagia." Jawab Jordi tulus.

"Kamu jangan pernah sungkan sama Mama ya. Bagi Mama kamu juga udah jadi bagian keluarga Mama. Kamu juga anak Mama." Fari tersenyum.

"Oh iya, Mama penasaran gimana bisa ingatan kamu balik lagi ?" Lanjut Fari bertanya.

"Gara-gara aku gak sengaja liat foto aku sama Fishy di handphone nya dia." Jawab Jordi.

"Terus, terus ?" Tanya Fari lagi tak sabaran.

Jordi langsung menceritakan semuanya dengan jelas. Raut wajah Fari bingung, kenapa bisa hanya karena sebuah foto.

Jordi sendiri pun bingung, padahal sebelumnya Ruben pernah menunjukan Foto keluarga mereka bahkan video-video yang sengaja mereka rekam di setiap moment. Tapi tetap tidak berhasil. Mungkin memang sudah jalan Tuhan yang harus seperti ini. Yang penting sekarang semuanya telah kembali seperti semula.

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang