Tok... Tok... Tok... !
"Non, kata Ibu udah siap belum ?" Terdengar suara perempuan paruh baya memanggil dari luar kamar.
"Iya Bi bentar lagi aku turun." Jawab Frislly dari dalam.
Tak lama, Frislly benar turun menyusul Mama dan Adiknya yang sudah menunggu di depan.
"Yuk Mam." Ajak Frislly.
"Udah semuanya Kak ? Gak ada yang ketinggalan ?" Tanya Fari memastikan.
"Udah gak ada." Jawab Frislly.
"Bi saya sama anak-anak pergi dulu ya. Jaga Rumah. Kalo ada apa-apa langsung hubungin saya." Pesan Fari Sebelum meninggalkan Rumahnya.
"Nggeh Bu. Hati-hati Bu, Non, Den." Jawab assistant rumah tangganya.
Mereka bertiga hanya menanggapi dengan anggukan. Setelah itu berlalu masuk mobil dan meninggalkan pekarangan Rumahnya.
"Kakak udah kasih tau Kak Jordi kalo kita udah berangkat ?" Tanya Fari.
"Udah Mam. Tadi udah Kakak bilang." Jawab Frislly.
"Emang kita ke Rumah Kak Jordi mau ngapain sih Mam ?" Fahsya penasaran. Dia hanya mengikuti saja tapi tidak tahu tujuannya apa.
"Gak ada apa-apa cuma ngumpul aja sama keluarga Koh Ruben juga." Frislly menjawab pertanyaan Fahsya.
"Oh kirain mau acara nentuin tanggal." Gumam Fahsya.
"Tanggal apaan ?" Tanya Frislly polos.
"Tanggal nikahan kalian lah. Tanggal apa lagi." Celetuk Fahsya.
Pletak !
Fahsya mengusap-ngusap kepalanya yang kena jitakan Frislly.
"Sakit Ka ih." Ujar Fahsya cemberut.
"Makanya kalo ngomong tuh jangan asal." Ketus Frislly.
"Loh aku kan cuma nanya. Kali aja gitu rundingin itu. Emang Kakak gak mau nikah sama Kak Jordi ?" Fahsya menengok ke arah Frislly yang duduk disampingnya.
"Ya. Ya mau lah. Siapa yang gak mau." Jawab Frislly.
"Lah terus kapan ? Jangan kelamaan, ntar ada yang embat tau rasa loh." Ujar Fahsya. Antara mengingatkan dan meledek itu beda tipis.
"Ya ampun mulutnya ya ini anak. Kakak sumpel tau rasa kamu !" Kesal Frislly.
"Ya kan Adek cuma nanya sekaligus ngingetin. Apa salahnya ?" Polos Fahsya. Sepolos-polosnya. Sampai rasanya ingin menjitaknya kembali.
"Ya do'ain aja sih. Kalo udah waktunya juga pasti nikah kok. Nikah itu gak gampang Dek. Butuh persiapan. Gak harus buru-buru juga." Jelas Frislly.
"Ya, ya, ya." Fahsya memasang earphone dan memutar musik. Dia tahu betul jika sudah seperti itu, Kakaknya akan menceramahinya panjang kali lebar.
"Ck !" Decak Frislly melihat tingkah Adiknya.
Fari hanya menggelengkan kepala dengan kelakuan kedua anaknya itu. Dia tau anak-anaknya saling menyayangi, tapi gengsi. Kalau sedang berdekatan mereka seperti Tom and Jerry, kalau jauh merasa kehilangan, kalau ada yang menyakiti mereka akan saling melindungi.
Sepertinya hal itu memang berlaku bagi semua Kakak Beradik di Dunia ini.
"Tumben banget jalanan Jakarta gak macet. Biasanya hampir tiap jam macetnya." Gumam Frislly. Dia memperhatikan sepanjang jalanan kota Jakarta dari balik jendela.
Tiga puluh lima menit waktu yang ditempuh. Mobil putih Frislly sudah memasuki pekarangan Rumah Jordi. Lalu mamarkirkannya sejajar dengan mobil keluarga Onsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories
FanfictionJordi dan Frislly. Dua insan yang sama-sama memiliki trauma akan cinta, hingga pada akhirnya mereka dipertemukan. Akan kah saling memulihkan luka ?