58. Si Anak Kecil

1.9K 170 65
                                    

Jordi meraih handuk kecil yang disediakan Tian. Dia menyeka keringatnya yang bercucuran. Setelah itu ia berlalu dari ruang gym dan masuk ke Kamarnya yang tak jauh dari ruangan tempat biasa dia olahraga.

Tangannya bergerak membuka pintu lemari lalu mengambil baju untuk dia pakai hari ini. Celana panjang hitam dan kemeja lengan pendek berwarna putih polos. Detik berikutnya Jordi langsung masuk ke Kamar mandi.

Lima belas menit berlalu dia keluar dengan memakai handuk melingkar dipinggangnya lalu berjalan ke arah tempat tidur. Dan memakai baju yang tadi dia siapkan sendiri.

Hari ini Jordi berencana akan menemui Frislly untuk membicarakan persiapan pernikahan mereka yang akan berlangsung bulan depan.

Mungkin terlalu cepat, jarak dari Jordi melamar Frislly waktu di Labuan Bajo kemarin hanya tiga bulan saja. Tapi itu sudah menjadi keputusan dua belah pihak keluarga. Terutama Jordi yang memang sudah tidak mau berlama-lama lagi mengingat dirinya yang memang sudah merasa siap menjadi seorang suami.

Setelah dirasa rapi, Jordi keluar dari Kamarnya dan turun ke bawah.

"Ian, siapin mobil ya." Jordi menghampiri Tian yang tengah duduk di ruang TV.

"Udah dari tadi Mas Jo. Mau berangkat sekarang ?" Tanya Tian.

Jordi melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Jam menunjukan pukul sembilan pagi.

"Sekarang aja deh." Jordi berlalu dari hadapan Tian.

"...eh, lu jadi kan ajak Ikke juga ?" Dia menoleh kembali pada Tian.

"Jadi Mas Jo." Jawab Tian.

Lalu mereka keluar dari Rumah mewah Jordi. Dan masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir di depan Rumahnya.

Tian dan Jordi hanya pergi berdua saja tanpa supir. Mereka sengaja agar memiliki waktu berdua dengan pasangan masing-masing. Tepatnya juga kasian Pak Edi jika harus mengikuti mereka.

Jalanan Kota Jakarta hari ini lenggang tanpa kemacetan. Sebelum menuju tujuan mereka. Jordi pergi ke Rumah Frislly dahulu untuk menjemput calon istrinya juga Ikke yang memang sudah menunggu di Rumah Frislly.

Mobil Mercy putih itu memasuki pekarangan Rumah bernuansa monochrome. Jordi turun dari mobilnya lalu memencet bel Rumah Frislly.

Ceklek !

Seorang wanita paruh baya membuka pintu utama Rumah Frislly.

"Eh Den Jordi. Masuk Den." Ujarnya sopan.

"Makasih banyak Bi." Jordi menganggukkan kepalanya lalu masuk diikuti Tian dibelakangnya.

"Silahkan duduk Den, Mas Tian." Jordi dan Tian langsung duduk di ruang tamu.

"Mau minum apa ? Biar Bibi ambilin." Tanya Bibi.

"Air putih aja Bi gak papa." Jawab Jordi.

Assistant rumah tangga Frislly mengangguk dan berlalu dari hadapan mereka berdua menuju dapur.

Terdengar derap langkah dari arah tangga. Jordi mengalihkan pandangannya. Terlihat Frislly turun dengan balutan kemeja oversized yang bagian lengannya ia gulung, dan memakai bawahan celana kulot bahan kain. Dibelakangnya terdapat Ikke yang mengikutinya.

Rekah senyum manis terpancar dari wajah cantik Frislly. Dia berjalan menghampiri Jordi lalu duduk disampingnya setelah salim pada calon suaminya itu.

"Udah lama sayang ?" Tanya Frislly.

"Nggak kok. Baru berapa menit yang lalu." Jordi mengusap lembut puncak kepala Frislly.

"Permisi, Non, Den, ini minumnya." Assistant rumah tangga Frislly menata minuman serta beberapa cemilan ringan di meja.

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang