18. Cerita Thalia

1.9K 154 44
                                    

Author Pov

Setelah semuanya selesai makan. Ruben, Wendah, Frislly, Jordi dan Thalia berkumpul di ruang keluarga untuk sekedar berbincang. Sedangkan Onyo, dia sudah masuk ke Kamarnya untuk mengerjakan tugas sekolah, dan si bontot Thania sudah tidur duluan ditemani susternya.

"Aunty Frislly. Temenin ai maen yuk." Ajak Thalia.

"Mau maen apa lagi Cici ?" Tanya Wendah.

"Maen apa aja Bunda di playground." Jawab Thalia.

"Kan tadi udah sama Onyo sama Thania. Ini udah jam delapan lewat Ci. Udah waktunya tidur." Ujar Wendah.

"Kan jadwal ai tidur jam sembilan Bunda. Masih ada waktu. Boleh ya Bunda ? Please." Mohon Thalia.

"Tapi kan Aunty nya udah mau pulang Ci. Kasian ntar kemaleman di jalan gimana ?" Ujar Ruben.

"Aunty, bobo di sini kan ? Iya kan Aunty ?" Tanya Thalia pada Frislly.

"Aunty gak bobo di sini sayang. Aunty pulang ke rumah." Jawab Frislly dengan lembut.

"Jangan pulang. Aunty gak boleh pulang ya." Ujar Thalia dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Frislly dan Jordi saling tatap. Bingung harus bagaimana. Satu sisi dia harus pulang, tapi satu sisi Frislly pun tidak tega melihat Thalia seperti itu.

"Emmm. Hari ini Aunty pulang dulu. Besok atau lusa janji deh Uncle ajak Aunty Fishy maen lagi kesini. Dari pagi deh biar Cici puas maen sama Aunty ya." Bujuk Jordi.

"No ! Ai maunya sekarang. Aunty, Aunty jangan pulang. Gak boleh pulang. Hiks..." Pecah tangis Thalia.

"Ya ampun sayang. Sini sama Aunty." Ujar Frislly dan langsung menarik Thalia kedalam pelukannya.

Frislly menenangkan Thalia, dia mengusap lembut kepala Thalia tentu juga dengan pelukan hangatnya.

Jordi, Ruben dan Wendah tersenyum melihat bagaimana Frislly menenangkan Thalia. Mereka kagum dengan kelembutan Frislly.

Bahkan mereka benar-benar terkejut dengan sikap Thalia yang diluar ekspetasi mereka.

"Aunty janji, besok atau lusa kesini lagi buat main sama Cici ya." Ucap Frislly.

"Gak mau. Cici maunya sekarang." Jawab Thalia masih terisak di pelukannya.

"Yaudah gini aja, Aunty temenin Cici maen sekarang. Nanti jam sembilan Aunty pulang ya." Negosiasi Frislly pada Thalia.

"Gak. Cici mau bobo sama Aunty." Tegas Thalia.

"Loh kok jadi bobo. Kan tadi Cici maunya ditemenin maen, bukan bobo. Gak bisa dong Cici sayang." Ujar Wendah lembut.

"Pokonya Cici mau bobo sama Aunty." Keukeuh Thalia.

"Sebentar Aunty." Tambah Thalia melepaskan pelukannya.

"Bunda, you masih banyak kan daster yang baru ?" Tanya Thalia pada Bundanya.

"Iya Ci, kenapa ?" Tanya balik Wendah.

"Cici minta satu ya buat Aunty."

Ruben, Wendah, Frislly dan Jordi saling tatap. Mereka benar-benar dibuat bingung dengan Thalia.

"Oke. Aunty temenin Cici tidur ya. Tapi Cici janji harus tidur." Final Frislly.

Dia merencanakan sesuatu agar tetap bisa mengikuti kemauannya Thalia.

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang