49. Histeris

2.1K 190 51
                                    

Ceklek !

Fari masuk ke kamar tamu. Dia duduk ditepi tempat tidur. Frislly yang sedang tertidur lelap tidak menyadari kehadiran Mamanya. Sudah lima hari Frislly berada di kediaman Ruben. Keadaannya sudah mulai membaik meski belum sepenuhnya. Sesekali kadang dia masih meracau ketakutan dalam tidurnya.

Melihat anaknya yang sedang tertidur lelap, Fari memutuskan untuk ke luar lagi. Dia menemui Ruben dan Wendah yang sedang berada di ruang tamu.

"Ruben, Wendah, makasih ya udah mau jagain Frislly. Kalo gak ada kalian, gak tau bakal gimana. Maaf aku ngerepotin kalian juga." Ujar Fari yang kini duduk di samping Wendah.

"Sama-sama Kak. Itu juga udah kewajiban kita kan buat ngejaga Fishy. Gak ada yang direpotin sama sekali." Wendah menggenggam punggung tangan Fari.

"Mam."

Tiba-tiba saja Jordi datang dan langsung mencium punggung tangan Fari.

"Duduk Kak." Fari menepuk tempat kosong di sampingnya.

"Maaf aku gak bisa jaga Fishy. Aku ceroboh Mam." Jordi merasa dia gagal menepati janjinya untuk menjaga Frislly.

"Udah gak papa. Ini bukan salah kamu. Mama tau kamu selalu berusaha buat ngejaga Fishy dengan baik." Fari mengusap pundak Jordi.

"Ben, aku pengen tau kelanjutan pelakunya jadi gimana ?" Tanya Fari.

"Udah aman Kak. Kemaren langsung aku urus. Sekarang orangnya udah mendekam di Penjara." Jelas Ruben.

"Aku pastiin gak bakal ada yang berani nyakitin keluarga kita lagi." Lanjutnya.

"Jadi dia ngelakuin itu cuma sendiri apa komplotan Koh ?" Tanya Jordi. Dia baru ingat belum sempat membahas ini.

Secara selama beberapa hari ini dia benar-benar memfokuskan semuannya pada Frislly. Bahkan masalah pekerjaannya saja dia serahkan ke kaki tangannya. Seharian full dia menjaga dan menemani Frislly di Rumah. Padahal sudah Frislly bujuk untuk pergi bekerja tapi ia kekeuh tidak mau, dengan alasan ingin menjaga gadis kesayangannya.

"Kemaren waktu diintrogasi, dia gak bilang sendirian apa nggaknya. Dia cuma bilang alasan kenapa sampe ngelakuin hal itu." Jawab Ruben.

"Aku baru inget. Waktu di Rumah Sakit, Fishy ceritain semua awal kejadiannya ke aku. Katanya pas dia mau nyari aku, tiba-tiba ada cewek nabrak dia, tapi sayangnya Fishy gak ngeliat cewek itu siapa. Terus pas dia ke Kamar mandi yang rusak itu, ada petunjuk arah buat ke kamar mandi yang di tempat kejadian. Sedangkan waktu Adek cek, di Kamar mandi yang rusak itu cuma ada tulisan 'Toilet rusak. Sedang dalam perbaikan' udah gitu doang gak ada petunjuk arah apa pun." Jelas Jordi.

Dari awal cerita Frislly, dia sudah merasa janggal. Tapi karena saat itu lebih penting menjaga Frislly agar tidak mengingat kejadian itu, akhirnya Jordi mengesampingkan rasa penasarannya.

Ruben mencerna penjelasan Jordi. Detik berikutnya Ruben menghubungi orang-orangnya untuk menghadap dirinya.

Selang berapa menit kemudian, orang-orang kepercayaan Ruben datang dan langsung menanyakan apa yang akan diperintahkan.

Ruben menjelaskan semuanya termasuk awal mula kejadian itu. Dia meminta agar mereka menyelidiki kasus ini lebih teliti lagi. Dan harus bisa menemukan perempuan yang dimaksud Jordi tadi.

Bukan Ruben namanya jika hal begitu saja dia tidak bisa lakukan. Setelah mendapatkan perintah, orang kepercayaannya pun langsung bergerak cepat untuk mencari tahu semuanya.

"Mudah-mudahan bisa secepatnya tuntas." Ujar Ruben. Dapat dilihat dari sorot matanya dia menahan amarah setelah mendegar penjelasannya dari Jordi.

"Apa yang tuntas Koh ?" Frislly tiba-tiba saja datang dari arah belakang.

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang