54. Nyaman

1.8K 187 87
                                    

"Eunnghhh." Frislly merentangkan tangannya, matanya mengerjap menahan kantuk yang masih menyerang. Dengan malas dia mengubah posisinya menjadi duduk. Sesekali tangan kanannya menutup mulutnya karena menguap.

Frislly masih terduduk untuk mengumpulkan seluruh nyawanya. Lima menit sudah berlalu. Tangannya bergerak menyibakkan selimut yang menggulung tubuhnya. Dengan gontai dia turun dari tempat tidur. Dan berlalu masuk ke kamar mandi.

Dua puluh menit dia menyelesaikan ritual paginya. Termasuk mengaplikasikan skincare di wajah cantiknya.

Gadis mungil itu berdiri tepat di depan cermin dalam kamarnya. Dipandanginya dari kepala sampai kaki. Keningnya berkerut menandakan ada sesuatu yang kurang. Detik berikutnya Frislly mengambil pita rambut berukuran sedang berwarna navy, kemudian dia sematkan di rambut bagian belakang.

"Sempurna." Frislly tersenyum melihat penampilannya pagi ini.

Tangannya meraih tas kecil berwarna senada dengan dress serta flat shoes yang dia pakai. Setelah memastikan semuanya rapi, Frislly ke luar dari kamarnya dan ikut bergabung dengan Mama juga Adiknya.

"Mau ke mana Kak pagi-pagi gini udah rapi ?" Tanya Fahsya.

"Mau ke kantor Kak Jordi." Jawab Frislly. Tangannya meraih roti tawar dengan olesan selai kacang.

"Kakak gak makan nasi sarapannya ?" Tanya Fari yang melihat anaknya hanya memakan dua lembar roti.

"Nggak Mam. Ini aja cukup." Setelah memasukan suapan terkahirnya, Frislly meraih satu gelas susu dan meminumnya sampai habis dalam satu tegukan.

"Buset. Itu yang minum Kakak apa sapi ?" Fahsya melongo melihat tingkah Kakaknya.

"Kenape ?" Sinis Frislly.

"Nggak. Dikit-dikit kali Kak minumnya. Keselek tau rasa loh." Pesan Fahsya.

"Iya. Iya." Frislly hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Buru-buru banget lagian Kak. Masih pagi juga." Ujar Fari.

"Kakak hari ini mau nemenin Kak Jordi. Gantiin Kak Tian sementara dia cuti. Terus kebetulan hari ini ada meeting, jadi harus udah stand by di Kantor." Jelas Frislly.

"Oh gitu. Yaudah semangat kerjanya. Jangan lupa makan siang." Pesan Fari mewanti-wanti.

"Iya siap Mam..." Frislly beranjak dari duduknya.

"...Kakak berangkat ya Mam." Lanjutnya. Frislly mencium punggung tangan Fari dan memeluknya sekilas.

"Hati-hati sayang." Tangan Fari mengusap pundak Frislly.

"Iya Mam. Bye Mam, Adek." Ujar Frislly.

Setelah itu dia berjalan ke luar Rumah dan menemukan supirnya yang sudah siap berdiri di dekat pintu mobil yang sudah terbuka.

"Makasih ya Pak." Ujar Frislly sopan. Kemudian supirnya memutari mobil lalu masuk dan duduk di bagian kemudi.

Mobil berwarna putih itu perlahan meninggalkan pekarangan Rumahnya.

Jalanan Jakarta pagi ini tidak terlalu macet. Hal yang sangat langka ketika pagi hari tanpa kemacetan. Sehingga hanya memerlukan waktu setengah jam untuk sampai ke Perusahaan Jordi.

Frislly turun dari mobilnya dan berjalan memasuki area Perusahaan. Begitu sampai di Lobby, Frislly disambut hangat oleh satpam dan pegawai lainnya.

Di sepanjang koridor Frislly terus tersenyum menyapa setiap orang yang dia temui. Benar-benar pantas dijadikan panutan. Ramahnya, attitudenya, kebaikannya pantas untuk ditiru.

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang