14. Bù Píngfán De Ài

1.7K 145 19
                                    


Jordi dan Frislly seketika menengok ke arah sumber suara. Jordi tersenyum melihat siapa yang datang menghampiri mereka dan beranjak berdiri.

"Fishy. Kenalin ini Ko Ruben, Koko aku." Ujar Jordi.

Frislly tersenyum mengulurkan tangannya dengan reflek dia salim serta sedikit membungkuk dengan sopan.

"Selamat pagi Pak. Saya Frislly." Ujar Frislly memperkenalkan diri.

"Dan yang itu Ci Wendah, istrinya Koko, Cicinya aku." Tambah Jordi.

"Hallo Frislly." Sapa Wendah dengan ramah.

Bahkan Wendah tak segan langsung memeluk Frislly dengan lembut. Frislly terkejut dengan perlakuannya Wendah, tapi detik berikutnya dia merasakan ketulusan yang mengalir pada dirinya.

"Hallo Bu." Ujar Frislly dengan ramah.

"Haduh, Bapak Ibu. Berasa tua banget kita yank." Ujar Ruben bercanda.

"Iya ya, padahal kita juga masih ABG kok belum tua-tua banget. Baru juga punya anak tiga, ya gak yank ?" Timpal Wendah.

Mereka berempat tertawa mendengar celetukan suami istri itu.

"Panggil kita Koko sama Cici aja ya Frislly. Jangan Bapak Ibu." Pinta Ruben dan Wendah tersenyum kearah Frislly.

"Ta-tapi kan..." Ucapan Frislly terpotong.

"Gak ada tapi-tapian ya. Panggil aku Cici dan panggil suami aku Koko. Pokonya Cici gak nerima penolakan." Tegas Wendah.

"Gimana bisa aku manggil mereka dengan sebutan Cici sama Koko sedangkan mereka pemilik perusahaan ini juga." Frislly membatin.

"Hey, kenapa ngelamun ?" Tegur Wendah lembut.

"Hah ? Eh nggak papa Bu, eh Ci gak papa." Jawab Frislly gugup.

"Santai aja gak usah tegang gitu. Koko sama Ci Wen gak bakal ngapa-ngapain kamu kok." Ujar Jordi dan mengusap lembut kepala Frislly.

Frislly yang diperlakukan seperti itu didepan Ruben dan Wendah hanya tersenyum kikuk. Pasalnya ini untuk pertama kalinya dia bertemu dengan mereka, belum lagi perlakuan baik mereka terhadap Frislly.

"Eh, Ayah sama Bunda udah sampe." Sapa Kenith yang baru masuk.

"Jangan heran ya kalo karyawan disini kadang manggil Ayah Bunda, itu mereka terbiasa sama keponakan-keponakan aku." Jelas Jordi, yang sepertinya paham dengan ekspresi Frislly.

Frislly hanya mengangguk sebagai tanda mengerti.

"Udah siap semua Ken ?" Tanya Ruben.

"Tinggal atur lighting sama cocokin warna background biar gak nyaru sama warna baju nantinya." Jelas Kenith.

"Yaudah kalo gitu, yank aku kebawah dulu deh ya mau cek persiapan." Pamit Ruben.

Wendah hanya mengangguk dan tersenyum.

"Kebawah dulu ya Jor, Fris." Tambahnya.

"Iya Koh." Jawab Jordi dan Frislly kompak.

Sepeninggalan Ruben, mereka bertiga langsung siap-siap untuk make up dan ganti baju.

Kurang lebih satu setengah jam mereka habiskan untuk bersiap-siap. Karena konsep yang mereka pakai adalah adat Chinese, jadi lumayan memakan waktu yang lama untuk persiapannya. Karena selain make up dan baju yang terbilang agak sulit memakainya, mereka juga harus menyambung rambut agar lebih panjang lagi dan memakai hiasan kepala juga. Benar-benar seperti raja dan ratu dikerajaan.

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang