40. Rasa Ingin Tahu

1.5K 182 53
                                    

Jordi melihat kesamping. Gadis mungil yang sedang bersamanya tadi tertidur lelap. Dia tidak tega jika harus membangunkannya.

Lalu Jordi turun terlebih dahulu dan memutari mobil kesebelah dimana Frislly duduk. Dia membuka pintu mobil dengan sangat pelan-pelan, tidak ingin sampai mengusik tidur Frislly.

"Ian lu duluan minta Mbak nya Frislly buat bukain pintu." Perintah Jordi.

Dengan hati-hati Jordi mulai mengangkat tubuh ringan Frislly. Dia berjalan sangat pelan-pelan. Frislly menelusupkan kepalanya di dada bidang Jordi. Mungkin dia merasakan adanya dekapan yang nyaman dan menenangkan.

"Ya ampun. Frislly kenapa nak ?" Tanya Fari yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Gak papa Mam. Fishy cuma ketiduran aja. Kamarnya Frislly sebelah mana ya ?" Tanya Jordi.

"Itu nak di atas. Ada kamar pintunya warna putih ada tulisan nama Frislly." Jelas Fari.

"Kalau gitu saya izin ya Mam." Sebelum memindahkan Frislly ke kamarnya, Jordi meminta izin terlebih dahulu. Karena pikir dia tidak sopan jika main asal masuk ke kamar perempuan.

"Iya nak boleh." Jawab Fari tersenyum.

"Mbak, ikutin Jordi ke Kamar Frislly ya. Nanti minta tolong kamu bukain pintu Kamar nya." Sambung Fari meminta tolong pada assistant rumah tangganya.

"Baik Bu." Dia mengangguk mengerti.

Setelah mendapat izin, Jordi langsung berlalu menuju Kamar Frislly.

"Untung badannya gak berat. Kalo berat bisa sakit pinggang aku naik tangga kaya gini." Gumam Jordi.

Setelah dibukakan pintu, Jordi langsung masuk. Dia membaringkan tubuh Frislly dengan hati-hati. Lalu ditariknya selimut sampai batas dadanya.

Jordi tersenyum melihat wajah lucu ketika Frislly tertidur. Dia mengusap lembut puncak kepalanya. Sebelum keluar Kamar, Jordi mengedarkan pandangannya ke setiap sudut Kamar Frislly.

"Rapi dan girly banget."

Tiba-tiba padangannya terhenti pada sebuah foto di lemari tempat koleksi pajangan. Jordi mendekat memperjelas penglihatannya.

"Eunghh." Langkah Jordi terhenti. Dia berbalik melihat Frislly yang mengerjapkan matanya.

"Kak Jordi." Frislly membulatkan matanya. Dia terkejut bagaimana bisa Jordi ada di Kamarnya.

"Kakak ngapain di sini ?" Tanya Frislly bingung.

"Em gini. Kamu jangan mikir macem-macem dulu."

"Tadi pas udah sampe, kamu ketiduran. Aku gak tega buat bangunin kamu. Jadi yaudah aku gendong aja sekalian. Tapi tenang aja, aku tadi masuk ke sini juga izin dulu sama Mama terus aku gak ngapa-ngapain juga." Jelas Jordi panjang lebar. Dia tidak ingin Frislly berpikir negatif tentangnya.

Frislly yang mendengarkan penjelasan Jordi hanya mengulum senyum. Lucu sekali melihat wajah panik laki-laki kesayangannya ini. Pikirnya.

"Iya aku percaya. Kakak orang baik, gak mungkin macem-macem." Frislly mengubah posisinya menjadi duduk.

"Makasih Kak. Pasti berat ya ngegendong aku dari depan sampe sini." Ujar Frislly.

"Nggak kok kamu gak berat." Jawab Jordi.

"Yaudah kalo gitu aku pulang dulu. Kamu lanjutin aja tidurnya." Jordi pamit dan langsung keluar dari Kamar.

Senyum Frislly tidak pudar dari wajah cantiknya. Jujur hari ini dia merasa sangat bahagia. Perlahan sikap Jordi mulai kembali hangat.

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang