46. Fifth Anniversary

2K 181 49
                                    

Kurang lebih dua tahun sudah berlalu. Bagi Jordi dan Frislly itu sudah lebih dari cukup untuk bisa mengenal satu sama lain. Begitu pun dua keluarga yang sudah benar-benar merestui keduanya.

Hanya saja, Jordi dan Frislly masih belum ada pembicaraan ke arah yang lebih serius lagi. Jordi yang masih ingin benar-benar mempersiapkan diri, dan Frislly yang tidak menuntut apa pun, biarkan semua mengalir sesuai skenario-Nya. Toh jika memang sudah waktunya, pasti moment itu akan tiba.

Eits. Tapi ternyata pikir Frislly salah selama ini. Dia berpikir mungkin memang Jordi yang belum siap atau hal lainnya. Padahal, tanpa sepengetahuan dirinya, Jordi sudah merencanakan semuanya dengan matang. Tapi masih benar-benar dia rahasiakan, sampai waktu yang sudah dia tentukan. So, hanya Jordi yang tahu.

Gadis cantik nan anggun itu turun dari mobil dengan balutan gaun yang indah berwarna rosegold senada dengan warna baju laki-laki yang kini menggenggam tangannya berjalan memasuki gedung.

Semua mata tertuju pada mereka. Sorot mata yang takjub melihat keserasian pasangan ini. Namun tetap saja ada beberapa pandangan seakan tak suka melihatnya. Bukan. Bukan tak suka melihat Jordi, tapi tak suka melihat Frislly yang kini mendampinginya. Tatapan tak suka itu berasal dari beberapa gadis yang ntah itu anak dari kolega bisnisnya, atau seorang sekretaris kolega bisnisnya juga.

Tapi, semua itu tak meruntuhkan mental seorang Frislly Herlind. Dia tetap dengan percaya dirinya, berjalan mendampingi Jordi. Meskipun sebenarnya untuk pertama kalinya Frislly menghadiri acara penting seperti ini. Sesekali laki-laki kesayangannya itu melihat kearahnya dengan senyum yang ditampilkan hanya untuk dirinya.

"Hallo cantik." Wendah menghampiri Frislly dan memeluknya lembut.

"Cici." Frislly membalas pelukannya yang tak kalah lembut.

"Dateng juga akhirnya." Ujar Ruben menepuk pundak Jordi.

"Ya dateng lah Koh. Masa iya acara penting kaya gini gak dateng. Anak-anak mana ?" Jawab Jordi sekaligus bertanya.

"Lagi di ruangan. Ayo ke sana dulu. Masih setengah jam lagi kok." Jawab Wendah. Dia mengajak Frislly masuk ke ruangan khusus keluarga.

"Hallo kesayangan Aunty." Frislly berjongkok mensejajarkan tingginya dengan tiga keponakan kesayangannya.

Tiga anak yang menggemaskan itu langsung berlarian menghampiri Frislly. Tanpa aba-aba mereka langsung memeluknya dengan erat. Sampai hampir saja Frislly kehilangan keseimbangannya.

"Aduh, aduh. Aunty gak bisa napas ini." Ujar Frislly pura-pura.

"Ups. I'm sorry Aunty." Ujar Thalia dan Betrand kompak.

"It's okay." Jawab Frislly dengan mengecup puncak kepala ketiganya secara bergantian.

"Ke Uncle gak ada yang meluk nih ? Cuma Aunty doang yang di peluk ?" Celetuk Jordi yang berdiri disamping Frislly.

"Ah. Kalo sama you kan kita sering ketemu Uncle. Kalo sama Aunty kan jarang." Ujar Betrand.

"Coba aja kalo you sama Aunty tinggal serumah kaya Ayah Bunda. Kan jadinya kita juga bakal sering ketemu Aunty." Celetuk Thalia polos. Berhasil membuat Jordi dan Frislly kicep tidak bisa menjawab.

"Tuh dengerin kata ponakan. Udah lama ini kalian saling kenal. Cepetan lah nikah." Ruben menimpali celetukan anak perempuannya itu.

"Ya sabar kali Koh. Ntar juga Adek pasti bakal nikah sama Fishy. Iya kan sayang ?" Jordi meminta pembelaan, tapi bagi Frislly itu terasa seperti todongan.

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang