17. Sesederhana Itu

1.9K 151 16
                                    

Jordi Pov

Jam setengah empat sore tadi aku udah di perjalanan menuju rumah Fishy. Hari ini kita ada janji buat dinner di rumahnya Koko.

Butuh sekitar empat puluh menit waktu yang harus ditempuh. Soalnya jarak rumah aku sama Fishy lumayan jauh.

Tok... Tok... Tok... !

Aku mengetuk pintu rumah Fishy. Gak lama assistant rumah tangga Fishy ngebukain pintu.

"Eh den Jordi. Mau ketemu non Frislly ya ?" Tanya nya.

"Iya mba. Fishynya ada ?" Tanyaku balik.

"Ada den. Sebentar ya mba panggilin dulu, non Frislly nya masih di Kamar. Den Jordi silahkan masuk."

Lalu aku masuk dan menunggu Fishy di ruang keluarga.

"Eh kak Jordi." Sapa Fahsya adiknya Fishy.

Fahsya datang menghampiri ku dan dengan sopannya dia salim. Aku begitu kagum dengan attitude kakak beradik ini. Mereka benar menerapkan sopan santunnya pada siapapun. Dan tentunya semua itu juga gak lepas dari didikannya mama Fari pastinya.

"Apa kabar dek ?" Tanyaku.

"Aku baik kak. Kaka apa kabar ?" Tanyanya balik.

"Aku juga baik dek. Mama kemana ? Kok gak keliatan ?"

"Mama ada kayaknya di Kamar. Sebentar aku panggilin mama dulu ya." Pamit Fahsya.

"Eh gak usah dek, takutnya mama lagi istirahat." Cegahku.

"Gak papa kak. Paling mama lagi nonton sendirian di kamar. Sebentar ya." Fahsya beranjak dari tempat duduknya menuju kamar mama.

"Kakak udah lama nyampenya ?" Tegur Frislly yang baru turun dari kamarnya.

Aku tertegun melihat penampilan Fishy hari ini. Cantik sekali, begitu sangat cantik. Tapi bukan berarti kemaren-kemaren dia gak cantik ya. Herannya setiap aku ngeliat dia, makin lama malah semakin cantik.

"Nggak kok, baru aja aku sampe." Jawabku.

Lalu dia duduk tepat disampingku. Bisa ku hirup aroma parfume nya yang begitu lembut menenangkan. Aroma ini yang selalu aku rindukan setiap kali kita berjauhan.

"Kakak sendirian kesini ? Kak Tian mana ?" Tanyanya.

"Tian di mobil sama ajudan lain."

"Loh. Kakak bawa ajudan juga ?"

"Iya. Kan kemaren koko suruh aku jaga kamu jangan sampe lecet sedikitpun. Makanya biar lebih aman lagi aku bawa ajudan." Jawabku santai.

"Ya ampun kak ada-ada aja." Fishy menggelengkan kepalanya.

"Yaudah mau berangkat sekarang langsung ?" Tambahnya.

"Ayo. Kalo ntar takutnya kejebak macet. Tapi tunggu mama dulu ya, aku izin sama mama dulu. Tadi adek lagi manggilin mama." Ujarku.

"Oh oke. Kakak mau minum apa ? Biar aku ambilin." Tawar Fishy.

"Udah gak usah. Lagian kan aku gak lama juga. Kalo aku mau minum ntar aku bilang ya." Jawabku seraya mengelus pelan rambutnya.

Satu lagi hal yang menjadi favorite aku kalo lagi ketemu Fishy yaitu mainin rambutnya dia atau ngelus-ngelus kepalanya. Gak tau kenapa aku ngerasa nyaman aja lagi ngelakuin hal itu.

Berapa menit kemudian mama Fari datang dan duduk di samping Fishy.

"Mam. Apa kabar ?" Tanyaku seraya membungkuk salim ke mama.

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang