42. Déjà Vu 2

1.9K 187 72
                                    

📍Onsu Pangan Perkasa

Semua tim yang akan pergi ke luar kota sudah berkumpul di halaman Kantor, termasuk Frislly.

Rencananya mereka akan pergi menggunakan bus yang berukuran sedang, cukup untuk mengangkut kurang lebih tiga puluh orang penumpang agar tidak terpecah karena berbeda kendaraan.

"Sebelum semuanya berangkat, alangkah baiknya kita membaca do'a terlebih dahulu. Semoga semuanya aman dan selamat sampai tujuan." Ujar Kenith.

"Berdo'a menurut kepercayaan masing-masing dimulai."

Semua tim menundukkan kepalanya berdo'a dengan khusyu'

"Berdo'a selesai. Silahkan semua tim masuk ke dalam bus dengan tertib." Intruksi Kenith.

Frislly menarik kopernya dan bermaksud akan memasukannya ke dalam bagasi bus.

"Mau kemana kamu ?" Tangan Jordi tiba-tiba mencekal Frislly.

"Mau masuk ke bus lah. Mau kemana lagi." Jawab Frislly cuek.

"Kok di bus ? Kamu sama aku di mobil." Ujar Jordi.

"Gak ! Lepasin !" Frislly melepaskan genggaman tangan Jordi dengan kasar.

"Kamu kenapa sih ? Dari kemaren marah-marah gak jelas kaya gini ?" Tanya Jordi. Dia masih mencoba menahan agar tidak balik marah.

"Gak papa. Udah sana awas aku mau masuk." Frislly menyingkirkan Jordi yang menghalanginya. Tapi nihil, tenaga Jordi lebih kuat dari pada dirinya.

"Ian bawa barang Frislly. Pindahin ke mobil." Perintah Jordi pada Tian.

Lalu tanpa izin yang punya, dia menarik lengan Frislly langsung menuntunnya masuk ke dalam mobil.

Semua karyawan yang melihat perdebatan antara Jordi dan Frislly merasa heran. Untuk pertama kalinya mereka melihat pertengkaran keduanya. Apa lagi dengan refleks Frislly yang menepis kasar tangan Jordi. Tidak biasanya dia seperti itu.

Suasana di dalam mobil terasa tegang. Tian maupun supir Jordi tidak ada yang berani buka suara.

"Fishy ?"

Tidak ada jawaban dari yang punya nama.

"Kamu kenapa sih ?"

"Kamu masih marah gara-gara kejadian kemaren ?"

"Kalo aku salah, aku minta maaf. Aku gak maksud apa-apa. Aku cuma mau belain kamu doang. Emang aku salah ?"

"Fishy ? Hey."

"Fishy kamu denger aku kan ?"

Namun tetap tidak ada jawaban dari Frislly sama sekali. Dia malah dengan sengaja menutup telinganya dengan earphone.

"Oke !"

"Fine. Aku lupa kalo tembok gak bisa ngomong. Jadi percuma diajakin ngomong sampe berbusa juga gak bakal nyaut." Final Jordi akhirnya.

Dia membalikan badannya membelakangi Frislly. Keduanya saling menjauh.

Tiga jam setengah perjalanan yang mereka tempuh. Kini semua tim sudah berada di depan Villa yang mereka sewa untuk beberapa hari ke depan.

Frislly ke luar dari mobil dan menurunkan barang-barangnya sendiri. Dia masih tidak memperdulikan Jordi.

Setelah pembagian kamar, mereka semua masuk ke Kamar masing-masing untuk beristirahat.

Jordi memasuki Kamarnya dengan malas. Dia masih memikirkan kenapa Frislly tiba-tiba seperti itu. Ini pertama kalinya dia melihat Frislly yang diam saja tidak seperti biasanya.

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang