50. Serpihan Kaca

2.3K 191 90
                                    

Frislly masih terus melancarkan aksinya. Tak henti-hentinya dia terus mengayunkan tangan Jordi disertai rengekannya. Tapi nihil, tidak ada tanggapan apa pun dari seorang Jordi. Yang akhirnya berhasil membuat gadis mungil itu kesal bukan main.

"Dek, Kakak tau ini kerjaan kamu kan ? Udah ya jangan suruh Fishy makan coklat atau ice cream. Dia masih belum sembuh bener Dek." Ujar Jordi sedikit membesarkan suaranya seperti berbicara dengan seseorang yang agak jauh dari jangkauannya.

"Ih apaan sih Kak. Ini beneran aku yang mau. Bukan Marsya." Bela Frislly.

"Aku tau kamu itu gak terlalu suka makanan manis. Kalo pun ice cream juga gak suka yang rasa coklat. Kenapa sekarang tiba-tiba pengen coklat coba." Jordi hendak mengelus kepala Frislly, tapi naas tangannya sudah lebih dulu ditepis yang empunya.

"Gak usah ngelus-ngelus." Ketus Frislly menggeser duduknya menjauh dari Jordi.

"Gak boleh marah-marah gitu loh sayang. Ntar cepet tua, mau ?" Goda Jordi.

"Bodo amat !" Teriak Frislly kesal mengalahkan bisingnya deru mesin mobil.

"Ya ampun galak banget sih." Jordi masih saja gencar menggoda Frislly. Dia bergeser menghapus space diantara mereka.

"Jangan deket-deket ish. Hussss sana jauh-jauh." Usir Frislly mendorong badan Jordi agar menjauh darinya.

"Gak mau."

Sepertinya bukan Jordi namanya jika langsung puas menggoda Frislly. Buktinya sekarang, dia malah dengan sengaja menyandarkan kepalanya dipundak Frislly.

"Ish. Aku bilang sana ! Aku masih ngambek sama Kakak." Untuk pertama kalinya Frislly berani menoyor kepala Jordi.

"Sakit sayang. Ya ampun. Udah berani ya kamu sampe noyor kepala aku." Ujar Jordi.

"Bodo ! Lagian udah bilang sana jangan deket-deket, masih aja ngeyel." Omel Frislly tanpa melihat kearah Jordi sedikit pun.

Sedangkan Jordi, melihat Frislly yang sedang marah-marah itu malah tersenyum puas. Rasanya semakin dia marah, malah semakin menggemaskan. Memang benar gadis dihadapannya ini sangat berbeda. Buktinya saat sedang marah pun bukannya menakutkan tapi malah terlihat lucu.

"Yaudah iya aku jauh-jauh nih jauh." Jordi menggeser lagi duduknya menjauh.

Tian dan Pak Edi yang melihat keduanya dari depan hanya menggelengkan kepala. Tidak mengerti lagi dengan tingkah aneh Bos nya itu.

"Pak nanti mampir ke mall sebentar ya. Kalo gak salah jarak berapa meter dari sini ada mall." Titah Jordi.

"Baik Mas Jo." Jawab Pak Edi cepat.

Benar ternyata, hanya dalam waktu lima menit mereka sudah sampai di mall yang tadi Jordi bilang. Mobil Mercy berwarna putih itu berhenti tepat di depan Lobby.

"Ayo turun." Ajak Jordi.

"Ngapain turun ?" Tanya Frislly masih dengan nada kesal.

"Katanya mau ice cream." Jawab Jordi lembut.

Seketika Frislly membalikan badannya menghadap Jordi. Dengan mata yang berbinar dia menangkup kedua pipi Jordi.

"Beneran ?"

"Iya beneran." Tangan Jordi mengacak puncak kepala Frislly.

"Ish gak usah diacak-acak juga." Frislly mengembungkan pipinya gemas.

"Yaudah iya maaf ya. Yuk turun." Frislly langsung mengangguk dengan semangat.

"Jangan lari-larian sayang. Ntar jatoh." Ujar Jordi yang berhasil meraih tangan Frislly.

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang