2. Danau

1.9K 144 10
                                    

Frislly Pov

Setelah pulang dari kampus rencananya aku, Ikke, Putry sama Holao mau pergi ke salah satu tempat favourite kita. Ya, sebenarnya sekedar buat ngilangin penat aja sih, setelah beberapa bulan terakhir disibukan dengan berbagai macam kegiatan. Tempat itu masih di sekitaran Kota Jakarta, cuma agak terpencil jadi mungkin gak banyak orang yang tau tentang tempat itu.

"Ke, si Putry sama Holao masih lama gak sih ?" Tanya ku. Karena udah hampir lima belas menit aku sama Ikke nungguin mereka di kantin.

"Gak tau Fris." Jawab Ikke bodo amat dan sibuk dengan handphone nya.

Team Bobrok

Frislly Herlind : Put, Lao masih lama gak sih kalian ?

Sebelum tanganku mulai mengetik pesan berikutnya, dari kejauhan kulihat Putry dan Holao mendekat kearah di mana kita duduk.

"Sorry guys lama." Kata Holao begitu duduk di kursi yang masih kosong

"Kemana aja sih ? Lama bener perasaan."

"Ini nih kerjaannya si Putry. Udah lama di Toilet, gue kesel nungguinnya. Eh pas udah, dia malah narik gue buat nganterin dia beli Kinderjoy di Supermarket depan kampus." Jawab Holao dengan mimik wajah yang... Ya, susah dijabarkan.

"Yaampuuunnn Putryyyyyyy. Lu kenapa sih ? Kan bisa ntar pas kita sekalian jalan keluar." Omel Ikke dengan ekspresi gemesnya.

"Ya maaf. Abis nya tadi gue kepengen banget sih, jadi yaudah sekalian aja. Kalo ntar takutnya gue lupa kepengen kinderjoy nya." Jawab Putry dengan tampang tidak berdosanya.

"Udah lah gak perlu dibahas. Ntar gak bakal selesai kalo terus-terusan ngeladenin si Putry mah." Ucap ku dengan memutar bola mata jengah menghadapi kelakuan unik sahabat-sahabat ku ini.

"Nah itu kagak bakal cepet beres dah ngadepin si Putry mah. Yaudah yuk capcus." Kata Holao menimpali.

Tiga puluh menit waktu yang kita habiskan untuk sampai ke tempat itu. Tempat persembunyian kita kalo udah ngerasa stress. Tempatnya begitu nyaman, tentram dan cocok untuk menyejukan pikiran.

Sesampainya di sana, kita langsung duduk beralaskan rumput hijau, mata fokus memandang lurus kedepan, tidak ada yang bersuara sama sekali. Semua itu adalah ritual yang selalu kita lakukan ketika berada ditempat ini. Kita semua diam termenung dengan pikiran masing-masing. Jika dirasa sudah cukup, biasanya salah satu dari kita akan membuka percakapan. Setelah itu baru kita lanjutkan bercerita tentang apapun.

"Girls, gila sih ini isi otak gue berasa mau meledak tau gak. Pusing mikirin kuliah gue. Lelah hayati bang" Holao mulai dengan protesnya yang gak karuan itu.

"Emang di otak lu ada bom nya Lao ? Ko bisa meledak." Tanya Putry dengan tampang polosnya.

"Put, elu belom pernah kan makan sandwich yang isinya bom ?" Tanya Holao dengan nada kesal.

"Emang ada ya Lao sandwich isi bom?"

"Ada, kalo lu mau sini gue bikinin khusus buat lu. Biar sekalian meledak juga tuh isi otak lu, siapa tau abis itu lu jadi agak pinteran dikit Put." Jawab Holao dengan nada yang sedikit ditekankan karena kesal dengan kelemotannya si Putry.

"Dih, elu mah jahat Holao sama gue."

"Serah deh Put serah. Darah tinggi gue ngobrol sama lu." Holao beranjak berdiri mendekati tepian Danau.

Aku dan Ikke reflek tertawa melihat perang diantara mereka. Ya memang seperti itu lah mereka, tiada hari tanpa cekcok hal yang gak berfaedah.

"Fishy." Panggil Marsya.

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang