34. Menenangkan

1.7K 185 112
                                    

Author Pov

Hari pertama Frislly menjalankan rencananya untuk membantu kesembuhan Jordi berjalan dengan penuh drama diantara keduanya.

Jordi yang bersikap dingin ditambah ngeyel dengan Frislly yang acuh tak acuh. Tapi anehnya, perdebatan sepasang sejoli ini malah terlihat menggemaskan. Seperti hal nya saat Jordi disuruh untuk meminum obat, berawal dari perdebatan tapi berakhir dengan perhatian yang begitu tulus pada Jordi.

Seharian full Jordi mempelajari ulang tentang bisnis-bisnisnya. Sedangkan Frislly dengan setia membantu apa pun yang dibutuhkan Jordi.

Meskipun hubungan diantara keduanya kini hanya sebagai rekan kerja. Untuk sementara ya. Tapi tidak mengurangi rasa sayang Frislly terhadap Jordi. Bahkan Frislly begitu telaten dalam hal mengurus pasangannya itu.

Hal ini juga menjadi pengalaman baru untuk Frislly, dimana dia bisa ikut serta mengurus perusahaan Jordi. Dengan begitu teliti dan penuh kehati-hatian, dia mempelajari semuanya. Bahkan ketika ada yang tidak Frislly mengerti, dengan senangnya dia bertanya pada rekan kerjanya yang lain. Apa lagi semua karyawan di sana juga sudah tahu siapa Frislly, jadi tidak ada rasa canggung sama sekali.

Jordi dan Frislly kini sedang diperjalanan pulang. Mereka berdua duduk berdampingan. Tapi, tetap saja keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai akhirnya Jordi yang membuka suara lebih dulu.

"Frislly, saya mau tidur sebentar. Kamu jangan berisik apa lagi ngeganggu saya." Jordi memberi peringatan agar tidak mengganggunya.

"Iya." Singkat Frislly.

"Lagian juga dari tadi aku diem, gak berisik sama sekali." Gumamnya pelan.

"Ck !" Jordi berdecak mendengar gumaman Frislly barusan. Tidak lama setelah itu dia mencari posisi duduk senyaman mungkin dan dengan cepatnya dia tertidur.

Setelah dirasa Jordi sudah benar-benar tertidur, Frislly mendekat kearahnya. Dia memandangi wajah teduh Jordi yang sedang terlelap. Wajah teduh yang selalu dia rindukan. Bagi Frislly, hal seperti ini lah yang menjadi favoritenya, memandangi Jordi ketika sedang tidur. Garis bibirnya terangkat membentuk lengkungan senyum manis.

Jordi sedikit terusik dari tidurnya, dengan cepat Frislly mengusap bahunya menenangkan. Tangannya terulur membenarkan anak rambut yang menghalangi wajah teduh itu. Sesekali dia mengusap lembut kepala Jordi. Ya, kegiatan yang selalu dia lakukan ketika laki-laki disampingnya itu sedang tertidur.

"Bagaimana pun kondisi Kakak, sifat Kakak, dan perlakuan Kakak ke aku sekarang, semua itu gak bakal bisa ngerubah rasa sayang aku ke Kakak. Apa pun yang akan terjadi nantinya, aku akan tetap berusaha untuk selalu ada disamping Kakak." Lirih Frislly.

"Kakak tau, aku hampir putus asa. Bukan, bukan hampir, tapi aku udah bener-bener putus asa waktu Kakak ngilang gitu aja tanpa kabar. Kakak tau, setiap waktu Frislly selalu nungguin kabar dari Kakak. Frislly selalu ngeyakinin diri sendiri kalo Kakak gak mungkin nyakitin aku, gak mungkin khianatin aku, apa lagi sampe ninggalin aku."

"Awalnya Frislly masih terus berpikir positif sekalipun udah bener-bener putus asa, sampe akhirnya Adek ngasih tau kalo dia liat Kakak sama perempuan lain. Kakak tau gimana perasaan aku waktu itu ? Sakit Kak, sesak, perih, bagaimana bisa Kakak tega nyakitin aku. Setelah tau itu, aku sempet berpikir buat nyerah, aku mundur kalo memang itu bisa bikin Kakak bahagia."

"Tapi ternyata Tuhan maha baik. Lagi-lagi aku ditunjukan betapa kuasanya Tuhan. Koko dateng nemuin aku disaat aku udah bener-bener hilang harap dan menyerah. Koko kasih tau aku semuanya, awalnya aku ragu, benarkah kenyataannya seperti itu ? Atau Koko cuma berusaha buat nutupin kebenarannya dari aku ? Tapi, setelah aku ngeliat semuanya, aku percaya ! Ternyata pikiranku selama ini salah."

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang