25. Tanpa Kabar

1.2K 128 23
                                    

Author Pov

Genap sebulan berlalu setelah kejadian dimana Jordi tidak datang menemui Frislly, sejak itu pula Frislly benar-benar kehilangan sosok seorang Jordi.

Tidak ada lagi ucapan selamat pagi, semangat, atau pun ungakapan sayang lainnya. Dan selama itu pula Frislly merasa tidak bersemangat menjalani hari-harinya. Bahkan untuk sekedar beraktivitas sehari-hari pun ia merasa enggan. Frislly menjadi lebih banyak murung dan mengurung dirinya di dalam Kamar. Keluar sewaktu-waktu ketika ia ingin makan saja.

Yang dia lakukan setiap harinya hanya tidur, makan pun jika memang dia sedang berselera, membaca buku, atau menonton drama Korea dengan tujuan agar ia bisa meluapkan kegundahan yang ada dihatinya saat ini. Supaya ketika saat ditanya kenapa menangis ? Dia bisa beralasan karena merasa tersentuh hatinya dengan drama yang sedang dia tonton. Ide yang bagus bukan ? Pikirnya.

Kontak Jordi benar-benar tidak bisa dihubungi sama sekali. Sudah tak terhitung berapa ratus kali Frislly menghubunginya, namun tidak ada tanda baik apa pun. Dia juga sudah menghubungi melalui berbagai macam media sosialnya, tapi hasilnya tetap nihil. Tidak ada respon apa pun atau info yang dia dapatkan.

Frislly benar-benar kehilangan jejaknya Jordi. Bahkan pikirannya benar-benar sedang kalut, sampai dia tidak sadar jikalau dirinya tahu dimana Jordi tinggal, dan dimana perusahaannya Jordi. Mungkin jika dia sadar sepenuhnya pasti sudah dia cari dari awal, tapi saat ini logikanya sedang bertolak belakang dengan dirinya sendiri.

Setiap Mama atau pun adiknya bertanya kenapa, dia selalu saja menjawab tidak apa-apa, semua baik-baik saja. Tapi jauh dari dalam hatinya jelas dia sedang tidak baik-baik saja.

Tok... Tok.. Tok...

Fahsya mengetuk pintu Kamar Frislly.

"Kak, aku boleh masuk ?" Tanyanya.

"Masuk aja Dek, gak dikunci kok." Jawab Frislly dengan suara yang lemah tidak seperti biasanya.

Ceklek !

"Turun yuk, makan malem dulu suruh Mama." Ajak Fahsya.

"Kak, Kakak beneran baik-baik aja kan ?" Lanjutnya. Dia merasa iba melihat keadaan Kakaknya saat ini.

"Kakak baik-baik aja kok. Emang kenapa ? Hemm." Tanya Frislly dengan memasang wajah seakan dia baik-baik saja.

"Aku gak yakin kalo Kakak baik-baik aja." Ujar Fahsya.

"Beneran Kakak fine Dek. Udah Adek turun duluan ntar Kakak nyusul." Suruh Frislly dengan senyum yang dipaksakan.

"Yaudah kalo gitu. Tapi langsung turun ya, ditungguin Mama." Pesan Fahsya.

Fahsya menutup kembali pintu Kamar Frislly dan berlalu turun menuju ruang makan.

Selang berapa menit, Frislly pun keluar dari Kamar dan bergabung di Meja makan bersama Mama dan Adiknya.

"Akhirnya turun juga kamu Kak." Ujar Mama Fari.

"Kan Kakak laper Mam, makanya turun. Hehehe." Jawab Frislly dengan kekehannya yang khas.

Sebenarnya dia sama sekali tidak ingin makan, bahkan sekarang benar-benar tidak berselera. Hanya saja dia tidak ingin membuat orang-orang rumah khawatir dengan dirinya.

"Kak." Panggil Mama Fari.

"Emmm iya Mam." Jawab Frislly.

"Kakak sama Kak Jordi baik-baik aja kan ?" Tanya Mama Fari tiba-tiba.

"Hah. Emmm, kita baik-baik aja kok Mam. Kenapa ?" Tanya Frislly balik.

"Nggak, cuma udah beberapa waktu ini kok Mama jarang liat kamu keluar sama Kak Jordi. Biasanya kan Kak Jordi dateng kesini cuma sekedar buat ketemu kamu. Atau ngajakin kamu jalan-jalan kalo dia lagi gak sibuk." Jelas Mama Fari.

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang