32- Roro jingkrak

3K 606 133
                                    

Makan malam yang Nadine bicarakan benar terjadi. Saat ini kedua keluarga dipertemukan dan makan bersama dengan perasaan hangat dan suasana yang penuh kekeluargaan. Lain halnya dengan dua anak manusia yang duduk saling berhadapan.

Abizar makan dengan wajah masam tanpa ekspresi. Begitu juga dengan Nadine yang menatap enggan makanan dihadapannya. Nadine tiba-tiba menginginkan makanan dari piring Abizar yang sedang lelaki itu acak-acak dengan sendok yang dipegangnya

"Zar, makanan kamu buat aku yah?" Pintanya dengan terpaksa

Abizar menoleh dan mendorong piringnya kehadapan Nadine tanpa mendebat, lalu menarik kembali piring dihadapan Nadine

"Enak makanannya?" Tanya Sanya, orang tua Nadine

Nadine mengangguk "Abizar pinter pilih makanan kan Ma?"

"Tapi kayaknya Abizar gak terlalu menikmati makanannya" ujarnya lagi "Kenapa nak? Padahal kamu makan ditemenin sama cewek cantik"

"Kayaknya kecantikan Nadine gak berpengaruh buat Abizar" celetuk Banu

Rayi, papa Abizar membela putranya. Menyangkal dengan mengatakan "Abizar cuma gak bisa ekspresiin perasaannya. Tapi dia anak yang cukup baik perlakuin tunangannya."

"Terus, siapa Gea?" Tanya Sanya membuat kepala Abizar terarah pada calon ibu mertuanya itu "Nadine pernah cerita beberapa kali tentang nama itu."

"Dekat?" Beo Rayi "Itu pasti cuma kesalahpahaman doang. Biasalah, masalah kayak gitu kan sering terjadi dikehidupan pasangan muda."

"Mungkin mama salah denger" Banu ikut membela "Abizar kan cowok idaman semua cewek. Jadi Nadine harus bener-bener jagain calon suaminya dengan baik."

Sanya melayangkan protesnya pada sang suami membuat lelaki itu menunduk kembali makan.

"Papa bener Ma." Nadine tersenyum dan menatap sang papa mertua di samping Abizar "Nadine minta maaf karena lancang. Tapi Nadine mau putusin Pertunangan Nadine sama Bizar, gimana caranya?"

Kedua keluarga yang medengar itu semua kaget bukan main, tidak terkecuali Abizar yang merasa aneh dengan keputusan Nadine yang tiba-tiba

"Kalian ada masalah?" Tanya Banu "Bicarsin dulu jangan kayak gini. Nadine"

"Apa cukup cuma dengan bilang kayak gini didepan kedua orang tua?" Nadine tak mengindahkan peringatan sang papa "Atau aku harus balikin cincin tunangan juga?"

"Kamu bahkan gak pake cincinnya" tunjuk Abizar pada tangan Nadine yang kosong

"Kekecilan, jari aku memar jadinya. Tapi ada kok, kalo butuh aku bisa nyuruh seseorang buat ambil." Jawab Nadine tenang

"Kok bisa kekecilan? Kan baru bulan lalu diganti" heran Sanya

Nadine tidak bisa mengatakan jika dirinya hamil kan pada sang mama?

"Tuhkan, udah gak jodoh. Buktinya cincin aku gak muat. Jadi batalin aja pernikahan aku dan semua acara yang melibatkan pernikahan" putus Nadine mantap

"Bizar ajak Nadine pulang. Ada yang mau kedua orang dua ini bahas" sindir Banu yang langsung Abizar turuti dengan berdiri dari duduknya dan mengajak Nadine serta

***

"Aku udah bilang hal yang sempat  kamu minta dihari tunangan kita, dan hsl yang gak bisa kamu omongin. Jadi sisanya terserah kamu" ujar Nadine saat mereka sudah diluar

"Pasti ada alasannya kan?"

"Aku cuma pengen liat kamu terluka. Itu aja"

"Lo lebih buruk dari yang gue kira" desis Abizar tak menyangka

[BUKAN] Couple Goals 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang