31- Lord Valdemort

3K 648 172
                                    

Gea menatap pantulan dirinya didepan cermin toilet. Helaan napas berat Gea hembuskan saat melihat penampilan dirinya sendiri yang sangat kacau, itu menurutnya. Bagaimana tanggapan orang-orang yang melintasinya tentang Gea?

Pintu toilet terbuka. Gea dapat melihat pantulan Zidni yang berdiri diambang pintu sebelum masuk dan menutup kembali pintu toilet tersebut

"Kenapa?" Tanya Gea

"Gue bantu beresin lo." Zidni tersenyum dan mulai membantu Gea membersihkan rambut gadis itu "Lo bener-bener kotor. Mau gue cariin baju ditoko depan?"

"Gak usah, gue abis ini mau ke butik temen gue aja."

"Ditoko depan murah Gea, jangan buang duit beli dibutik segala."

"Siapa bilang beli? Gue mau pinjem." Gea menoleh

"Lo gapapa?" Tanya Zidni

"Hm"

"Beneran gapapa?"

"Hm"

"Lo gak banyak berubah" Zidni mencuci tangannya dengan air yang mengalir "Selalu simpen semuanya sendiri. Bener-bener gak berubah, padahal kita temenan udah lama."

"Gue berubah. Banyak" jawab Gea meluruskan "Gue selalu insomnia, tidur nyenyak jadi hal yang paling berharga buat gue"

"Gue juga. Gue bahkan harus minum obat tidur kalo mau cepet tidur"

Gea tersenyum "Kadang gue nangis semaleman kayak orang gila. Kadang, gue gak keluar rumah berhari-hari karena terlalu takut. Gue berubah. Gue bukan orang yang lo kenal dulu lagi. Gue udah hancur."

Zidni yang mendengarkan cukup tercengang mendengar ucapan Gea. Bahkan saking terkejutnya Zidni diam saja saat Gea membuka pintu, yang rupanya berdiri Refi didepan toilet, menyodorkan tissu basah pada Gea

"Gue kayaknya sakit" ujar Gea pada Refi saat menerima uluran tisu basah pemberian lelaki itu "Gue ngerasa aneh gak berujung. Gue gak mau ngelakuin apapun, dan gue ngerasa kayak sesuatu dalam diri gue hancur, gue ngerasa kayak sesuatu neken dada gue dan rasanya nyebelin banget dan gue ngerasa sedih. Gue harus gimana?"

***

Nadine menutup pintu kamar Abizar dan menyandarkan punggungnya pada pintu tersebut. Abizar yang sedang merias dirinya didepan cermin tak menoleh barang sedikitpun karena tahu siapa pelakunya

"Kita harus bicara" ujar Nadine

"Ngomong aja."

"Orang tua ku dalam perjalanan ke jakarta buat makan malam kaluarga sama keluarga kamu"

Abizar menoleh "Oke"

"Dan kita harus pura-pura baik-baik aja lagi didepan mereka?"

"Itu yang mereka mau liat."

"Aku gak peduli yah kamu suka sama siapa dan kalo kita gak nikah pun aku bener-bener gak peduli." Ujar Nadine "Pertunangan kita gak ada hubungannya sama itu, tapi berkaitan sama dua perusahaan yang kedua ayah kita bangun. Kamu bisa prediksi berapa kerugian perusahaan papa kamu kalo pertunangan kita batal?"

"Apa lo baru ancam gue?" Tanya Abizar tak percaya, lalu terkekeh geli

"Itu tergantung gimana kamu nangkepnya." Nadine bersidekap dada "Bukannya kamu harus baik-baik sama aku disaat kayak gini?"

"Gue bertahan sama lo selama ini apa kurang baik?" Abizar menatap Nadine didepan sana "Gue bilang kan kalo lo boleh tinggalin gue kalo emang gak suka gue suka sama cewek lain?"

Nadine menunjukkan smirknya "Aku bener-bener penasaran gimana reaksi gadis itu kalo tau sikap kamu yang gak manusiawi ini?"

"Jangan sentuh dia kalo lo masih pengen hidup" ancam Abizar "Gue bener-bener gak bakal ampunin lo kalo lo bener-bener sentuh atau sakitin dia."

[BUKAN] Couple Goals 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang