Pasti banyak banget typo.
Gak sempet periksa karena kena musibah. Jadi semoga masih layak buat dibaca***
Setelah lelah menangis, Gea tertidur. Gadis itu baru bangun setelah 6 jam terlelap diatas ranjang
"Baru bangun lo?"
Gea mengucek matanya sebelum menjawab Sarah "Lo belom pulang?"
"Hm. Gak sekalian nanti bangunnya? Bentar lagi maghrib tanggung"
"Omongan lo kayak mama"
"Lo kayaknya bisa deh tidur seharian" ujar Sarah dengan donat dipangkuannya
"Bisa. Kalo gue mau ya bisa" Gea menyingkap selimut ditubuhnya dan berjalan kearah Sarah hanya untuk mengambil donat topping keju yang sudah Sarah sisakan
"Sikat gigi dulu orang mah bangun tidur" ledek Sarah
Gea berjalan kearah kaca dan nyengir disana, mengabsen giginya dengan lidah sebelum akhirnya menggigit donat yang ia jadikan cincin dijari tengahnya
"Kenapa?" Tanya Sarah
"Gue mimpi gigi gue copot, cuma rasanya kek nyata, mangkanya gue ngaca buat konfirmasi" jawab Gea
Sarah menelan donatnya dengan kesusahan "Beneran?"
"Iya." Gea menoleh "Katanya kalo mimpi gigi copot itu tanda kalo bakal ada yang meninggal yah?"
"Jangan percaya yang kayak gitu, mimpi cuma bunga tidur doang. Bisa jadi karena lo terlalu stres"
"Mama dimana?" Tanya Gea. Gadis itu tidak bisa membiarkan dirinya gelisah tak jelas jika belum melihat Andine.
"Dibawah"
Gea berlari keluar kamar dan berjalan cepat kelantai bawah "Ma! Mama!"
Gea membuka pintu kamar Andine dan menemukan wanita itu baru saja selesai mandi "Apa?" Tanya Andine. Gea malah mendekat dan memeluknya
"Kenapa?" Tanya Andine
"Adek mimpi gigi adek copot, Ma"
Andine terkejut untuk sesaat "Jangan terlalu dipercaya, kan cuma mimpi."
"Tetep aja Adek belom tenang kalo belom liat mama"
"Sekarang udah tenang?" Dalam pelukannya Gea mengangguk "Sana keluar, mama mau pake baju"
"Adek mau nelpon mamas." Gea meraih ponsel Andine diatas ranjang dan membawanya keluar seraya mendial nomor Rion "Mamas, dimana?"
"Dirumah. Why?"
"Mamas gapapa?"
"Sedikit stres tapi gapapa, bentar lagi gila"
"Gapapa kalo gila, asal jangan mati. Adek tutup"
Gadis itu tersenyum lega entah karena apa setelah memastikan jika keluarganya baik-baik saja. Mungkin apa yang Andine dan Sarah katakan benar, jika Gea hanya sedang stres dan itu hanya bunga tidur tanpa arti apapun
"Tapi kenapa gue ngerasa masih ada yang janggal yah?" Gumamnya "Apa?"
Pintu utama terbuka cukup kuat membuat Gea terlonjak dan menemukan Cila berlari kearahnya dengan napas memburu dan wajah basahnya
"Kenapa?" Gea menghampiri gadis itu "Kok nangis?"
"Kenapa lo gak angkat telponnya?"
"Hp gue dikamar. Ada apa?"
Sarah yang membawa turun ponsel Gea berhenti dibeberapa anak tangga saat melihat Cila sudah berdiri dihadapan Gea. Yang dilakukan Sarah hanya menangis dalam diam dengan meremas ponsel Gea kuat dalam genggamannya
KAMU SEDANG MEMBACA
[BUKAN] Couple Goals 2
Fiksi RemajaSequel [Bukan] Couple Goals "Lo kenapa sih marah-marah mulu?" "Hormon" "Hello, lo tiap hari marah-marah, itu haid apa pendarahan?" Seru Geri pelan Gea nyengir "Lo kan tau, gue sambil berak aja bisa kerja" "Bukan berak, tapi pup" koreksi Geri "Apa be...