43- Dijodohkan?

2.9K 578 190
                                    

Gea menarik tangannya dalam genggaman Geri membuat langkah kaki lelaki itu berhenti

"Maafin gue"

Geri menoleh kebelakang dan melepaskan tangan Gea dalam genggamannya "Buat apa?"

"Karena gak sadar ternyata selama ini lo kesulitan. Maaf"

Geri diam

"Gue cuma tau karir lo lancar, lo sehat dan lo tumbuh tinggi dengan baik. Jadi gue fikir lo baik-baik aja" Gea menunduk "Gue fikir selama ini gue yang hidupnya gak baik-baik aja."

Geri masih diam mendengarkan, sampai akhirnya Gea kembali bersuara

"Gue minta maaf Geri" sesal Gea

"Gak perlu ngerasa seburuk itu. Ini bukan salah lo"

"Gimana bisa gue berfikir kayak gitu Ger?" Gea menatap lelaki itu "Ini semua karena kejadian dulu kan?"

"Lo gak lupa kalo semuanya karena gue kan? Gue yang mulai, ini bukan salah lo."

"Tapi kalo gue dengerin lo dan lebih memahami lo lagi, gue gak bakal ninggalin lo gitu aja dan lo gak akan kesakitan kayak gini" kekeh Gea "Lo bener. Gue terlalu manja buat tau kesakitan lo. Abisnya lo juga yang gak mau nunjukkin sisi kesusahan lo ke gue, lo selalu dateng ke gue dengan senyum lebar. Jadi gak salah dong waktu gue nyangka hidup lo baik-baik aja?"

Tangan Geri terulur mengusap kepala Gea pelan.

"Semangat yah" Gea kembali bersuara

Geri tersenyum kecil, tak menjawab

"Kenapa?"

"Lo berusaha hibur gue sedangkan lo sendiri keliatan kayak gak baik-baik aja?"

"Gue baik-baik aja"

"Sejak kapan?" Tanya Geri penuh maksud dengan tangan terus mengusap kepala gadisnya

"Apa?"

"Sejak kapan lo tau gue kayak gini?"

Kali ini Gea yang diam. Sebenarnya Geri tidak begitu menyadari perubahan Gea selain gadis itu yang terlihat selalu ingin dengannya dan selalu menggenggam tangannya.

Namun tiba-tiba saja saat Gea menanyakan kondisinya direstoran tempat mereka makan kemarin dengan teman-temannya terlintas dibenak Geri, akhirnya membuat lelaki itu bertanya-tanya, apakah Gea mengetahuinya?

Siapa manusia kurang ajar yang memberitahu Gea masalahnya?

"Amanda" panggil Geri yang Gea hiraukan "Denger gue"

Gea menatap Geri namun tidak mengatakan apapun.

"Gue gak peduli lo tau atau nggak, dan gue gak bakal ngomong banyak hal tentang kenapa gue ngomong gini. Lo bisa ngangguk kalo lo emang teu gue kenapa"

Geri menatap Gea dengan intens, dan napasnya tercekat saat kepala didepannya bergerak mengangguk dua kali

Lelaki dengan kemeja navy yang tangannya digulung hingga siku itu menghela napas pelan.

"Tolong bilang ini" Geri kembali bersuara "Semuanya bakal baik-baik aja. Gue bakal terus sama lo. Tolong bilang itu ke gue. Bilang kalo gue bisa lewatin semua ini dan bilang juga kalo setelah ini semuanya bakal baik-baik aja"

Gea tidak salah lihat jika matanya menangkap sesuatu yang jatuh dari mata sebelah kanan Geri, lalu mata satunya?

"Nda" suara Geri melirih dan sedikit gemetar "Gue capek"

Melihat Geri menangis air mata Gea ikut turun. Gadis itu merentangkan kedua tangannya seraya mendekati Geri dengan senyum sendunya

"Sini. Gue peluk" suara Gea ikut melirih karena menahan tangisnya "Lo butuh ini kan dari kemaren? sini. Tumpahin semuanya ke gue. Mulai sekarang lo gak perlu berusaha keras sendirian, ada gue. Mulai sekarang berenti bohong, oke. Lo bisa lawatin ini karena gue bakal bantu lo."

[BUKAN] Couple Goals 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang