Tubuh Sella terpelanting saat seseorang yang sejak tadi menyeretnya membantingnya kedalam sebuah ruangan. Sella yang sebelumnya pingsan kembali menghela napas saat lagi-lagi ia terbangun ditempat yang tak ia ketahui.
Sudah tiga hari sejak Abizar membawanya pergi, dan mengurungnya disebuah gedung yang mirip seperti apartemen, namun lebih kecil dan sedikit usang. Sedangkan kamar yang kini Sella tempati sedikit lebih manusiawi, meskipun hanya ada lemari kecil juga kasur single bad dipojok ruangan. Tapi setidaknya tempat itu bersih.
Dan sejak tiga hari lalu pula lah yang dilakukan Sella hanya menangis dengan memeluk lututnya sendiri, hingga tak ada lagi air mata yang keluar seakan-akan air matanya habis selama tiga hari terakhir. Berbagai jenis makanan yang dipersiapkan untuknya tidak sedikitpun Sella sentuh, gadis itu lebih memilih menahan rasa laparnya daripada harus menyantap makanan yang mungkin saja Abizar bubuhkan racun didalamnya. Dan karena itulah Sella sempat tak sadarkan diri karena menahan rasa laparnya, namun meskipun begitu Sella hanya meminta segelas air putih saat bangun, dan kembali menolak saat diberi makanan.
"Mau sampe kapan lo nolak makanan yang gue kasih?"
Tubuh Sella bergetar hanya karena mendengar suara Abizar dihadapannya. Kepala Sella tertunduk sampai menempel pada kedua lututnya, menolak menatap Abizar yang Sella yakini sedang menatapnya sekarang
"Gue gak niat bunuh lo, jadi gak bakal gue kasih racun didalemnya."
Kedua tangan Sella bergerak menutupi telinganya sendiri, ia enggan mendengarkan apa yang Abizar katakan
"Aaaah"
Kepala Sella terpaksa mendongak saat Abizar meraih belakang kepalanya dan menjabak rambut gadis itu cukup kuat. Sorot matanya menunjukkan ketidaksukaannya pada pembrontakan yang Sella lakukan
"Lo mulai gak sopan sama gue." Desis Abizar "Kalo diajak ngomong itu jawab, bukan diem. Lo bahkan gak liat lawan bicara lo."
Sella menatap manik mata coklat terang milik Abizar dengan pandangan kosong miliknya. Melihat Abizar membuat Sella muak, karena selalu mengingatkannya pada hari itu. Hari dimana Sella meminta pada tuhan agar nyawanya diambil saja.
"Apa? Lo marah karena gue nidurin lo waktu itu? Atau lo marah karena yang lo mau itu Geri, bukan gue?"
Sella memejamkan matanya, namun Abizar memaksa membuka mata gadis itu dengan jari tangannya
"Kita udah sepakat buat jebak mereka bareng-bareng, dan lo juga setuju sama usul gue. Kenapa disaat gue ajak, lo malah nolak? Lo khianatin gue." Abizar mendorong kepala Sella. Sella yang tidak menerima asupan apapun selain air putih, yang mengakibatkan tubuhnya lemas akhirnya meluruh dilantai.
"Lo udah setuju sama syaratnya, lakuin semua perintah gue. Terus sekarang kenapa lo marah?"
"Gue udah setuju." Sella membuka suaranya. Selama tiga hari ini Sella membungkam mulutnya rapat-rapat, dan kali ini ia membalas ucapan Abizar "Gue udah dateng kesana dan bantu lo lancarin rencana gila lo. Tapi, ini balasan lo?"
"Karena lo khanatin gue."
"HARUSKAH LO NIDURIN GUE BANGSAT!"
Abizar terkekeh pelan dan menatap Sella yang kini kembali menangis dengan sorot jenaka "Jadi karena itu lo mogok makan, mogok ngomong dan gak pernah tatap mata gue?"
"Seharusnya gue jangan percaya sama lo." Sella terisak
"Hm, seharusnya lo jangan percaya sama gue. Karena semua yang gue bilang itu bohong."
"Lo udah rencanain semuanya kan?" Tuduh Sella "Lo udah punya niatan buat nidurin gue malam itu, mangkanya lo kasih syarat yang gak masuk akal?"
"Semuanya itu harus diperhitungkan dengan baik, Sella." Abizar mengelus kepala Sella, yang langsung gadis itu tepis dan melempar tatapan mematikan pada Abizar
![](https://img.wattpad.com/cover/222020813-288-k495505.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BUKAN] Couple Goals 2
Roman pour AdolescentsSequel [Bukan] Couple Goals "Lo kenapa sih marah-marah mulu?" "Hormon" "Hello, lo tiap hari marah-marah, itu haid apa pendarahan?" Seru Geri pelan Gea nyengir "Lo kan tau, gue sambil berak aja bisa kerja" "Bukan berak, tapi pup" koreksi Geri "Apa be...