"Kita udah berentiin pengobatan lo dari tahun lalu."
"Dok, ayolah" rayu Gea "Kali ini aja. Lo tau kan sebutuh apa gue sama obat itu?"
"Mau sampe kapan lo terus gini Ge? Lo masih muda. Jangan berfikiran pendek"
Gea tersenyum "Harapan gue, cuma jadi ibu rumah tangga dan jadi seorang istri. Pemikiran itu lahir sejak gue masih pake seragam putih-merah, gue fikir itu harapan standar buat gue. Tapi ternyata, harapan itu terlalu tinggi buat gue."
"Ge!"
"Mungkin gue bakal jadi pendeta." Gea tersenyum "Gue bakal jadi perawan tua, kaya apa yang tetangga gue bilang akhir-akhir ini."
Dokter wanita bernama Akina dihadapan Gea menghela napas panjang dan menyentuh punggung tangan Gea diatas meja "Gue paham, tapi obat gak bantu apapun. Solusinya ada di diri lo sendiri. Jangan siksa diri lo kayak gini Ge. Gue mohon. Tiga tahun waktu yang cukup lama, nggak, lama banget. Udah saatnya lo berentiin semuanya sekarang"
Mendengar itu Gea tersenyum "Gue gak bisa. Jadi, gue mohon sama lo. Tolong Kin. Oke gue janji ini yang terakhir.
***
Gea mendorong pintu kaca dihadapannya dan tersenyum pada apoteker yang menyambutnya.
"Ada yang bisa saya bantu mbak?" Sapanya
Gea mengeluarkan secarik kertas dari dalam tasnya. Resep obat yang akhirnya Akina berikan padanya.
"Gue bakal kasih resep obat yang lo minta. Tapi janji, ini yang terakhir. Setelah ini, lo harus bisa terima apa yang terjadi. Ngerti?"
***
Geri mematut dirinya didalam cermin untuk kesekian kalinya.
Kaos oblong putih yang dipadukan celana krem selutut. Itupun Geri pilih dengan asal, sangat asal. Mengambil celana juga kaos dari tumpukan baju teratas.
Tangan kanannya membuka laci dimana koleksi jam tangan tertata rapi didalam sana, dan pilihannya jatuh pada jam tangan hitam yang Gea belikan saat mendapat gaji pertama, sebagai editor
Ponselnya yang sejak tadi tergeletak diatas ranjang berdenting tiada henti, dan itu pasti dari Sella. Karena jika dari Gea, gadis itu pasti sudah menelpon dan mengomel karna pesannya tak dibalas disaat Geri sedang online
Begitu jam tangan terpasang ditangan kirinya, Geri meraih dompet, kunci mobil dan terakhir ponselnya yang tergeletak. Dan benar, rentetan pesan dari Sella menyapanya.
Arsella Maharani
Gue udah disini.Arsella Maharani
Jangan sampe dibatalin lagiArsella Maharani
Gue udah gak bisa nahan lagiArsella Maharani
Kalo sampe iya, lo tau apa yang bakal gue lakuinArsella Maharani
Bahkan mungkin, lebih dari apa yang lo fikirin sekarang.Arsella Maharani
Jadi, usahain tepatin janji loArsella Maharani
Karna cowok itu yang dipegang omongannya, bukan janjinyaArsella Maharani
Lo dimana sekarang?Geri Nugraha
Dijalan, macet, sabar"Gue ngajarin lo caranya dapet pahala Sell. Semakin banyak sabar lo, semakin banyak pahala yang lo dapet. Bahkan cuma dalam kurun waktu satu malam" gumam Geri dan melenggang keluar dari kamarnya, berjalan menuruni tangga memutar rumahnya, lalu berbelok menuju bagasi
KAMU SEDANG MEMBACA
[BUKAN] Couple Goals 2
Dla nastolatkówSequel [Bukan] Couple Goals "Lo kenapa sih marah-marah mulu?" "Hormon" "Hello, lo tiap hari marah-marah, itu haid apa pendarahan?" Seru Geri pelan Gea nyengir "Lo kan tau, gue sambil berak aja bisa kerja" "Bukan berak, tapi pup" koreksi Geri "Apa be...