"Gue masih ada beberapa pasien lagi. Mungkin baru bisa temuin lo abis dzuhur nanti"
Gea mendengus jika mengingat ucapan Geri ditelpon, satu jam lalu.
Mereka berjanji untuk bertemu setelah dua bulan tak absen wajah karena kesibukan masing-masing.
Maklum, sekarang Geri menjadi seorang dokter muda yang bertugas dirumah sakit Ayahnya sendiri. Sudah hampir 3 tahun cowok itu mengabdi disini, dan tak jarang aksi 'kencan' mereka harus terhambat karena Geri yang harus menangani pasiennya.
Sedangkan Gea sendiri sekarang menjadi seorang penulis komik. Dan bekerja disalah satu redaksi penerbit sebagai editor, juga dikontrak selama satu setengah tahun disalah satu penerbit besar lainnya sebagai penulis komik.
Dan setiap bulannya Gea harus berhasil membuat satu komik. Namun selain itu Gea juga aktif menulis dimedia sosial, entah itu blog pribadi, atau aplikasi cerita bergambar ataupun berbayar
Gadis itu sudah pernah ditawari oleh salah satu perusaan film, untuk membuat kartun yang nantinya akan ditayangkan ditelevisi, namun Gea menolak dengan alasan pekerjaannya sudah cukup banyak. Takutnya Gea mati muda kalo diambil semua.
Jika ditanya bagaimana bisa Gea menjadi seorang penulis, Gea tak memiliki jawaban apapun atas pertanyaan tersebut.
Namun jika ditanya, siapa yang membuatnya bisa menjadi penulis, jawabannya jelas,
Rian
Dulu, saat masih SMA, Rian pernah memberi tahu gadis itu. Dia bilang...
'Kalo lagi overthinking, atau ada fikiran negatif, jangan dipendem! Marah, sedih, bingung, keluarin aja. Lo bisa cerita ke orang lain, kayak gini. Atau bisa juga coret coret kertas, gambar apapun itu yang penting lo keluarin'
Dan sejak saat itu, Gea mulai menggerakkan tangannya untuk menggambar asal. Sampai akhirnya menjadi sebuah hobi barunya, selain membaca
Bisa dibayangkan sebanyak apa masalah yang Gea jalanin sampe ke bikin banyak komik?
Sebenarnya, cita-cita Gea sendiri adalah menjadi seorang pengacara. Namun itu terlalu tinggi, untuk Gea yang memiliki kaki kecil
Begitulah yang selalu Geri ucapkan jika cewek itu menyinggung soal cita-citanya yang ingin menjadi seorang pengacara.
Gadis yang memakai baju hitam panjang dengan rok sepaha juga bandana kain tersebut kembali melirik jam di pergelangan tangannya.
Jam pemberian Geri saat ulang tahunnya bulan lalu.
Ini sudah melenceng lebih dari jadwal bertemu mereka. Geri bilang akan menemuinya habis dzuhur kan? Tapi sekarang sudah hampir jam 4! Dan itu artinya Gea sudah menunggu lebih dari jam 3 dikantin rumah sakit!
Gadis itu menggeram marah dan menusuk-nusuk bakso diatas meja menggunakan garpu dengan beringas. Menyalurkan hasrat ingin membunuh Geri, pada bakso tak berdosa diatas meja.
Napsu makannya sudah lenyap entah kemana. Membuat Gea tak menghabiskan mangkok bakso keempatnya, dan lebih tertarik untuk menyiksanya saja.
"15 menit lagi gak dateng, gue utus joshua sama sanak saudaranya nakut-nakutin tuh manusia, sampe putus napasnya gak peduli gue" desisnya tajam
Mata tajam Gea menyorot lurus kedepan, menatap seseorang yang berjalan kearahnya dengan menenteng tas hitam ditangan kanannya
Tusukan pada baksonya semakin sadis saat seseorang tersebut semakin mendekat kearahnya.
"Amanda, nunggu lama yah? Sorry" seseorang tersebut mencium kepala Gea sebentar dan duduk di hadapannya. Meletakkan tas hitam miliknya diatas meja disusul dengan membuka jas putih kebesarannya untuk diletakkan diatas tasnya sendiri

KAMU SEDANG MEMBACA
[BUKAN] Couple Goals 2
Ficção AdolescenteSequel [Bukan] Couple Goals "Lo kenapa sih marah-marah mulu?" "Hormon" "Hello, lo tiap hari marah-marah, itu haid apa pendarahan?" Seru Geri pelan Gea nyengir "Lo kan tau, gue sambil berak aja bisa kerja" "Bukan berak, tapi pup" koreksi Geri "Apa be...