50- Rip joshua

2.5K 562 101
                                    

Gea duduk memeluk lututnya sendiri dengan mata yang memandang kosong kolam renang yang tenang dihadapannya.

Isakan gadis itu terdengar kencang sejak pagi menjelang hingga kini hampir dzuhur. Bibirnya bergetar karena terisak, matanya bengkak karena air mata dan penglihatannya mengabur karena air mata.

"Ikhlasin"

Isakan Gea semakin kencang mendengar perintah tersebut, membuat seseorang yang menyuruhnya ikhlas itu kini berjongkok dihadapan Gea

"Gue cariin yang lain, mau?" Tawarnya

Gea menggeleng pelan dan menatap Rion yang menatapnya khawatir "Lo fikir gampang buat gue cari yang lain? Gue udah sayang banget sama dia, mana tega gue ganti sama yang lain."

"Tapi sekuat apapun lo nangis gak bakal bisa buat dia balik lagi, lo harus ikhlas."

"Lo bisa ikhlas kalo diposisi gue?" Tanya Gea "Lo mau gantiin dia sama yang lain? Lo sanggup kehilangan dia dengan cara kayak gini, lo mau?"

Rion mengatupkan bibirnya "Gak perlu sesensitif ini, Dek. Gue beliin yang baru yah, yang jenisnya sama"

"Lo masih gak ngerti sama maksud gue?" Kesal Gea

"Lo punya banyak kucing kenapa harus nangis kek orang gila kayak gini cuma karena joshua mati?" Rion ikut kesal "Dia udah terlalu tua buat terus hidup."

"Dia pemberian papa" suara Gea melemah, namun tidak dengan tangisannya

"Terus lo mau apa kalo joshua itu mati sekarang?" Tanya Rion "Nangis sampe jungkir balik juga gak bakal bisa buat kucing itu hidup lagi. Dia udah mati."

Gea kembali terisak dengan memeluk kedua lututnya kian erat dari sebelumnya.

Andine hanya bisa menyaksikan perdebatan keduanya melalui pintu kaca yang menghubungkan ruang tamu dengan kolam renang, tidak berani mendekati mereka.

Andine tau jika putrinya itu sedih karena joshua, kucing kesayangannya mati subuh tadi karena radang telinga. Namun Andine tak menyangka efek meninggalnya joshua akan sangat dahsyat bagi Gea.

Sejak pertengkarannya dengan Geri dua hari lalu Gea tak berhenti membuat Andine khawatir. Entah itu dengan mogok bicara, mengurung diri dikamar, bermusuhan dengan nasi dan sekarang menangis seperti orang gila karena joshua mati.

Andine merasa sudah tidak bisa menghadapi putrinya lagi, itukah sebabnya ia memanggil Rion dan menyuruh lelaki itu untuk menenangkannya. Namun bukan menenangkan, sejak tadi yang Rion lakukan justru memarahi gadis malang itu

"Berenti hidup kayak pecundang kayak gini, dek. Lo gatau semenggila apa mama karena khawatir sama lo?" Suara Rion kembali terdengar, masih dengan nada yang sama, kesal.

Rion memegang kedua pundak Gea membuat gadis itu menatap sang abang. Wajah Rion blur karena tersamarkan oleh air mata dipelupuk matanya. Satu butir air mata turun menyebrangi pipi Gea, yang langsung Rion hapus dengan ibu jarinya.

"Lo ada masalah?"

Gea memandang Rion tanpa berkedip, napasnya memburu dan sebutir air mata kembali jatuh dari mata kirinya, lalu mata yang satunya.

[BUKAN] Couple Goals 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang